Jungkook makan dengan bersemangat sore ini. Kata lalisa, ia akan menceritakan segalanya tentang hidup nya. Apa yang dia suka, apa yang dia tidak suka dan cerita tentang masa kecil nya. Jungkook sedikit lega mendengar lalisa mau menceritakan itu nanti, walau berakhir ia harus menjadi pelayan lalisa di Barcelona pun bukan suatu masalah, asal Jungkook bisa menuntaskan rasa penasaran tentang pertanyaan batin nya kenapa lalisa selalu saja mengingatkan nya dengan Lily teman masih kecil nya.
Restauran itu cukup ramai sore ini. Banyak turis juga yang sedang mengunjungi Barcelona seperti Jungkook dan lalisa. Mungkin akan melihat pertandingan bola atau mengunjungi tempat-tempat romantis yang terkenal di sana.
Mata lalisa memandang tidak suka pada satu meja. Tempat duduk dengan tiga wanita. Wanita berambut hitam dan merah menyala seperti api neraka itu sedang menatap kearah mereka. Ah, bukan mereka lebih tepatnya pria yang ada di depan lalisa. Jungkook masih sibuk dengan makanan yang ia pesan lagi tadi, entah kenapa lalisa banyak makan menyebabkan Jungkook juga ikut memesan makanan yang lain nya. Sampai-sampai Leo harus lebih bersabar karena tuan dan nyonya nya belum mau pergi dari restauran spanyol itu.
Terdengar helaan nafas kasar lalisa di telinga Jungkook. Ia menaikkan pandangan menatap lalisa sudah melipat tangan di depan dada dengan pandangan mata yang menyalang seolah Jungkook ada berbuat salah yang tidak ia suka.
"Ada apa?" Tanya Jungkook datar saat sudah menelan paksa pasta yang ada di mulut nya.
"Apa maksud mu? Kenapa kau buka kancing kemeja mu begitu?"
Jungkook mengerutkan dahinya. Ia tatap kearah bagian dada nya terlihat berkilau dengan kulit putih mulus. Jungkook menaikkan alis memandang kearah lalisa lagi "Apa yang salah dengan baju ku?" Tanya nya.
"Aku sedang makan Jungkook! Tutup kancing kemeja mu"
"Astaga gadis ini. Ada saja yang kau permasalahkan. Kau tinggal makan tidak perlu menatap baju ku"
"Tapi aku jadi tidak berselera! Tutup kancing nya"
"Ck Medusa! Apa kau makan sambil menghayal menjilati dada ku? Tidak kan?"
"Hih!"
Lalisa melengos membuang pandangan nya. Ia lihat gadis-gadis itu masih menatap kearah Jungkook. Mereka sedang berbisik dan tersenyum gedit dari meja nya. Lalisa bermain dengan lidah di dalam pipi dan meneguk habis air putih yang ada di atas meja.
Tak.
Lalisa menghentak sedikit kuat gelas kaca yang kosong. Ia tatap mata gadis-gadis itu secara terang-terangan. Ia menunjukkan tatapan tidak suka pada mereka semua. Dengan sedikit salah tingkah para gadis kembali melanjutkan makan nya. Tidak ada yang bicara diantara mereka, semua tertunduk tanpa mau mencuri pandang pada pria tampan yang ada di dekat mereka.
"Ada apa?" Tanya Jungkook, dia masih belum bisa membaca ada apa dengan istri angkuh nya ini.
"Aku sudah kenyang. Ayo ke hotel"
"Tapi kau belum makan ice cream nya"
"Tidak mau! Aku sudah tidak mau"
"Yasudah sebentar, aku habiskan pasta ku dulu"
"Nanti kita makan lagi, aku mau pergi sakarang Jungkook!"
Pria itu mengerutkan dahi nya. Ia tatap kearah belakang tubuh lalisa memandang Leo yang hanya mengangkat bahu saja. Tidak ada yang tahu ada apa dengan lalisa sebenarnya, karena Leo maupun Jungkook lebih tertarik dengan makanan yang ada di depan mereka dibandingkan gadis-gadis yang ada di restauran yang sama.
Berkali-kali Jungkook mendengar desisan kesal lalisa pada saat menuju parkiran mobil. Ia sampai bertanya-tanya apakah tanpa sengaja dia ada salah bicara yang membuat lalisa marah. Jungkook menggigit bibir nya sendiri lalu menatap lalisa yang masih diam membuang pandangan keluar jendela.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐝 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐝 𝐎𝐟 𝐅𝐚𝐭𝐞 | 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance[M] Enam belas tahun yang lalu mereka pernah bertemu. Menjadi teman baik dan melindungi satu sama lain walau dengan keadaan mata yang tidak bisa melihat apa-apa. Hari sudah berganti menjadi tahun, kedua nya sudah dinyatakan layak untuk melakukan ope...