Tidak pernah memikirkan siapapun, tidak pula perduli dan terusik dengan kehidupan seseorang. Tapi kali ini Jungkook terusik. Ketenangan nya terganggu karena lalisa. Akhir-akhir ini Jungkook selalu memikirkan tentang wanita itu. Bukan karena jatuh cinta dengan perawakan nya, tapi memikirkan cara menjatuhkan wanita itu secepatnya.
Tidak Romero sangka sang putra sangat bersemangat dengan tender dari pemerintah ini. Karena saat di telepon beberapa waktu yang lalu Jungkook seperti mau tak mau mengiyakan ajakan dari Romero untuk ikut serta. Sempat terbesit di benak Romero mungkinkah jawaban nya karena ia sudah bertemu dengan pemimpin Lloud itu?
Beberapa Minggu sudah berlalu. Jungkook selalu bersemangat mengadakan pertemuan dengan para staffnya untuk membicarakan materi yang akan mereka bawakan untuk tender 600 triliun itu. Tidak ada yang ingin dicapai Jungkook kecuali kemenangan untuk menghancurkan harga diri dari wanita itu.
Wajah angkuh nya, senyum licik saat terakhir kali mereka bertemu selalu terbayang diingatan Jungkook. Hingga ingin sekali ia menghancur leburkan tak bersisa harga diri yang gadis itu punya.
[Breaking News ; The two largest construction companies will meet tomorrow]
Tak kalah bersemangat dari dua orang yang ingin saling mengalahkan. Media juga ikut andil dalam menyemarakkan pertemuan kedua pimpinan perusahaan konstruksi terbesar di Korea itu. King's Scope dengan pasar internasional nya dan Lloud yang memegang kendali pembangunan di Korea.
Jas bermotif garis-garis ia kenakan. Rambut disisir kebelakang membuat tampang nya terlihat kejam. Jungkook memperbaiki dasi yang sudah terikat simpul dengan rapih. Menatap perawakan sempurna nya dari pantulan cermin berukuran besar di dalam kamar nya. Jungkook tersenyum licik, meyakinkan dirinya bahwa ia akan menang hari ini.
Sedang pun wanita itu sedang melakukan hal yang sama. Keangkuhan terlihat jelas di wajah mereka walau memandang kaca cermin yang berbeda.
Lalisa membuka laci yang ada di meja rias nya. Mengeluarkan kotak kecil yang menyimpan kenangan Kookie sahabat masa kecil yang pernah ia punya. Hanya kepada benda itulah lalisa tersenyum tulus. Senyuman kerinduan dari gadis kecil yang dulu sempat bergantung pada seseorang.
Lalisa mengenakan jepit rambut itu lagi, saat ia sudah lama sekali tidak memakai nya. Ia memilih menyimpan dengan rapih takut benda terakhir yang ia punya untuk dapat mengingatkan Kookie saat menemuinya rusak dan tak bisa terpakai lagi.
Tapi lalisa ingin mengajak bagian dari anak laki-laki itu ikut bersama nya hari ini, memberi ia semangat agar bisa memenangkan tender dan mengalahkan para rival nya.
Lalisa menarik halus helaian rambut lurus nya. Hanya beberapa helai untuk mengaitkan jepitan kupu-kupu itu menempel di bagian belakang dari rambut nya. Sangat cantik, permata yang berkilauan di sisi sayap kupu-kupu dan berlian bewarna biru di bagian mata nya sangat cantik. Memang sengaja dulu Yoona memesan itu untuk sahabat wanita satu-satunya yang dimiliki sang putra dulu.
Stelan jas bewarna hitam digunakan lalisa. Ia berjalan angkuh keluar dari pintu lift, disambut baik oleh kedua orang tua dan sahabat bodoh yang sudah lama tak berjumpa.
"Lisaaaa" teriak Kevin walau jarak mereka sudah dekat sekarang.
Lalisa mengerutkan dahi nya. Ia mengangkat tangan menandakan Kevin harus berhenti dari gerakan seperti ingin berlari dan memeluk lalisa. Jangan konyol berpikir seperti itu. Karena gadis angkuh ini tidak mengizinkan siapapun memeluk dirinya. Bahkan sang ayah sudah sangat jarang melakukan nya.
"Kapan kau pulang?"
"Kemarin, aku baru menyelesaikan tender di New York"
"Tender? Kau bekerja di sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...