"Lily gak suka hujan. Hujan yang buat Lily buta"
"Lily suka sekali ice cream strawberry"
"Kalau dunia tenggelam, apa kookie bisa berenang? Tolong selamatkan Lily kalau begitu, karena Lily gak bisa berenang"
"Kookie udah janji, jadi Lily akan tunggu Kookie menemui Lily lagi"
"Jepitannya bakalan Lily jaga, karena ini dari Kookie"
"Sampai bertemu kookie, hati-hati di jalan ya, Lily gak akan nangis lagi, Lily janji bisa melakukan segalanya sendiri mulai hari ini"
"Kookieeeeee jangan lupain Lily yaaaa"
Teriakan dan tangisan Lily saat Jungkook meninggalkan taman belakang tempat biasa mereka bermain begitu menyakiti nya. Ia terbayang semua perkataan Lily pada nya. Ia teringat apa yang Lily suka dan tidak suka. Sialnya semua itu justru membuat Jungkook merutuki dirinya. Bagaimana bisa dia tidak menyadari, bahwa lalisa bukan hanya sekedar mengingatkan nya pada Lily tapi lalisa lah gadis yang ia cari selama ini.
Lalisa sangat suka sekali ice cream strawberry, Jungkook tertawa kecil dengan mata yang berair bagaimana ia mengingat gadis angkuh itu mau menuruti kemauan nya asal bisa mendapat ice cream yang sengaja ia makan di depan lalisa. Ia juga mengingat bagaimana lalisa tidak pandai dalam berenang, sama persis seperti Lily. Sampai-sampai Lily sudah membuat rencana untuk meminta pertolongan Jungkook jika dunia ini tenggelam.
Sesak sekali tarikan nafas Jungkook. Gadis kecil kesayangan nya ternyata ada di dekat nya. Ia adalah wanita itu, wanita angkuh yang selalu Jungkook buat marah. Wanita angkuh yang kini menjadi istri nya. Jungkook memegang jantung nya yang berdebar sangat cepat. Kebahagiaan ini begitu banyak sampai tidak bisa Jungkook menanggung nya dengan akal sehat.
Dering ponsel itu berbunyi, Jungkook sedikit melirik kearah layar ponsel nya. Ada nama Medusa dengan emoticon iblis di ujung tulisan nya. Jungkook membasahi bibir nya lalu ia menepi untuk mengontrol suara yang gemetar karena rasa senang dan haru nya. Jungkook memegang ponsel itu dengan erat, belum pun mau ia mengangkat telepon lalisa karena tidak tahu harus bicara apa. Setelah mengetahui segalanya, rasa hati itu menjadi tak karuan. Ada kebahagiaan dan luapan rasa rindu yang ingin ia curahkan pada gadis yang selama ini sudah sah menjadi milik nya.
Entahlah, rasa nya begitu berbeda setelah mengetahui lalisa adalah Lily nya. Seakan hati itu tak malu lagi mengakui bahwa Jungkook telah jatuh hati pada lalisa selama ini. Bahkan bukan sebagai Lily, Jungkook menyukai lalisa dengan segala kekurangan dan kelebihan nya. Dia menyukai segala kecantikan dan kemandirian nya. Terlebih sekarang Jungkook tahu gadis itu adalah gadis yang sama dengan cinta pertama nya di Moratti enam belas tahun yang lalu.
Rasanya semakin menjadi perasaan ini pada gadis itu.
Jungkook menarik nafas nya. Ia menggeser tombol hijau setelah menyadari lalisa mencoba memanggil nya dua kali. Jungkook menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan.
"Hallo" Sapa Jungkook.
"[Jungkook]"
Dug Dug Dug ...
Suara detakan jantung itu terdengar di dalam mobil. Jungkook bahkan malu diri menyadari dia bisa sekonyol ini. Tangan itu sedikit gemetar memegang ponsel nya, AC yang dingin tidak dapat mengeringkan keringat yang bercucuran di dahi putra Romero malam ini.
"[Jungkook kau disana?]"
"Y--ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...