Empat minggu usia kandungan Lalisa saat Jungkook membawa nya untuk memeriksa ke dokter kandungan. Terlihat sangat bahagia wajah keluarga mereka, orang tua bahkan pelayan pun bersuka cita mengetahui calon pangeran dari keluarga Jeon dan Manoban akan segera datang. Tidak salah firasat Yoona yang mengatakan kemungkinan besar Lalisa sedang hamil saat mendengar cerita kebiasaan Lalisa yang berubah dari putra nya.
Entah karena apa, hari demi hari mereka lalui tapi Lalisa semakin sering sakit akhir-akhir ini. Sudah berjalan dua bulan usia kandungan Lalisa, kata dokter masih terbilang muda sehingga mungkin mempengaruhi fisik nya. Lalisa kerap mual dan sakit kepala. Ia bahkan hanya terbaring di tempat tidur karena tidak bisa berdiri dengan sempurna.
Semakin kacau balau keadaan Jungkook melihat istri nya yang melemah. Ia harus fokus pada dua perusahaan yang belum disatukan, dan harus memikirkan Lalisa yang jarang mau makan.
Hari ini Jungkook tergesa pulang ke rumah di tengah meeting penting nya. Kata Mia, nyonya nya sakit lagi. Jungkook sangat panik saat mendengar informasi dari telepon Mia. Memang sengaja ia selalu mengangkat telepon walau dalam pertemuan penting semenjak kehamilan Lalisa.
"Apa istri ku sudah membaik?" Tanya Jungkook saat kaki nya baru saja menginjak lantai marmer mansion mereka.
"Belum tuan, bahkan sudah waktu nya makan siang tapi nyonya belum mau makan. Sekarang juga nyonya demam"
"Astaga Lalisa"
Jungkook berjalan tergesa melemparkan jas yang ia genggam sejak tadi. Menaiki lift menuju lantai empat tempat kamar nya berada. Jungkook membuka perlahan pintu putih dengan engsel bewarna emas. Cahaya kamar mereka tidak terlalu terang karena Lalisa meminta dimatikan lampu utama nya. Tercium di hidung Jungkook wangi-wangian dari minyak telon bayi di seluruh penjuru kamar nya. Seperti seorang bayi sudah terlahir dan berada di tengah-tengah mereka.
Jungkook tersenyum, ia melihat Lalisa sedang meringkuk dibalik selimut putih dan memejamkan mata nya. Jungkook membuka sepasang sepatu yang masih ia pakai dan merangkak naik ke atas tempat tidur. Jungkook masuk ke dalam selimut yang sama, ia memeluk Lalisa dan mengecup pucuk kepala nya.
"Jungkook?"
"Iya sayang, aku disini"
"Pegal sekali ini nya"
Jungkook melirik kearah mana tangan Lalisa. Ia sedikit memukul pelan bagian punggung belakang. Mungkin terasa pegal karena Lalisa lebih banyak berbaring di tempat tidur karena sering tidak enak badan. Jungkook mengambil minyak telon yang ada di laci dekat dengan nya dan membubuhkan pada punggung Lalisa dari balik piyama yang dikenakan wanita itu.
"Aku pijat ya"
"Hm iya"
Lalisa memejamkan matanya, ia telusupkan wajah pada dada Jungkook dan memeluk erat pinggang pria itu. Sementara Jungkook terus memijat pelan-pelan punggung Lalisa dengan ciuman pada pucuk kepala yang terus ia lakukan. Seakan menunjukkan betapa Jungkook menyayangi wanita yang sedang di dalam pelukan.
"Makan yuk. Kata Mia kau belum makan"
"Tidak selera" Balas Lalisa. Ia menggeleng pelan dengan tangan yang bermain pada kancing kemeja Jungkook.
"Kalau aku yang masakin bagaimana? Sayang ku mau makan dengan apa? katakan"
"Kau bisa masak banyak menu Jungkook?"
Jungkook melirik ke bawah. Lalisa menengadahkan kepala menatap Jungkook dengan wajah sendu nya. Selalu saja wajah polos ini terlihat menggemaskan. Walau sedang marah, walau sedang manja bahkan sedang pucat karena sakit pun tetap saja sama. Jungkook mengecup singkat bibir Lalisa dan membelai lembut pipi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Storie d'amore[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...