Dua jam perjalanan mereka tempuh untuk sampai ke Seoul. Baru pun mendarat dan menghidupkan ponsel sudah banyak pesan singkat yang masuk ke telepon genggam Jungkook dan lalisa. Diantara nya Kevin dan kedua orang tua mereka. Kevin bertanya pada Jungkook dan bertanya pada lalisa kemudian, apakah mereka baik-baik saja, mengingat saat ia terbangun sudah terdengar keributan di media sosial karena vidio kemesraan Jungkook dan lalisa yang tersebar.
Agak sedikit menjengkelkan. Kalimat khawatir yang dilontatkan Kevin justru terselip pesan singkat yang mewakili isi hati nya.
"[Bagaimana kalian bisa sedekat itu?]" Tanya Kevin pada lalisa.
Benar-benar tidak ada yang menyangka, biasanya Jungkook dan lalisa bak anjing dan kucing namun justru memiliki keintiman tadi malam. Cara mereka bercumbu dan membelai seolah sudah sangat mengenal lama dan memiliki hubungan yang jauh dari kata teman pula.
Kini ponsel Jungkook berdering kembali. Terlihat jelas nama Romero tengah menghubungi entah sudah untuk yang ke berapa kali. Merasa jengah sang ayah terus-terusan menghubungi kali ini Jungkook mau mengangkat panggilan ayah nya.
"Ada apa pa?" Kesal Jungkook.
"[Ada apa katamu? Kau dimana? Sudah sampai Korea? Cepat pulang, tuan dan nyonya Namjoon ada di sini]"
"Baru landing, sebentar lagi sampai rumah"
"[Baik, cepat lah. Ada yang harus kita bicarakan]"
Jungkook mematikan ponsel genggamnya dan memasukkan ke dalam saku jas. Ia menatap wajah lalisa yang terlihat ragu berjalan menyusuri koridor rumah sakit.
"Kenapa?" Tanya Jungkook.
Lalisa menghela nafas nya "Aku tidak nyaman"
"Tidak nyaman karena?"
Lalisa mengulum bibir nya sendiri. Bagaimana mengatakan pada Jungkook bahwa sejak perjalanan ke rumah sakit lalisa sibuk berkutat pada internet dan mencari jawaban dari rasa penasaran nya. Benak lalisa bertanya, bagaimana kah seorang dokter memeriksa keperawanan dari seorang gadis? Dan jawaban itu membuat lalisa malu melakukan nya.
"Huh, lupakan" Ucap lalisa.
"Percuma dipendam, katakan ada apa?"
"Aku malu"
"Malu?" Jungkook menaikkan sebelah alis nya. Ia menatap wajah lalisa yang tertunduk dengan langkah kaki yang memelan karena ragu.
"Kenapa malu?" Tanya Jungkook lagi.
"Kau tahu cara dokter memeriksa keperawanan seperti apa?" Ucap lalisa dan Jungkook hanya menggelengkan kepalanya.
"Aku harus mebiarkan dokter melihat daerah kewanitaan ku. Dua ruas jari nya akan masuk ke dalam untuk memeriksa apakah selaput darah ku masih sempurna atau sudah rusak karena berhubungan intim"
Keluhan dari lalisa langsung membuat Jungkook membulatkan mata. Setiap kata yang tersusun sempurna membuat Jungkook kepayahan menelan saliva nya.
"Seru dong. Kalau kau malu dengan seorang dokter. Biar aku saja yang memeriksa nya"
"Diam Jungkook! Semua karena mu. Jika kau tahu kita bercinta atau tidak aku tidak perlu mempermalukan diri seperti ini"
"Kau menyalahkan aku lagi? Kau yang punya badan, tapi kau sendiri ragu dengan keadaan tubuh mu. Kenapa aku yang salah?"
Lalisa berdesis menghentak kuat heels nya. Baru satu hari berada di tempat yang sama dengan Jungkook sudah membawa bencana besar di hidup nya. Entah apa yang akan terjadi, jika dia harus terjebak di sebuah bangunan dengan pria ini selama berhari-hari. Mungkin lalisa akan mati karena kelakuan pria ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...