Sudah dua jam mereka ditahan. Bahkan lalisa berkali-kali menelan saliva nya karena kehausan. Jungkook tidak juga melepas genggaman tangan istri nya. Ia sibuk memperhatikan tingkah para penjahat yang sampai saat ini belum mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Tadi, terdengar suara tembakan lagi. Jungkook dan lalisa mengira itu hanya sebuah gertakan seperti yang sudah mereka lewati. Ternyata berbeda, kali ini sudah memakan satu korban jiwa seorang pria paruh baya yang memberontak dan nekat kabur menuju jendela yang ada di lantai tiga.
Jungkook memeluk lalisa dengan erat, khayalan bak superior yang ada dipikiran nya ia urungkan. Sungguh, Jungkook ingin melawan beberapa diantara mereka dan berakhir menang membawa lalisa kabur dari sana. Tapi melihat kekejaman pria kekar itu tidak main-main Jungkook melupakan pikiran liar nya. Tidak mungkin ia memberanikan diri dan berakhir membahayakan nyawa Lily nya.
Salah satu pria bertubuh kekar mendekat kearah Jungkook. Ia memegang senjata laras panjang bewarna hitam Jungkook ingin bernegosiasi sekali lagi, siapa tahu kali ini ia bisa keluar dari sini dengan membawa serta lalisa. Lagian, perjanjian itu batal tapi tidak dengan uang yang Jungkook kirimkan. Sialnya, dia sudah mengirimkan empat setengah milyar untuk menebus lalisa, tapi istri bodoh nya lebih memilih pura-pura tidak mengenal nya.
Kesal sekali, sehabis dari sini Jungkook akan memarahi lalisa nanti.
Baru pun Jungkook ingin membuka mulut nya, suara gaduh terdengar dari luar. Saat mendengar ada satu warga Korea yang tewas membuat pemerintah murka dengan pendatang asing dari luar negara ini. Setelah dicari tahu dari akun bank yang digunakan untuk menerima uang Jungkook, ternyata salah satu pemberontak memiliki identitas warga negara asing asal kota terujung eropa.
Pihak kepolisian khusus menyerang dari berbagai arah, dua helikopter sudah bersedia dari atas gedung dan polisi lain sudah mengepung dari berbagai pintu gedung ini. Tidak ada jalan lain kecuali menyerahkan diri atau mati.
"Ledakkan saja bom nya" Ucap salah satu dari mereka "Jika kita tidak bisa keluar, maka matilah bersama para sandera" Timpal nya lagi.
Jungkook memeluk lalisa yang ketakutan saat itu. Mata wanita itu membulat dengan tangan yang meremas kuat jas yang Jungkook kenakan. Jungkook memundurkan langkah nya perlahan serta membawa lalisa. Ia cari tempat sedekat mungkin dengan pintu keluar. Yang ada di bayangan Jungkook mungkin akan terjadi, suasana akan gaduh yang membuat para sandera berlari tak tentu arah. Mungkin juga akan ada peluru yang di tembaki, dan untuk itu Jungkook harus mencari jalan yang benar agar bisa membawa lalisa keluar dengan aman.
"Jangan begitu, putra ku sedang menunggu hadiah ulang tahun nya. Aku tidak mau mati disini" Balas rekan nya yang lain.
"Boss, tidak bisa kah kita kurangi syarat nya? Mungkin hanya meminta sejumlah uang saja. Tidak perlu meminta mereka membebaskan kita, setidaknya keluarga kita bisa hidup enak dengan uang-uang itu kan?"
"Sialan! Berani sekali kau bicara seperti itu. Kita sudah hampir sebelas tahun bekerja di sini tapi tidak mendapat keadilan kan? Dan kau mau menyerah karena takut mati? Dari pada mati membusuk dipenjara lebih baik aku mengakhiri hidup ku dengan para sandera"
Lalisa gemetar ketakutan. Ia sudah menutup mulut membungkam suara tangisan. Jungkook terus menenangkan tanpa bisa berkata banyak, ia pun tidak tahu apakah mereka bisa keluar dengan selamat atau tidak.
Suara gaduh itu terdengar, benar firasat Jungkook. Saat para penjahat sibuk memperhatikan serangan tembakan yang diarahkan dari luar, puluhan orang yang disandera sudah berlarian menyelamatkan diri mereka. Tidak semua sandera bisa ditangkap oleh para pemberontak, ada yang terpaksa tertembak atau bahkan tanpa sengaja terkena peluru dari luar gedung ini. Pemandangan yang memilukan hati, bahkan ada salah satu warga yang rela melompat dari gedung yang teramat tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...