Istri Mungil Brayen

Bencana dimulai

#Istri_Mungil_Brayen
Part_15 [ 'Bencana dimulai' ]

Brayen sekilas melirik kearah Ghia, dirinya melihat bahwa Ghia tampak sedang menahan kesal.

'Tuh bocah kenapa lagi?' batin Brayen setelah selesai membahas perkejaan dengan sekretarisnya, Adelin Sukmawati. Walau Adelin masih mudah, tetapi ia terlihat seperti wanita berumur tiga puluhan.

"Jadi ajakkan makan malam saya, diterima'kan, Pak?" tanya Adelin dengan nada lembutnya, Brayen menatap tajam kearah Adelin.

"Kerjakan saja pekerjaan Anda, Saya tidak menerima ajakkan apapun dari bawahan. Lagipula, Anda tau bukan bahwa Saya sudah punya Istri," ucap menohok Brayen membuat Adelin mat! kutu, seketika tenggorakannya tercekat.

"A-a-ah, Ma--af, B--os," ucap Adelin dengan terbata-bata dengan cepat ia meninggalkan ruangan Brayen dan tidak lupa pula ia menatap Ghia seakan ingin memakannya.

Deg!

'Kenapa sih Tante natap gue kayak gitu,' batin Ghia menggaruk kepalanya.

Huftt!

"Sini!" ucap Brayen dengan suara bariton, Ghia tersentak kaget.

Gleg!

"Sayang, sini!"

Deg!

"Ghia!"

Ghia masih terdiam ditempatnya, ia masih ingin melihat seberapa berjuangnya Brayen.

Tap!
Tap!
Tap!

Terdengar suara derap langkah kaki mendekat kearah Ghia.

Deg!

Wajah Brayen sudah ada dihadapan Ghia.

Satu, dua, tiga.

Pluk!

Brayen mengendong Ghia ala karung beras.

"Akhh?!" teriak Ghia.

"Turunin!" rengek Ghia sambil memukul-mukul punggung Brayen.

Bug!
Bug!

"M3sum?!" pekik Ghia kala Brayen memegang p@yvd@r@nya.

"Makanya kalo Saya manggil tuh, cepat datang. Tidak dengarkan Saya, kamu saya hukum!" ancam Brayen membuat Ghia mengedipkan matanya berkali-kali.

"Auh, takvt!" ledek Ghia.

Cvp!

Brayen kembali m3ngecupnya.

'Punya suami, hobby banget bikin jantungan.'

***

Putri beserta Tuan Jonson sedang berada disebuah rumah tanpa pakaian s3helai b3nang yang menutupi tvbvh mereka.

Putri terbangun dari tidurnya, ia tertegun melihat tvbvhnya serta pria yang berada disampingnya.

Deg!

"Anj!Ng Lo?!' pekik Putri sambil menunjuk Tuan Jonson yang se