Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kedua mata Jisoo sudah sembab karena terlalu banyak menangis. Rasanya lebih sakit dan terus menguras air mata dari pada segala rasa sakit fisik yang selama ini harus dia rasakan.
Sejak tadi yang dia lakukan hanya menatap pada hamparan langit malam. Menatap pada jutaan bintang yang berjajar dengan kerlip sinar yang mereka miliki.
Sesuatu yang jauh memang akan terlihat begitu indah.
Begitupun dengan bintang-bintang yang menghias langit malam dengan keindahan sinarnya. Jisoo selalu berpikir jika Seohaan Eomma nya sudah menjadi salah satu di antara keindahan itu.
"Seohaan Eomma, kenapa aku tidak bisa sepertimu? Aku sama sekali tidak terlihat, aku tidak mampu mejadi penerang sedikitpun untuk mereka, atau bahkan untuk diriku sendiri."
Jisoo memejamkan kedua matanya dengan air mata yang masih berjatuhan. Redup yang dia miliki hanya terasa terang bagaiakan lilin yang dinyalakan di kegelapan. Tentu saja tidak akan bertahan lama. Dia hanya berusaha untuk tetap terang walaupun penuh dengan kesakitan.
"Eomma, apa aku harus menyerah secepat ini? Apa Tuhan tidak mengijinkan aku untuk menjadi pelengkap di rumah ini walaupun hanya sebentar?"
Jisoo sepertinya terlalu berkhayal untuk menjadi pelengkap yang selama ini sangat mereka harapkan untuk pulang.
Sejauh Jisoo menunggu yang selama ini hanya mampu melihat ketiga kakaknya lewat foto-foto yang selalu Haejin tunjukkan. Pilihannya untuk pulang dan menunjukkan jika dirinya adalah bagian dari mereka. Ternyata tidak seindah yang selama ini Jisoo bayangkan.
Dia sama sekali tidak terlihat. Dia hanya redup yang memaksakan dirinya bisa bersinar terang untuk ketiga kakaknya.
"Putri bungsu Eomma tidak boleh menangis. Jisoo tidak boleh menyerah, Jisoo adalah putri bungsu Eomma yang kuat."
Jisoo merasakan usapan hangat itu pada surai hitamnya. Namun sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas seseorang yang tengah tersenyum ke padanya. Kedua matanya benar-benar terasa sangat berat karena sudah terlalu lama menangis.
"Eomma,"
🍂°°°🍂
Lisa menatap pada Jennie yang hanya diam saat makan malam bersamanya. Mereka hanya berdua karena Haejin tidak bisa pulang cepat malam ini. Begitupun dengan Chaeyoung yang kembali menghabiskan waktunya bersama dengan Taehyung.
Chaeyoung seolah mengelabuhi mereka berdua dengan segala janji manisnya. Buktinya dia kembali bersama dengan Taehyung sampai lupa waktu seperti yang selalu dia lakukan selama ini.
"Bibi Han, di mana Jisoo? Apa dia sudah makan?"
Lisa baru menyadari jika sejak tadi dia sama sekali tidak melihat Jisoo. Seolah lupa dengan sikapnya yang terlihat jelas menjaga jarak dengan adiknya. Padahal tadi pagi Jisoo begitu antusias untuk menyiapkan sarapan untuknya.