31. Pecah

755 34 0
                                    

Alhamdulihah acara resepsi hari ini berjalan dengan lancar, tamu-tamu undangan pun dijamu dengan sangat baik, Papah mertua sengaja menyewa organ tunggal untuk hiburan para tamu undangan. Acara sangat meriah, gue sangat bahagia, makasih ya suami.

Sahabat-sahabat Ilham begitu solid, menemani Ilham dari pagi sampai hari menjelang malam, mereka masih stay di rumah kami. Tidak lupa Anindya pun hadir bersama suami, dan dua anak kembarnya, walaupun Anindya tidak bisa lama-lama, tidak masalah, yang penting dia bisa hadir. Gue sangat memaklumi kerepotan Anindya yang harus sambil menjaga dua anaknya yang masih kecil.

"Abang..."

"Iya sayang, kenapa? Adek capek?" Kami berdua masih duduk di pelaminan.

"Kita di sini cuma sampe maghrib kan? Malem nya cuma Acara hiburan aja?"

"Iya, Acara nanti malem cuma hiburan aja"

"Kaki aku pegel banget"

"Nanti malam abang pijitin"

"Beneran ya?"

"Ya beneran, masa abang bohong"

Suara adzan maghrib pun terdengar, ibu segera membantu gue untuk turun dari atas pelaminan, masuk ke rumah, diantar sampai ke kamar. Tak lama Ilham menyusul, Ilham langsung mandi dan sholat maghrib lebih dulu, katanya di bawah ada temen-temen nya dari luar kota baru tiba.

"Adek, abang tinggal ya?"

"Iya abang, nanti minta tolong panggilin Rima ya"

"Iya sayang, jangan buru-buru tidur, pokoknya tungguin abang dulu"

"Ih emang kenapa? Kalo aku ngantuk gimana?"

"Katanya kaki Adek pegel, kalo adek tidur duluan, ngga jadi abang pijitin dong"

"Iya ya, tapi abang jangan terlalu malem balik ke kamar nya"

"Iya sayang ku"

Rima datang setelah dipanggil oleh Ilham, gue mau minta tolong buat bukain hiasan di kepala.

"Kak, kakak bahagia?" Tanya Rima.

"Kenapa kamu tanya gitu?" Rima diam, kemudian dia malah memeluk gue sekilas.

"Aku seneng kalo kakak bahagia, selamat atas pernikahan nya ya kak? Semoga kakak dan kak Ilham selalu diberi kebahagian, sakinah, mawadah, warohmah"

"Amin, makasih adik kakak yang cantik buat doa nya"

"Tante Romlah udah bener-bener baik kan sama kakak?"

"Kamu bisa liat sendiri kan gimana mamah yang sekarang, kakak bahagia dek, kamu ngga perlu khawatir"

"Syukurlah kalo gitu, aku ke bawah ya kak"

"Iya, makasih udah bantuin kakak"

"Sama-sama kak"

.
.
.

(21+)

"Ngapain kamu di sini kak?" Selesai membersihkan diri, gue turun ke bawah, samperin ibu, bapak, sama Rima di kamar bawah, malam ini mereka masih menginap di sini.

"Mau tidur di sini ah" jawab gue. Posisi gue udah rebahan di samping Rima.

"Tidur sini? Nanti suami kamu nyariin, sana tidur di kamar kamu aja"

"Ih ibu, kok ngusir sih"

"Bukan ngusir, itu suami kamu tidur sendiri, kasian"

"Malam ini doang bu, Besok-besok aku ngga bisa tidur lagi sama kalian"

Sepenuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang