07. Ask The Heart

2.4K 317 65
                                    

"Tuan semua nya sudah selesai"

Seorang mekanik yang Jungkook hubungi empat puluh menit yang lalu sudah menyelesaikan tugas nya. Hujan pun sudah berhenti sejak beberapa menit yang lalu. Dan lalisa, gadis itu tengah tertidur dengan menyandarkan kepala di bahu Jungkook.

Jungkook menganggukkan kepalanya. Ia keluarkan dengan hati-hati dompet yang ada di saku celana dan mengeluarkan uang beberapa lembar dari sana. Pria itu menundukkan kepalanya mengucapkan terima kasih dan berlalu pergi.

Kini hanya ada mereka berdua. Jungkook dan lalisa yang terduduk di halte bis hampir pukul dua pagi. Jungkook melihat ke sisi kanan nya, wanita angkuh ini sudah tertidur dengan balutan jas milik Jungkook yang menyelimuti tubuh seksi nya. Setelah lelah menangis, lalisa tertidur di pelukan pria itu. Jungkook tidak menyadari sebelum nya jika bukan karena cengkraman tangan lalisa yang mengendur pada pinggang nya.

Sebenarnya bukan tugas Jungkook membuat wanita ini tenang, tapi sejak mendengar isakan tangis pertama dari wanita angkuh ini sudah mempengaruhi hatinya.

Entahlah, mungkin hanya takut lalisa mengadu yang tidak-tidak pada ayah mereka nanti, atau siapa wanita ini sebenarnya? Ribuan tanya ada di hati Jungkook saat memandangi wajahnya.

"Lisa, mobil nya sudah bisa dipakai lagi. Ayo pulang" Bisik Jungkook.

Lalisa sedikit bergerak, namun bukan untuk membuka matanya melainkan mengeratkan genggaman tangan pada lengan Jungkook. Pria itu mengerutkan dahi nya karena merasa lalisa tidak terpengaruh dengan bisikan nya. Tidak mungkin kan membangunkan seorang wanita dengan cara mendorong nya jatuh hingga tersungkur di lantai halte ini.

Tidak ada yang bisa dilakukan Jungkook selain menggendong lalisa. Belum pernah pria ini melakukan nya. Entah apa yang akan Romero katakan jika mendapati anak satu-satunya melakukan hal yang manis seperti hari ini.

Jungkook membuka pintu mobil secara perlahan dengan lalisa yang berada di pelukan nya. Ia mendudukkan lalisa dengan lembut di kursi dan memasangkan sit belt pada tubuh nya. Jungkook menatap wajah lalisa yang terlihat lebih damai jika tertidur, seolah wanita ini adalah manusia lugu tanpa noda dari dosa-dosa nya.

"Ternyata medusa tidur seperti kerbau. Kau payah sekali bangun" Gumam Jungkook.

Ia tatap wajah lalisa yang memejam sempurna. Ia singkap helaian rambut wanita itu yang menutupi wajah cantik nya. Jungkook terdiam sesaat mengamati raut muka wanita ini. Sungguh gadis yang cantik pikir Jungkook. Hanya saja karakter keras kepala dan keangkuhan nya Jungkook sangat tidak suka. Jika saja dia wanita yang mau mengalah mungkin tidak akan sulit menyukai nya.

Jungkook tersenyum kecil membelai bibir ranum lalisa. Ia masih ingat bibir inilah yang terus bertengkar dengan nya. Tidak mau kalah sama sekali, hingga minta maaf saja susah dilakukan nya.

"Jika kau mau meminta maaf aku akan melepaskan mu. Tapi kau tidak mau. Terimalah mulai besok aku akan terus mengganggu mu"

Ia tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. Bangkit dari kursi yang sama dengan lalisa dan menutup rapat pintu nya. Jungkook kembali mengendarai mobil itu, lalisa sudah mengatakan alamat rumah nya tapi Jungkook tidak mengetahui letak pasti nya. Hingga pria itu memutuskan menghubungi sang ayah dan bertanya alamat yang jelas dari putri tidur yang arogan ini.

Sudah dua puluh menit Jungkook berada di jalanan yang sepi dan basah karena guyuran hujan. Sampailah ia pada sebuah komplek mansion elit dimana terlihat bangunan dari rumah itu megah dan tinggi menjulang. Jungkook melirik ke kanan dan ke kiri, kata ayahnya rumah lalisa berada di tengah dengan nomor 109-J.

Jungkook berhenti pada sebuah rumah bernuansa putih cerah. Besar, tak kalah dengan mansion ayah nya. Jungkook menekan klakson agar para penjaga mau membuka pagar besi itu. Awalnya, pengawal Namjoon tidak bergeming dan membukakan pintu namun saat Jungkook membuka kaca jendela bagian tempat lalisa berada, mereka langsung mengejar pagar dan membuka nya lebar.

𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang