Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoona menyeka air matanya, dadanya akan semakin terasa sesak jika dia terus menangis. Tentu saja dia juga ingin menjaga perasaan Jisoo yang sudah bahagia dengan melepaskan segala rasa sakit yang selama ini harus putrinya rasakan.
"Terimakasih karena Jisoo sudah menjadi putri Eomma. Jisoo akan selamanya menjadi putri Yoona Eomma dan Minho Appa."
Yoona mengecup pelan kening Jisoo untuk yang terakhir. Nyatanya sebesar apapun kasih sayang yang dia berikan dan berusaha sebesar mungkin untuk berperan menjadi Ibu bagi Jisoo, Yoona tidak akan bisa memungkiri jika Seohaan lah yang lebih berhak untuk memeluk Jisoo sepenuhnya. Dialah sosok Ibu yang selama ini begitu Jisoo rindukan, hingga akhirnya bisa sepenuhnya putrinya peluk tanpa lagi harus berjarak yang selama ini Jisoo rasakan.
"Oppa akan secepatnya wisuda. Kami akan tinggal di sini agar bisa mengujungimu setiap hari. Oppa bangga padamu karena kau sudah sepenuhnya sembuh, Jisoo-yaa."
Ada banyak hal yang terlewatkan. Atau bahkan ada begitu banyak rencana yang ingin Sehun lakukan dengan Jisoo yang nyatanya tidak bisa terwujud. Tapi Sehun tidak akan bisa marah pada adik tersayangnya itu. Jisoo adalah segalanya baginya, dia akan mengabulkan apapun yang Jisoo minta sekalipun harus merelakannya pergi. Rasanya memang sangat sakit, tapi Sehun akan semakin sakit jika memaksa Jisoo untuk terus bertahan dengan hemofilia yang selalu menyiksanya.
Sehun yakin jika Jisoo sudah sepenuhnya bahagia dengan segala rasa sakitnya yang sudah terlepas.
"Aku ingin sembuh, walaupun itu tidak mungkin. Bisakah Tuhan mengabulkannya, setidaknya hanya sebentar saja. Aku ingin pulang ke rumah, menghabiskan waktu walaupun sebentar bersama Appa dan ketiga Unnie ku."
Minho mengingat dengan jelas keinginan Jisoo di ulang tahunnya tahun lalu. Putrinya yang memiliki hati yang begitu murni itu tidak pernah dia bayangkan akan pergi secepat ini. Mereka semua akan merayakan ulang tahunnya dengan momen yang berbeda karena Jisoo sudah berkumpul dengan Haejin dan ketiga kakaknya. Tapi justru kepergiannya lah yang pada akhirnya harus mereka rasakan penuh dengan kepiluan.
"Nak, Jisoo putri Appa. Tolong dengarkan Appa baik-baik, tetap jadi putri Appa di kehidupan selanjutnya. Appa rela menukarkan apapun agar Tuhan mengijinkan untuk Jisoo sepenuhnya menjadi putri Minho Appa."
Sama seperti Yoona, Minho juga merasakan kehancuran dan begitu kehilangan. Jisoo adalah malaikat kecilnya selama ini, dia sangat menyayangi Jisoo seperti putri kandungnya sendiri.
"Selamat beristirahat putri Appa."
Yoona memeluk Minho dengan tangisannya yang kembali pecah. Mereka pada akhirnya benar-benar melepaskan kepergian Jisoo dengan kepiluan yang tidak bisa ditampik sedikitpun.