(21+)
Acara resepsi akan dilaksanakan dua hari lagi, jadi malam ini gue udah mulai pindah ke rumah Ilham, eh rumah kita kata Ilham juga. Acara akan diadakan di depan rumah, soalnya tempat nya lebih strategis, deket ke jalan juga, biar tamu-tamu lebih gampang, ngga mesti masuk-masuk ke gang yang sempit.
"Dek..."
Ilham masuk ke dalam kamar sekitar pukul sembilan malam, dari pagi suami gue sibuk banget, sampe ngga sempet buat ngobrol sama istrinya.
"Iya bang?"
Ilham memiringkan kepalanya sambil tersenyum penuh arti, ini suami gue kenapa? Kesambet apa gimana?
"Kenapa senyum-senyum? Ada yang salah sama wajah adek?" Tanya gue sambil melipat mukena yang baru saja gue pakai.
"Adek udah sholat?" Tanyanya kemudian memeluk gue dari belakang.
"Udah, ini baru aja selesai, abang udah sholat belum?"
"Udah dong, di kamar bawah"
"Berarti udah boleh dong?"
"Boleh apa?" Tanya gue pura-pura polos, gue udah tau kemana arah pembicaraan Ilham.
"Boleh unboxing adek" jawabnya sambil tersenyum.
"Ohh...jadi adek disamain kayak barang? Ya allah, tega banget abang sama adek" kita pura-pura ngambek, mau tau gue respon nya bakalan gimana.
"Bu-bukan gitu sayang, maksud abang tuh bukan itu, kamu salah paham" langsung panik dong suami gue, hehehe.
"Ngga tau ah...males sama abang, adek mau tidur di bawah aja sama yang lain"
"Eh! Enak aja, ngga boleh. Adek tidur di sini aja sama abang" tangan gue ditahan, lalu gue dibawa kedalam pelukannya.
"Abang lucu" gue tertawa sambil menatap Ilham dari bawah.
"Adek sengaja kerjain abang? Wah, udah mulai berani sama suami"
"Adek cuma bercanda abang, maaf"
"Biasanya kalo nakal itu harus dihukum" gue digendong ala bridal style, menuju ranjang.
"Emangnya adek anak kecil apa, pake dihukum segala"
Ilham merebahkan gue di atas kasur, mengungkung gue, kemudian mendekatkan bibir nya. Bibir kami berdua saling bertaut, mengabsen setiap rongga bibir masing-masing, saling menikmati satu sama lain. Turun ke leher, telinga, terus sampai dada dan berhenti di sana. Daster yang gue gunakan disingkap dari bawah ke atas, diloloskan lewat kepala, hanya menyisakan bra dan cd berwarna ungu gelap.
"Indah" ucap Ilham kemudian melanjutkan aksinya.
Bra gue ditarik ke bawah, sampai payudara gue menyembul keluar. Menyesap dan memilin secara bergantian. Sesekali digigit pelan, disesap begitu dalam, lidah Ilham begitu lihai bermain di kedua benda kenyal favorit nya.
Turun ke perut, ah...gue ngga bisa tahan buat ngga mendesah, gue sampai mencengkram seprei sambil mendongkakan kepala ke atas.
"Hhhh...a~banghh" gue tahan kepala Ilham saat bibir nya akan semakin turun ke bawah.
"Jangan abang" gue menggeleng, Ilham hanya menatap gue dari bawah dengan raut wajah yang berbeda, tatapan nya mengisyaratkan kalau gue harus diam dan menikmati setiap perlakuan Ilham.
Grep! Kaki gue dibuka lebar, ditindih dengan kedua tangan berotot Ilham. Bersamaan dengan itu, kedua tangan gue juga ikut di pegangi, pergerakan gue dikunci, tenaga gue kalah besar dari Ilham.
"Ahhh..." lidah Ilham mulai bermain di bawah sana, rasanya tubuh gue seperti tersetrum aliran listrik. Ini gila! Rasa yang baru pertama kali gue rasain.
"Abanghhh"
Ilham seolah menulikan telinganya, ia tidak peduli dengan racauan yang gue keluarkan, gerakan lidah nya semakin gencar, menyesap titik rangsang di bawah sana dengan begitu dalam.
"Aahhh...hhhhh...abanghh...u~dahhh"
"Abang! A~dek mau pipis"
"Maaf" ada cairan yang keluar di bawah sana, rasanya seperti buang air kecil.
Ilham mengelap cairan itu dengan dua jari nya, lalu menunjukan ke gue, warnanya putih dan tekstur nya kental. Hanya gue lihat sekilas, gue kembali memejamkan mata dan mengatur nafas.
"Awwhhhhh...sakit abang!" Ilham memasukan dua jari nya ke dalam vagina gue tanpa aba-aba.
"Maaf sayang, ini juga pelan-pelan"
Tok
Tok
Tok
"Ilham, ada Sandi di depan, mau setoran katanya"
"Mamah, bang" gue bangun, menarik tangan Ilham dari bawah sana, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh gue.
Ilham buru-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajah dan tangan nya, baru lah membuka pintu. Pintu hanya di buka sedikit, hanya cukup untuk sebadan Ilham. Kondisi Ilham hanya mengenakan celana pendek, tanpa baju, dan rambut sedikit berantakan.
"Kenapa mah?" Tanya Ilham.
"Duh maaf, mamah ganggu ya?" Obrolan mamah dan Ilham terdengar sangat jelas.
Aduh gue lupa rapiin daster sama daleman yang berantakan di atas lantai, pasti keliatan sama si mamah dari luar, besok ketemu pasti bakalan malu banget.
"Ngga kok mah"
"Itu di bawah ada Sandi, mau setor uang sama ada sesuatu yang mau di sampein katanya sama kamu"
"Iya mah, suruh tunggu sebentar, nanti Ilham ke bawah"
Dengan wajah lesu, Ilham kembali menghampiri gue setelah menutup pintu.
"Kesel abang, ganggu aja!" Gerutu Ilham.
"Sabar, udah sana samperin dulu, kasian orangnya nunggu"
"Pasti lama kalo udah ngobrol sama Sandi, nanti keburu adek tidur duluan"
"Kan masih ada hari besok abang, kalo adek ngantuk masa ngga boleh tidur sih"
"Ya udah abang mau mandi sebentar, abis itu baru ke bawah"
"Ya udah, nanti abis abang, adek juga mau mandi"
~~~
![](https://img.wattpad.com/cover/363537484-288-k12275.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenuh Hati
RomanceFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Hai, kenalin nama gue Sandralia Amourella (28) keseharian gue ngantor, dan selebihnya berdiam diri di rumah. Gue kurang suka bersosialisasi, kenapa ya? ada yang sama kayak gue juga ngga? kayak ca...