Di Kurung

143 6 0
                                        

#Istri_Mungil_Brayen
Part_24[ 'Di Kurung' ]

Brayen berkacak pinggang, tidak habis pikir dengan istrinya. Bisa-bisanya ingin menduakan seorang Brayen yang sangat tampan, kaya, limited edition, cukup satu wanita walau nyatanya sang istri masih gadis.

Ghia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia sangat menyesal telah mengatakan pria tadi ganteng. Brayen yang posesif dan tingkahnya di luar nalar.

"Ghia, naik!"

Setelah mendengar perintah dari sang Suami Ghia memasuki mobil, terasa suasana yang mencekam. Dingin, tidak ada lagi senyum Brayen.

'Dasar bego!' rutuk Ghia dalam hatinya.

"Jangan membatin Ghia," ucap Brayen membuat Ghia melebarkan matanya. Dimana Brayen tau bahwa dirinya sedang berbicara dalam hati?

'Kok dia tau?'

"Saya tau tentang kamu semuanya, termasuk berselingkuh dibelakang Saya," ketus Brayen membuat Ghia kehabisan kata-kata, andai waktu bisa diulang tentu saja ia tidak akan mau bertingkah konyol.

"Brayen, maaf," cicit Ghia yang diacuhkan oleh Brayen, saat ini perasaan marah lebih mendominasi di dalam hatinya. Ghia menghela nafas panjang, gara-gara sih ganteng ia mendapatkan masalah dengan suaminya.

Mana Brayen kalo lagi mode dingin menyeramkan, apa hukuman yang akan diberikan Brayen pada Ghia?

"Brayen!" panggil Ghia.

"Diam!"

Deg!

Mereka sudah sampai di kediaman utama, Brayen keluar dari mobil sambil menarik tangan istrinya.

"Kamu tega ngehukum aku?" tanya Ghia dengan muka memelas, Brayen tidak peduli.

"Kamu akan Saya kurung, sudah Saya katakan bahwa Saya tidak mau berbagi dengan pria manapun. Kamu mengatakan dia ganteng, apa kamu pernah menyebut Saya ganteng? Hmm. Saya tega? Kamu lebih tega telah berselingkuh di saat Saya akan pergi bekerja," ucap Brayen panjang lebar sebelum ia mengunci pintu kamar.

Mengunci pintu dari luar "Jaga Nyonya kalian!"

"Baik, Tuan."

***

Dokter sudah selesai memeriksa Putri, Jonson tampak gusar melihat Putri semakin pucat. Ada apa dengan Putri?

"Apa Anda suaminya?" tanya dokter yang langsung di anggukki oleh Jonson.

"Untung saja Anda cepat membawa Nyoya ke rumah sakit, kalau terlambat sedikit saja Anak kalian bisa pergi dan beresiko juga pada ibunya."

Deg!

Apakah Putri hamil?

Aish, pertanyaan macam apa itu. Jelas-jelas dokter mengatakan anak, Jonson.

Hati Jonson berdetak dengan kencang, ia akan menjadi orang tua.

Senyum tipis terbit di bib!rnya, tetapi dendamnya kembali hadir kala ia bahagia mendengar sang Istri hamil.

"Jonson, Lo nggak boleh lemah. Tunggu anak itu lahir, Lo harus buat perhitungan dengan sih cewek nenek lampir yang licik," smirk Jonson melirik Putri yang sedang tertidur pulas.

'Akan kubalaskan dendam Jonathan,' batin Jonson dengan tatapan mata yang penuh kebencian.

"Tapi, tidak adakah kesempatan kedua untuk Putri yang sedang mengandung anakmu?" Tiba-tiba suara peri baik tergiang di telinga kanan Jonson.

"Jangan, dia telah membuat Abangmu m@ti!" balas peri jahat di telinga kiri Jonson.

"Itu cuma masalalu," balas peri baik tidak mau kalah.

Sebelum Jonson semakin stres, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar, membuat kepala semakin sakit," rutuk Jonson.

#Bersambung...

Yang plagiat tangannya p0ntong and bisul seumur hidupnya.

Istri Mungil BrayenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang