Putri Ngidam di Luar Nalar

95 4 0
                                    

#Istri_Mungil_Brayen
Part_37 [ 'Putri Ngidam di Luar Nalar' ]

Masih sama, Ghia masih saja mendiamkan suaminya tidak tau mengapa, kesal sekali melihat wajah Brayen. Apalagi mengingat ia tidak ada membela Ghia sama sekali, sungguh membuat mood seorang Ghia hancur.

Apa-apaan coba, tidur sendiri sana!

"Sayang, buka pintunya!" Terdengar suara Brayen kembali, Ghia hanya acuh. Sekali-kali ia perlu memberi Brayen hukuman.

"Tidur di luar!"

Brayen menghela nafas panjang, sialan memang Nenek dan Laura membuat Brayen dan Ghia menjadi seperti ini.

"Kamu tega biarin aku di luar? Ghia?!" teriakkan Brayen sungguh membuat para bodyguard tertawa.

Tawaan bodyguard membuat Brayen kembali memasang wajah sangar yang tadinya memelas.

"Apa yang kalian tertawakan? Hah!"

Deg!

"Tidak Tuan," jawab bodyguard yang diketahui bernama Cqoon, pria asal Korea, ia memiliki paras yang tampan dan juga sudah memiliki seorang kekasih.

Kekasihnya bernama Kim Hae Joo, Hae adalah seorang model yang masih berdiri dibawah naungan seorang Brayen.

Brayen hanya acuh, ia kembali menatap pintu kamar yang di dalamnya telah ada seorang wanita cantik yaitu istrinya.

Sungguh Brayen tidak bermaksud seperti itu, Ghia hanya salah paham.

***

Sementara itu di rumah Putri, ia sedang celingukan mencari dimana Jonson, rumah sebesar ini sungguh membuat Putri kewalahan.

"Kemana sih?" Putri cemberut, sungguh kesal sedari tadi tidak menemukan Jonson.

Ingin rasanya Putri menangis, ia rasa dirinya semakin cengeng dan manja terhadap Jonson. Tidak tau kenapa mungkin itu adalah bawaan bayi, tapi sungguh konyol bukan? Seharusnya Putri masih takut dan marah terhadapnya. Cinta memang rumit, ada-ada saja sudah disakiti masih saja mau menerima.

Mata Putri sudah berkaca-kaca, sungguh malang, Jonson telah meninggalkannya, itulah pikiran seorang Putri.

Dramatis bukan?

"Put!" Suara itu sangat Putri kenal, ia berbalik dan tersenyum senang.

Hatinya berdebar kencang.

"Kamu darimana aja?" tanya Putri menangis membuat Jonson merasa bersalah, bukan bermaksud untuk meninggalkan istrinya tapi urusan kantor yang membuatnya harus pergi.

Jonson menarik Putri kedalam dekapannya, mengelus lembut rambut istrinya.

"Aku dari kantor, maaf ya. Baru pulang langsung pergi setelah kamu tidur, maaf ya," ucap Jonson memberi penjelasan, Putri masih menangis sesenggukan.

"Aku mau Melihat Bra--yen," cicit Putri membuat Jonson melebarkan matanya, jangan sangka ia tidak cemburu mendengar Putri menyebut nama pria lain.

Tidak akan pernah terjadi, biarlah Jonson kali ini egois, Putri itu miliknya akan selalu jadi miliknya.

"Nggak!"

"Kok nggak boleh?" Putri manyun.

"Aku cemburu,Sayang!"

"Tapi, aku mau liat wajah Brayen. Masa kamu tega sih?" Putri semakin merengek tapi Jonson tetap pada pendiriannya, biarlah nanti anaknya ileren biar dia yang lap pakai tisu.

"Anak kamu loh ini," timpal Putri keukeh dengan keinginannya.

"Nggak, Sayang!" Wajah Jonson sudah berubah tidak enak dipandang, udah ada dirinya mengapa masih mau melihat wajah pria lain? Benar-benar sang Anak dendam terhadap Jonson.

"Ngidam kamu di luar nalar, Put. Aku nggak suka, kamu tetap nggak boleh liat wajah Brayen!"

"Jahat banget!"

#Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri Mungil BrayenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang