"Kau sudah siap?"
Samar-samar didengar lalisa suara merdu dari ibunya. Pikiran gadis 26 tahun itu berkelana entah kemana. Sejak tadi ia hanya diam memperhatikan rupa indah nya di cermin yang lebar. Ia biarkan beberapa wanita itu menyentuh tubuh nya, membiarkan mereka memasangkan segala macam pernik yang turut memperindah perawakan lalisa di hari yang harusnya luar biasa istimewa.
Hari pernikahan nya.
Sejak tadi malam ia tidak bisa tidur. Mungkin hal yang sama akan terjadi pada calon pengantin dibelahan bumi ini. Namun alasan berbeda tertanam di benak lalisa. Ada rasa tak enak hati pada sahabat masa kecilnya, seperti dia telah mengkhianati. Walau mereka tidak memiliki hubungan apapun selain persahabatan semata. Lalisa tidak tahu apakah sekarang Kookie nya sudah menikah atau masih sibuk mencari dirinya yang sudah sejak lama meninggalkan Thailand waktu itu.
"Nak, mami tanya. Kau sudah siap?"
Chrystal menyentuh tangan lalisa yang membuat gadis itu terkejut karena sentuhan nya. Lalisa berusaha tersenyum kecil, menunjukan ia baik-baik saja dengan perjodohan ini. Karena pada dasarnya, mau ditolak bagaimana pun juga pernikahan ini tetap harus terjadi untuk menyelamatkan reputasi mereka.
Tidak ada cinta dan kasih di dalam ikatan ini. Entah bagaimana lalisa akan menghabiskan waktu dengan pria yang tidak ia kenal dan begitu arogan seperti Jungkook.
"Kita berangkat sekarang? Daddy sudah menunggu di bawah"
Lalisa mengangguk dan memejamkan matanya. Ia lihat jepitan kupu-kupu turut menghiasi rambutnya. Lalisa berkaca-kaca menatap hadiah indah dari Kookie waktu itu. Setidaknya, biarkan lalisa memakai jepitan itu untuk terakhir kali sebelum akhirnya Jungkook tidak membiarkan ia bebas mengenakan nya.
"Ayo" Ucap Chrystal lagi.
Lalisa mengulurkan tangan menyambut ibu nya. Chrystal menutupi pandangan yang berkabut karena rasa haru nya. Namun saat sampai di ambang pintu kamar, wanita paruh baya itu tidak sanggup menahan segala sesak yang ia tahan selama persiapan pernikahan anak semata wayang nya.
Chrystal berbalik cepat kearah lalisa. Ia peluk tubuh putri nya yang hari ini lebih banyak diam dari pada marah. Chrystal menangis haru, ia meneteskan air mata suka cita karena melakukan tanggung jawab terakhir nya, yaitu menikahkan putri mereka.
"Kau cantik sekali hari ini nak" Bisik nya.
Lalisa yang mendengar isakan tangis ibunya sontak tertular kesedihan serupa. Ia menangis mengeratkan pelukan Chrystal. Untuk pertama kalinya, setelah bertahun-tahun lalisa kembali melunakkan hatinya. Ia menangis di hari pernikahan nya, menangis dipelukan sang ibu seperti seorang putri yang begitu merindu dekapan orang tuanya.
"Kau akan bahagia dengan Jungkook, mami percaya itu"
Bahagia?
Lalisa hanya menarik nafasnya saja. Bagaimana mau menjawab ibu nya ini? Apa ia harus mengatakan, tidak! Aku tidak akan pernah bahagia terlebih Jungkook adalah pria yang payah. Atau, dia harus mengeluhkan apa tentang pria yang selalu menyusahkan nya itu.
"Dia akan menjaga mu, persis seperti yang Daddy lakukan"
Lalisa menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil. Chrystal mengecup hangat dahi lalisa dan kembali menggenggam tangan anak nya.
"Mami tidak pernah menuntut Lily jadi seperti apa sejak dulu kan?"
Lalisa menatap mata ibu nya. Nama kecil itu terdengar lagi, padahal sudah sangat lama lalisa melarang ayah dan ibunya memanggil ia dengan panggilan kecil yang terus menyiksa batin nya. Panggilan yang begitu membuat ia menderita mengenang kepahitan yang harus ia jalani sebagai anak kecil yang buta. Panggilan sayang yang justru membuat ia berdebar karena menahan kerinduan pada pria yang dulu pernah mati-matian menjaga nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...