R E D U P ■ 29 ✔

1.5K 249 166
                                    

"Apa masih terasa sakit, Jisoo-yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa masih terasa sakit, Jisoo-yaa..."

Jisoo menggeleng dengan tatapannya yang terus mengarah pada Chaeyoung. Rasanya sangat sia-sia saat dia berniat untuk merahasiakan kondisinya. Sekarang Chaeyoung bahkan tidak berhenti meminta maaf dan menyalahkan dirinya sendiri karena keadaan Jisoo yang memburuk seperti sekarang.

"Sudah, Unnie. Berhenti menangis dan jangan terus-terusan menyalahkan dirimu sendiri. Aku tidak suka."

Chaeyoung menciumi tangan Jisoo yang terulur padanya hanya untuk mengusap air matanya yang terus berjatuhan. Kali ini Cheayoung benar-benar tidak ingin berjauhan dengan Jisoo. Dia hanya ingin di dekat adik bungsunya kapanpun itu.

"Unnie, istirahatlah. Chaeyoung Unnie juga belum sepenuhnya sembuh kan?"

Chaeyoung menggeleng. Kedua tangannya masih menggenggam erat tangan Jisoo. Enggan untuk melepaskannya sedikitpun.

"Chaeyoung, Jisoo benar. Kau juga harus beristirahat, Nak. Ada Appa yang akan menjaga adikmu, kau tenang saja."

Haejin menyentuh pundak Chaeyoung yang sedikit bergetar karena terus menangis sejak tadi. Dia seolah kehilangan kendalinya sendiri dengan segala perasaan takut yang benar-benar memeluknya kali ini.

"Gwenchana, aku berjanji akan baik-baik saja, Unnie."

Chaeyoung pada akhirnya menuruti apa yang Jisoo dan Appa nya katakan. Dia harus kembali ke kamar rawatnya untuk beristirahat karena memang sejak sore tadi dia terus memaksa untuk menunggui Jisoo hingga adiknya itu sadar.

"Ugh-"

Jisoo tiba-tiba melenguh dengan rasa sakit yang kembali menyerang kepalanya. Dadanya juga terasa begitu sesak yang membuatnya mulai sulit untuk bernapas.

Haejin dan Chaeyoung baru saja meninggalkannya. Tapi kenapa rasa sakit itu juga tiba-tiba kembali menghajarnya seperti ini.

"Erh..."

Tangan Jisoo berusaha untuk memencet tombol bantuan dengan segala rasa sakit yang terus menyerangnya. Berusaha untuk tetap menenangkan dirinya sendiri dan bernapas perlahan yang nyatanya semakin membuatnya kesakitan.

"Jisoo!"

Jennie membuka kasar pintu kamar rawat Jisoo. Berlari dengan penuh perasaan panik yang semakin memeluknya.

Dokter Seokjin dan Suster Park juga ikut masuk. Segera mungkin menangani kondisi Jisoo yang kembali mengalami kolaps kali ini.

"Jisoo-yaa, kau dengar Unnie. Jisoo... jangan seperti ini. Unnie mohon..."

Kedua mata Jisoo memutih dengan rahangnya yang mengeras karena harus merasakan rasa sakit yang semakin menghujamnya. Dia sama sekali tidak bisa merespon Jennie Unnie nya yang terus berusaha untuk menenangkannya.

R E D U P [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang