Kelakuan Jungkook pada lalisa semakin jadi saja. Berkali-kali lalisa mengutarakan kekesalan dengan mengumpat atau bahkan hampir melemparkan ponsel genggam nya kearah Jungkook. Tapi sekali lagi, pria itu mengancam akan melaporkan lalisa pada ayah nya karena telah berpura-pura memiliki kekasih hingga nyaris menodai harga dirinya.
Setelah makan siang, bahkan belum pun mengistirahatkan tubuh nya. Jungkook meminta lalisa menemui perusahaan yang akan menjadi penyedia bahan dan perlengkapan bangunan untuk mendirikan mansion-mansion mewah projek dengan pemerintah Korea. Lalisa berdesis kesal, karena ia hanya perusahaan pendukung Jungkook saja. Bukan perusahaan inti yang harus menyelesaikan segalanya. Tapi Jungkook memerintah cenderung memaksa bahkan ada ancaman lain yang dilakukan Jungkook jika lalisa sampai bermain-main dalam tugas yang diberikan nya.
Pintu kamar hotel itu terbuka kasar. Lalisa melempar tas dan berkas yang ada ditangan nya. Betapa emosi nya gadis itu saat langkah pertama memasuki kamar mereka ia memandang Jungkook sedang tertidur nyaman ditempat yang harus nya hanya untuk lalisa.
"Sialan si gila ini!"
Lalisa berjalan cepat. Ia tarik selimut yang menutupi tubuh Jungkook dan terkejut saat mendapati pria ini hanya mengenakan boxer hitam tanpa atasan pula.
"Ck, ada apa. Aku mengantuk sekali" keluh Jungkook membuka matanya.
Lalisa membulatkan mata memandang tubuh Jungkook. Ia memalingkan muka dengan cepat dan menggelengkan kepala karena tanpa sengaja mata indah itu meneliti setiap inchi dari tubuh Jungkook.
"Aku sudah memutuskan bahan yang akan kita gunakan. Kau periksa dulu! Aku tidak mau disalahkan jika terjadi sesuatu"
Jungkook yang mendengar ucapan itu membuka matanya kembali. Ia mendudukkan diri dengan kepala yang bersandar pada cup board tempat tidur. Jungkook perhatikan gadis yang menggunakan dress ketat bewarna hitam ini sedang membelakangi nya. Baru ia sadar, ternyata lalisa sedang mengalihkan pandangan dari tubuh seksi nya.
"Mana laporan nya? Kemarikan"
"Itu di sofa ambil sendiri"
"Aku baru bangun Lisa. Ambilkan dan berikan pada ku"
"Aku tidak mau"
"Baiklah, aku akan hubungi tuan Namjoon dan mengatakan"
"Oke fine!! Tunggu"
Jungkook terkekeh kecil menggaruk pangkal hidung nya. Ia benar-benar singkirkan segala benda yang menutupi daerah kaki nya. Jungkook memandangi lalisa yang sedang mengutip berkas di lantai. Mungkin berserakan saat ia melemparnya tadi.
"Ini" ucap lalisa cepat. Namun mata itu ia alihkan ke sisi kanan seolah tidak mau melihat pandangan indah di depan matanya.
"Berikan yang benar. Tatap mata lawan bicara mu"
"Tidak mau! Ini ambil"
Jungkook mendesah kasar. Ia bangkit dari tempat tidur dan berdiri di depan lalisa. Sangat dekat hingga membuat wanita itu memundurkan langkah kaki nya. Rasa terkejut lalisa membuat ia tersandung dengan kaki nya yang lain dan hampir saja jatuh ke lantai dingin kamar jika Jungkook tidak langsung merengkuh pinggang nya.
"Kau gugup sekali sampai hampir terjatuh"
Lalisa masih terdiam. Ia menelan saliva menatap rupa Jungkook yang begitu dekat dengan nya. Tangan lalisa tanpa sengaja mengalungi leher Jungkook. Rambut nya terjuntai ke bawah karena tubuh nya yang sedikit hampir terperosok ke lantai coklat itu.
"Ma-mau apa?" Gugup lalisa saat mendapati Jungkook mempererat rengkuhan pinggangnya. Tubuh mereka semakin dekat hingga kulit Jungkook yang hangat dapat dirasa setiap kulit lalisa yang teramat dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...