08. Japan

2.5K 329 58
                                    

"Loh tidak jadi ke kantor nak?"

Namjoon kebingungan melihat putri nya kembali pulang. Baru dua jam berada di luar tapi lalisa sudah sampai ke mansion mereka dengan muka yang masam. Namjoon mendekati lalisa yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Membawakan kopi yang sebelum nya sudah dibuat Chrystal untuk nya.

"Ada apa?" Tanya Namjoon lagi.

Pria paruh baya itu mengelus lembut pucuk kepala tuan putri nya. Namun wajah lalisa tidak juga berubah. Yang Namjoon tahu jika sudah begini pasti ada hal yang sangat ia tidak suka dan mengusik ketenangan hidup nya.

"Katakan ada apa?" Bujuk Namjoon sekali lagi.

"Tidak tahu! Aku tidak tahu!"

Lalisa melipat tangan nya di depan dada. Bukan nya heran, Namjoon justru merasa gemas dengan tingkah ratu mansion ini. Lihatlah, seperti nya seorang Lily telah kembali bertahta di dalam raga lalisa. Cara ia marah persis seperti enam belas tahun yang lalu. Mata nya mengecil dengan bibir yang sedikit maju. Suara ketus itu juga tidak memekakkan telinga, malah seperti seorang balita yang tengah merajuk dan minta dibujuk.

"Hm, ada yang membuat mu kesal? Siapa? Daddy akan bereskan"

"Itu anak teman Daddy! Dia terus mengganggu ku. Aku sudah bilang aku tidak mau menjadi rekan bisnis King's Scope tapi dia tetap memaksa ku. Jungkook bilang tadi tiga hari lagi aku harus ikut dengan nya ke Jepang untuk memilih bahan bangunan yang akan di pakai. Aku tidak mau Dadd, tolong bilang pada tuan Romero agar mengontrol tingkah putra nya"

"Kau bisa menolak nya jika tidak mau, kenapa sampai uring-uringan seperti ini? "

"Aku tidak mau bicara dengan pria gila itu lagi! Daddy saja yang bilang"

Namjoon sedikit membuka bibir nya. Panjang sekali keluhan lalisa pada putra Romero. Apa benar-benar separah itu sampai membuat ia kehilangan kesabaran seperti ini?

"Baiklah, Daddy akan telepon sekarang ya"

Namjoon menghela nafas nya. Ia harus menuruti sang putri siang ini atau bisa-bisa lalisa akan marah dan tidak mau bicara dengan siapapun juga. Padahal, baru tadi malam ia dan Romero berbincang ditelepon untuk memikirkan bagaimana caranya membuat anak-anak ini setuju dengan rencana perjodohan mereka, tapi nampak nya hubungan Jungkook dan lalisa semakin runyam saja.

Suara nada sambung itu terdengar di telinga Namjoon. Tidak enak hati sebenarnya ikut campur urusan kedua anak ini. Karakter keras kepala mereka dan sifat dominan yang nyaris sama membuat kedua nya tidak mau kalah. Itu sangat menyulitkan bagi siapapun yang menjadi penengah diantara keduanya.

"[Hallo tuan Namjoon]"

Terdengar jawaban dari Romero, Namjoon menarik nafas nya pelan sebelum akhirnya menekan tombol pengeras suara dan mengutarakan apa maksud nya menghubungi pria ini.

"Tuan Romero kau sibuk?"

"[Tidak, tidak sama sekali. Kau tahu di masa pensiun kita hanya bisa bersantai di rumah]"

"Ya kau benar, berarti aku tidak mengganggu mu kan?"

"[Tidak tuan, katakan ada apa?]"

Namjoon melirik kearah lalisa yang sedang serius memperhatikan nya. Mata anak itu membesar seolah ingin meminta sang ayah untuk cepat mengatakan apa maksud tujuan nya menghubungi ayah Jungkook.

"Begini tuan, aku dengar dari putri ku Jungkook meminta nya menjadi partner bisnis untuk proyek pemerintah. Kau tahu, Lloud sedang sangat sibuk akhir-akhir ini. Lisa tidak bisa mengambil proyek itu apalagi harus pergi ke Jepang untuk memilih bahan yang akan mereka gunakan di proyek ini"

𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang