"Nyonya ada meeting penting dengan staff kantor hari ini, membicarakan tentang tender terbuka yang akan diadakan pemerintah"
Lalisa berbalik menatap sekretaris yang sedang melaporkan agenda harian nya. Lalisa menghela nafas lalu berjalan pelan. Menyandarkan tubuhnya pada sisi meja kerja dan menatap Bianca yang sedang memegang berkas di tangan kanan.
"Apa begitu penting? Aku ingin ke salon"
Bianca tersenyum dan mengangguk pelan "Saya dengar ada informasi penting yang ingin mereka sampaikan nyonya"
"Perihal?"
"King's Scope, salah satu perusahaan konstruksi terbesar Korea yang tidak pernah mengambil tender di dalam negeri, kemungkinan akan ikut dalam
Persaingan ini"Lalisa menaikkan alis nya "Bagaimana kau tahu? Dan apa aku perlu takut?"
Enteng sekali lalisa bertanya, ia memperhatikan kuku panjang nya dan menatap acuh seolah itu bukan berita yang luar biasa.
"Media sudah menginformasikan berita ini dimana-mana. Mengingat King's Scope dan Lloud menjadi perusahaan dengan tingkat kepercayaan terbaik di Korea. Media menantikan pertemuan kedua perusahaan sudah sejak lama" ucap Bianca.
"Apa yang membuat tender ini begitu menarik untuk nya?"
"Anggaran pemerintah untuk tender ini sudah bocor nyonya. Mereka meyakini pimpinan King's Scope akan ikut andil jika mendengar nya"
"Berapa anggaran nya?" Tanya lalisa.
"600 triliun"
Lalisa membulatkan mata dan mengangguk paham. Ia basahi bibir nya dan menyelipkan anak rambut yang berantakan. Lalisa berjalan, ketukan suara heels runcing yang ia kenakan terdengar. Menatap ke luar jendela yang besar menampakkan cuaca siang hari begitu panas menusuk manik hazel nya.
"Jam berapa meeting nya?"
"Satu jam lagi, nyonya"
"Beritakan, aku mau mengadakan meeting nya sekarang"
"Sekarang?"
"Kau tidak mendengar ku? Aku tidak suka bicara dua kali, Bianca"
"Baik nyonya, saya permisi"
Bianca memundurkan langkah kaki nya. Ia menyebarkan perintah dari atasan mereka. Pimpinan yang diktaktor dan kerap sekali marah berlebihan jika mereka melakukan kesalahan ingin melakukan pertemuan sekarang.
Menurut mereka, wajah cantik itu tidak cocok dengan karakter kejam nya. Para bawahan begitu tunduk karena ketakutan, sekali saja salah bicara bisa-bisa lalisa langsung memecat mereka karena tidak suka.
Sangat berbeda dengan Namjoon,
Pria tua itu masih berbelas kasih mau mendengarkan alasan dari kesalahan yang dibuat para pekerja nya. Tapi tidak dengan putri Namjoon. Seolah ia tidak memaklumkan sebuah kesalahan walau dengan tanpa sengaja dilakukan.Tidak perduli, walau pekerjaan itu sumber hidup satu-satunya bagi seseorang.
~🆁🅴🅳 🆃🅷🆁🅴🅰🅳 🅾🅵 🅵🅰🆃🅴~
Pukul dua belas malam di New York, Jungkook sudah tertidur lama sejak dua jam yang lalu. Ponsel yang lupa ia heningkan terus berbunyi. Tidak sudah-sudah seolah ingin memberikan berita kematian seseorang. Jungkook mengerutkan dahi nya merasa terganggu. Tubuh setengah telanjang dengan ditutup selimut putih yang tebal sedikit bergerak dan mencari di mana keberadaan ponsel genggam nya.
"Sial!" Gerutu Jungkook.
Dering ponsel itu tak mau mati. Ia masih berbunyi mengusik ketenangan Jungkook malam ini. Benda pipih yang terselip di balik bantal kini Jungkook raih dan menggeser tombol hijau untuk memaki seseorang yang berani mengusik mimpi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...