24. Twenty four hours

5.1K 469 194
                                    

Jungkook mengedipkan matanya perlahan. Tangan nya belum mau berhenti dari pergerakan mengelus rambut lalisa. Sesekali Jungkook mengecup lembut dahi wanita itu dengan mata yang mengarah pada layar lebar di depan nya. Sudah pukul dua belas malam, belum ada yang mau bergerak dari tempat mereka. Pakaian pun masih berserakan, Jungkook yang memakai boxer dengan lalisa yang menutupi setengah tubuh nya dengan kemeja bekas Jungkook pakai.

Mata lalisa nampak terpejam walau dia tidak tidur sebenarnya. Hanya ingin mengistirahatkan tubuh dari gempuran Jungkook yang baru berhenti satu jam yang lalu.

"Kau lapar?" Tanya Jungkook. Ia menanyakan hal itu karena makanan yang dimasak oleh Mia belum ada yang mereka sentuh.

"Tidak" Saut lalisa.

Wanita itu menggerakkan tubuh nya. Ia memeluk erat tubuh Jungkook seperti takut kehilangan nya. Hanya ada simpulan senyum yang menaik dari pria itu, pergerakan lalisa yang seperti ini justru membuat Jungkook terus menerus berkhayal tentang malam panas yang baru saja mereka lalui. Rasanya begitu luar biasa, Jungkook melayang merasa candu kenikmatan nya. Jika bukan karena memikirkan rasa sakit lalisa, mungkin pria itu akan sedikit lebih kasar di malam pertama mereka.

"Mau makan dulu sayang? Aku lihat masakan Mia enak-enak tadi"

Lalisa mengerutkan dahi nya. Ia menengadahkan wajah menatap Jungkook dari bawah dagu nya.

"Kau lapar Jungkook?"

"Sedikit, tapi kalau kau tidak mau makan. Yasudah, tidak masalah"

"Baiklah, tapi suapi aku ya. Aku lemas sekali. Lihat huh" lalisa mengangkat tangan nya yang ia lemahkan. Seolah ia boneka Pinokio yang terbuat dari kayu bekas pakai.

"Lemas sekali kan Jungkook" Ucap lalisa lagi.

Jungkook terkekeh kecil. Ia cium gemas bibir lalisa dan memeluk nya dengan erat "Aku menggempur mu di bawah, kenapa tangan mu yang lemas huh! Masih masuk akal jika kaki mu yang tidak bisa jalan"

Lalisa tertawa karena rasa geli yang Jungkook ciptakan. Tubuh telanjangnya seperti sebuah boneka yang dipermainkan oleh Jungkook. Pria itu mengecup gemas pipi nya, dan menggelitik bagian perut lalisa.

"Ampun hahaha dasar pembunuh istri. Ini geli Jungkook!!"

"Diam! Kau yang membuat aku gemas"

"Berhenti Jungkook, aku susah nafas"

Jungkook memberhentikan pergerakan nya. Ia melihat lalisa yang tengah mengatur nafas dengan kaki yang sudah terbuka sekarang. Ia menggelengkan kepala merasa pusing dengan pergerakan asal lalisa walau wanita itu sadar belum memakai apapun juga.

"Kau belum makan. Jangan sampai aku melakukan nya lagi. Nanti kau bisa pingsan sayang. Ayo makan dulu"

"Mau melakukan apa memang nya?"

"Jangan menguji maniak seperti ku lalisa"

Jungkook memperhatikan lalisa yang mengulum senyuman nakal nya. Mata pria itu terus bergerak liar beriringan dengan lalisa yang mulai mengutip g-string yang tergeletak di atas meja. Lalisa tidak mengenakan lingerie nya lagi, pakaian itu sedikit robek Karena Jungkook membukanya secara tergesa. Ia pakai kemeja yang Jungkook punya walau terlihat sedikit kebesaran di tubuh nya.

"Ayo makan suami ku" Ucap lalisa menarik tangan Jungkook.

Jungkook membasahi bibir nya dan memejamkan mata. Ia biarkan lalisa menarik nya paksa ke arah meja makan penuh dengan makanan seafood yang tentu sudah dingin. Jungkook membukakan kursi untuk lalisa lalu ia duduk di sisi kanan nya. Membuka satu piring untuk mereka gunakan bersama-sama.

𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang