Jungkook mengerjapkan mata nya. Ia masih mengantuk, tapi ada sesuatu yang mengganggu tidur pria 26 tahun itu. Tubuh nya berkeringat dengan rasa gerah yang sulit diartikan nya. Jungkook sedikit menggerakkan badan dan tersadar ternyata lalisa sedang meringkuk di dalam dekapan nya. Jungkook tertegun pada awalnya, namun tersadar kalau dialah yang membawa lalisa kepelukan karena wanita ini terus bergumam di dalam tidur nya. Bahkan Jungkook sempat mendengar lalisa terisak kecil.
Ia membuang nafas perlahan. Tangan yang sejak tadi merangkul pinggang lalisa kini ia lepaskan. Jungkook mengulurkan tangan nya ke atas dahi lalisa. Ia menggigit pelan bibir nya saat mendapati suhu tubuh wanita angkuh ini tinggi sekali.
"Kau sakit?"
Tubuh lalisa terasa panas di telapak tangan Jungkook. Barangkali karena Jungkook membuat lalisa berendam dengan air dingin di jam 12 malam. Jungkook melihat jam di dinding kamar mereka. Ini sudah pukul empat pagi, belum waktu nya mereka untuk bangun, masih ada beberapa saat sebelum akhir nya mentari menampakkan sinar cemerlang secara teratur.
Jungkook bangkit dari tempat tidur. Ia menatap lalisa lekat lalu memutuskan keluar dari dalam kamar mereka. Langkah kaki Jungkook berjalan pelan menuju lift, ia perhatikan suasana mansion masih sepi dan gelap. Karena memang ini belum waktu nya para pelayan untuk terbangun dan melakukan pekerjaan harian mereka.
Tetapi ada satu orang yang teramat rajin di pandangan Jungkook. Pelayan setia yang menjadi pemimpin para pekerja di mansion baru Jungkook. Mia, sudah pun berada di dapur mencuci sayur-sayuran dengan penerangan yang hanya hidup di bagian tempat memasak saja.
"Mia"
"Astaga!!" Ucap perempuan itu terkejut.
Jungkook mengerutkan dahi nya menatap Mia sedang memegangi jantung karena kemunculan pria itu yang tiba-tiba. Ini memang niat Jungkook, mengendap keluar kamar mereka dan jangan sampai ada yang tahu apalagi orang tua nya. Jangan sampai ada yang tahu bahwa si angkuh ini bangun pagi-pagi sekali untuk istri nya.
"Tuan, saya kaget"
"Aku tidak berniat romantis dengan mengejutkan mu"
Mia tersenyum canggung, siapa pula yang menganggap adegan tadi sebuah keromantisan. Jika saja bukan pelayan nya mungkin Mia akan menuntut Jungkook karena percobaan pembunuhan dengan muncul tiba-tiba seperti tadi.
"Maaf, saya minta maaf tuan. Saya terkejut karena belum terbiasa dengan keberadaan tuan di mansion ini"
"Hm, makanya jangan tua. Gampang sekali terkejut nya"
Tidak ada yang bisa dilakukan Mia selain tersenyum saja. Tidak ia duga ternyata majikan baru nya ini menjengkelkan juga. Selama bekerja menjaga mansion ini jarang sekali Mia berinteraksi dengan Jungkook, dan saat sehari bersama majikan nya tinggal di sini baru lah Mia sadari ternyata Jungkook orang yang suka membuat kesal apalagi istri baru nya itu, Ck! bawel seperti bebek yang dikurung dalam kandang.
"Maaf tuan, ada yang bisa saya bantu?" Mia bertanya dengan santun. Ia tatap jam dinding yang teramat besar dekat ruang tengah. Ini masih pukul empat pagi, lalu apa yang sedang dicari majikan nya di dapur sepagi ini.
"Aku..." Jungkook membasahi bibirnya sendiri. Bagaimana ia harus mengatakan pada Mia dia ingin mencari sesuatu yang bisa menurunkan demam lalisa. Rasanya harga diri itu terhina sekali jika seseorang mengetahui Jungkook menyusahkan dirinya sendiri hanya untuk gadis angkuh itu.
"Tuan lapar?" Tanya Mia membantu mempercepat obrolan mereka.
"Tidak"
"Tuan haus? Mau saya buatkan kopi atau jus?"
Jungkook menghembuskan nafasnya kasar. Ia menengadahkan kepala ke atas dan meletakkan dua tangan di pinggang "Tidak, aku tidak butuh itu" Ucap Jungkook kini memandang Mia dengan lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...