Banyak sekali yang mereka bicarakan, mulai lalisa masih takut akan hujan, bagaimana dia menolak cinta beberapa pria dari kalangan bisnis hanya untuk menanti Kookie nya. Lalu entah kenapa, justru terjebak dengan Jungkook yang tidak bisa ia tolak karena takdir yang terus menyatukan mereka. Jungkook terus tertawa mendengar celotehan disertai keluhan-keluhan lalisa selama ini terhadap nya, baru ia sadari ternyata begitu menderita lalisa saat Jungkook menjahilinya. Tapi dia sangat senang saat melakukan itu semua seakan narkoba yang membuat ia tidak tenang jika melewatkan nya.
Tatapan kekaguman saat lalisa terus bicara diperlihatkan Jungkook. Ia tidak membalas apa yang lalisa katakan, hanya mendengarkan segala cerita terpendam yang tidak pernah lalisa keluarkan pada siapapun. Lalisa mengatakan banyak tempat yang ingin ia kunjungi tapi tidak tahu mau pergi dengan siapa. Tentu saat mendengar itu senyuman tulus Jungkook terpancar dan mengatakan dialah yang akan menemani istrinya pergi ke tempat-tempat impian nya.
Lalisa terlihat bahagia sekali, dia tidak mau berhenti bicara. Sesekali ia tekuk bibir itu sembari bermain dengan kancing kemeja Jungkook saat teringat kejahilan suaminya sebelum mereka saling menghetahui masa lalu. Terdengar di telinga Jungkook suara manja nya persis seperti yang ia sukai dari Lily. Jungkook memeluk lalisa, entah kenapa rasa rindu itu belum mau pergi juga padahalkan mereka sering berjumpa. Tapi berbeda, seperti jiwa mereka saling merindukan satu sama lain sudah sejak lama.
Helaan nafas lalisa terdengar teratur. Tangan putih mulus lalisa melingkar di pinggang suaminya. Jungkook melirik kearah bawah, ternyata wanita cantiknya sudah tertidur. Damai sekali wajah gadis itu malam ini, Jungkook mengecup dahi lalisa dan menyandarkan dagu nya pada pucuk kepala gadis itu. Ia belai lembut rambut panjang lalisa dan mengelus pelan-pelan punggung nya. hujan belum mau berhenti, bahkan suara petir itu semakin menjadi, Jungkook sempat cemas lalisa terbangun dan kembali takut karena melihat hujan itu. Tapi ternyata tidak, bidadari ini tidurnya nyenyak sekali, seakan ia tenang karena penjaganya sudah ada di sini.
Sudah pukul dua pagi, Jungkook yang belum tertidur merasa sangat lapar. Bagaimana tidak, ia sangat sibuk hari ini dan belum makan apapun dari siang tadi. Jungkook menatap jam di dinding kamar dan melihat ke luar jendela ada hujan yang mulai mereda. Hanya menyisahkan rintik-rintik halus pada kaca jendela kamar mereka.
Jungkook membasahi bibir nya, ia bergerak perlahan mencoba membebaskan diri dari pelukan erat lalisa. gadis itu sedikit terusik, ia semakin menjerat Jungkook dengan memindahkan tangan itu pada leher suami nya.
"Aku lapar Ly..." Bisik Jungkook pelan. Walau begitupun ia tidak mengganggu lalisa. Jungkook masih setia dengan belaian nya, seakan seorang ibu yang takut apabila bayi mungil nya terbangun dari tidur yang damai.
Suara perut Jungkook terdengar diruangan yang hening. Dia tidak dapat berbohong, rasa sayang ini pada lalisa tidak semerta-merta membuat perut nya kenyang. Jungkook kembali bergerak pelan-pelan, mengecup punggung tangan lalisa dan turun dari tempat tidur mereka.
"Hanya sebentar, aku janji" Bisik Jungkook lagi. Jungkook mengecup lembut bibir lalisa lalu berjalan mengendap keluar kamar mereka.
"Ikut" Tampaknya Jungkook harus terbiasa dengan gadis ini yang mulai tidak mau melepaskan nya.
Jungkook berbalik, ia menatap lalisa tengah menggosok kedua matanya. Lalisa memandang Jungkook dengan tatapan mata yang sayup.
"Mau pergi kemana? Mau ikut Jungkook" Ucap lalisa lagi.
"Aku lapar sekali. Aku makan sebentar ya, nanti aku balik lagi"
"Ikut, aku mau ikut"
Jungkook tersenyum kecil melihat mata lalisa yang terpejam tidak dapat menahan kantuknya, tapi bibir itu berbicara hal yang berbeda. Jungkook kembali mendekat pada tempat tidur mereka, mengusap pipi lalisa untuk menyadarkan gadis itu dari mata yang terpejam. Lalisa membuka mata saat Jungkook menarik lembut tangan nya, ia melihat pria itu sudah bersimpuh membelakangi tempat tidur dan menepuk punggung nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...