Matahari sudah naik ke tengah, pertanda sudah memasuki waktu siang hari di Tokyo Jepang. Sejak tadi Leo sudah menanti sang tuan di lobbi gedung club malam itu. Tapi sang tuan tidak menunjukkan rupa perkasanya. Bukan nya Jungkook yang bilang tadi malam untuk menjemput nya dan lalisa hari ini? Tapi sudah pukul satu siang sang tuan tidak menampakkan wajah nya.
Leo kian khawatir dengan apa yang terjadi sejak tadi pagi. Berkali-kali Romero menghubungi Leo karena tak juga bisa menelepon putra nya. Leo tidak tahu juga terletak di mana kamar Jungkook untuk membawa pulang kedua manusia yang sedang dalam masalah itu.
Ia lihat kearah luar gedung, terdapat banyak sekali mobil wartawan yang menunggu. Seakan mereka siap memotret jika saja Jungkook dan lalisa keluar dari gedung ini. Berarti benar berita yang beredar, leader King's Scope memiliki hubungan dengan pemimpin Lloud.
Vidio malam itu beredar. Pers yang lalisa telepon untuk memergoki Jungkook sedang bermesraan dengan artis jepang nyatanya justru menjebak ia masuk kedalam nya. Vidio berdurasi tujuh menit yang menunjukkan bagaimana kedua nya bercumbu di lorong yang gelap. Saling menautkan bibir dan mendekap erat. Bahkan ada Vidio lain yang tersebar menunjukkan Jungkook dan lalisa ada di depan resepsionis untuk memesan kamar di gedung yang samaa milik Japanese Club.
"[Mereka sudah bisa kau temui Leo?]"
Leo berdesis pelan. Ia mengusap wajah nya dan menelan saliva dengan sukar "Maaf tuan, tapi saya belum menemukan tuan Jungkook dan nona Lisa. Saya sudah berusaha bertanya pada resepsionis nya tapi alasan privasi mereka tidak memberitahu dimana kamar tuan Jungkook berada"
"[Sial anak itu. Tuan Namjoon sudah mulai ketus bicara padaku. Dia bertanya dimana putri nya. Seolah putra ku sudah merusak anak nya. Cari mereka, dan suruh pulang ke Seoul sekarang]"
"Baik tuan"
Leo mematikan sambungan telepon dari Romero. Ia menatap kearah lift yang tertutup rapat, tuannya belum juga keluar dari sana. Leo menatap jam di tangannya sudah pukul 13.20 menit, dia berdesis kesal karena merasa sang tuan mempersulit pekerjaannya.
Kamar itu masih tampak berantakan. Terlihat pakaian yang berserakan di lantai dan juga selimut yang terbengkalai tak terpakai, jendela yang membentang luas tak tertutup tirai membuat masuk sinar mentari yang terang menyinari ruangan yang redup pencahayaannya.
Tubuh polos Lalisa meringkuk di sudut tempat tidur, ia hanya mengenakan underpants berwarna hitam tanpa sehelai benang pun menutupi bagian atasan. Lalisa menggerakkan tubuh nya perlahan, namun belum pun mau membuka matanya. Jungkook semakin mengeratkan pelukan tangan kanan nya pada lingkar pinggang lalisa. Menyembunyikan wajah nya di helaian rambut gadis itu yang sedang berantakan.
Drt Drt Drt.
Dering ponsel Jungkook terdengar lagi. Kali ini, kesadaran yang sudah berangsur pulih membuat Jungkook mendengar nada sumbang yang berisik itu. Jungkook meraba kasur di sisi kiri ya, ia tidak menemukan benda pipih yang terus saja mengeluarkan suara.
Jungkook bangkit dari posisinya. Membuka matanya perlahan dan menatap seisi ruangan. Ia turun dari tempat tidur dan mengambil ponsel yang terjatuh di lantai. Entah kapan benda itu ada di sana. Mungkin terjatuh, saat Jungkook sangat bernafsu menciumi bibir ranum lalisa.
"Hallo" saut Jungkook dengan nafas yang serak.
"[BAJINGAN!!!"]
Jungkook tersentak dengan bentakan sang ayah. Ia menjauhkan benda pipih itu dan sedikit menggosok telinga nya. Jungkook memandangi layar ponsel yanng bertuliskan kata "Papa" di dalam nya.
"Ada apa" tanya Jungkook merasa heran.
"[Apa yang kau lakukan di sana huh? Harus nya aku tidak percaya pada mu!]"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...