R E D U P ■ 16 ✔

1.6K 218 92
                                    

"Karena keras kepala dan menolak saran dari Jennie Unnie tiga hari yang lalu, pada akhirnya aku harus ada di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena keras kepala dan menolak saran dari Jennie Unnie tiga hari yang lalu, pada akhirnya aku harus ada di sini."

Jennie kembali melihat senyum Jisoo pada bibirnya yang pucat. Mendengar semua penjelasan Jisoo jika Dokter Seokjin mengatakan dia mengalami trauma abdomen atau cedera rongga perut karena pukulan dan benturan benda tumpul yang dia alami. 

Semua itu membuat Jennie kembali di hantam rasa bersalah yang semakin menyeruak. Dia sudah menuduh Jisoo membuat ulah di sekolah saat Seulgi harus masuk rumah sakit dua hari yang lalu. Padahal kenyataanya Jisoo juga menjadi korban bully di sekolah hingga membuatnya harus dalam kondisi yang seperti sekarang. 

Jennie bahkan melihat dengan kedua matanya sendiri bagaimana luka memar yang begitu besar menghias pada perut Jisoo. Malam itu dia pasti sangat kesakitan. Tentu saja bukan hanya sakit fisik, tapi hatinya juga pasti sangat terluka karena apa yang Jennie lakukan padanya.

Dia sudah sangat keterlaluan.

"Maafkan Unnie, seharusnya saat itu Unnie mengobatimu. Bukan sebaliknya marah padamu dan membiarkan lukamu begitu saja." Jennie benar-benar menyesal. Bukan hanya gagal sebagai seorang kakak, tapi sebagai seorang Dokter dia juga mengabaikan kesakitan Jisoo begitu saja.

"Unnie—, jangan meminta maaf. Aku yang bahkan menolak saat kau berusaha untuk mengobatiku. Dan kejadian dua hari yang lalu, kau hanya salah paham kan? Sekarang kau sudah tahu bagaimana kebenarannya." Jisoo masih dengan seyumannya terus menatap pada Jennie yang begitu kentara dengan penyesalannya.

Sayangnya Jennje begitu kaku hanya untuk menyentuh adiknya sendiri walaupun di dalam hatinya dia sangat ingin melakukannya. Bahkan sangat ingin memeluk Jisoo dengan segala perkataan maaf yang ingin dia ucapkan berulang-ulang.

Tapi lagi-lagi dia justru tidak bisa melakukannya.

"Jisoo-yaa..."

"Unnie, mianhae— aku ingin ke toilet." Jisoo menunduk pelan saat rasa nyeri pada perutnya kembali dia rasakan. Hingga memilih untuk meninggalkan Jennie yang hanya diam dengan tatapan yang terus mengarah pada kepergiannya.

"Maafkan Unnie, seharusnya Unnie bisa menjagamu." Lagi-lagi hanya penyesalan yang bisa Jennie ungkapkan pada dirinya sendiri.

🍂°°°🍂

Haejin berulang kali menatap pada Jisoo. Dia terus diam dengan tatapan yang mengarah pada jalanan luar. Seolah membiarkan Appa nya fokus untuk melajukan mobilnya.

Tapi sepertinya semua itu justru membuat Haejin khawatir. Jisoo pasti tengah memikirkan kondisinya, bahkan kembali menyalahkan dirinya sendiri karena begitu merepotkannya.

"Jisoo, jangan terus melamun. Kau ingin sesuatu, biar Appa belikan."

Jisoo pada akhirnya menoleh pada Haejin saat tangan hangat Appa nya itu menyentuh pada pundaknya. 

R E D U P [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang