TWENTY EIGHT

122 10 0
                                    

"𝘊𝘬, 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘪𝘭. 𝘚𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘫*𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘥𝘪𝘢"

"𝘒𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪? 𝘏𝘢𝘩! 𝘑𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪. 𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘩𝘪𝘵𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘬𝘶" Ucap wanita paruh baya yang mengenakan jubah hitam. Sedari tadi ia mengawasi pergerakan jennie dan limario yang tengah bermesraan.
































_
_
_
_

"Mesra sekali pasangan ini" Goda somi.

Jennie dan lim menoleh, keduanya sama-sama terkejut dan melepas pelukan nya spontan.

"N-noona?! Sedang apa di kamarku? Kenapa kesini? Kalau kau kelelahan bagaimana? Dan dimana Hyung? Dia tidak menjagamu?" Tanya lim bertubi-tubi. Bahkan jennie sampai melongo mendengar pertanyaan lim yang diucapkan secara cepat tanpa jeda.

"Hey hey.. Tenang.. Satu satu. Aku hanya bosan jadi kekamar mu, tidak perlu berlebihan lagipula jarak kamarku dengan kamarmu hanya sekitar 2 meter saja. Dan jungkook sedang rapat dengan beberapa menteri dari Kerajaan 𝘐𝘴𝘭𝘢𝘯𝘥𝘣𝘪𝘨. Dia menjagaku dengan baik hanya aku sedikit bosan dan sedikit melanggar perintahnya untuk tetap dikamar"jelas somi panjang lebar.

Lim bernapas lega, ia bangkit dan menghampiri somi menuntunnya untuk duduk disamping jennie.

"Kita belum berkenalan secara resmi. Namaku adalah jeon somi manoban. Kau bisa memanggilku eonnie supaya lebih akrab" Somi mengulurkan tangannya

"Namaku jennie ruby Jane kim. Eonnie bisa memanggilku jennie" Jennie tersenyum menerima uluran tangan somi. Keduanya lalu berbincang bersama. Terlihat sudah sangat akrab layaknya seorang adik kakak. Bahkan lim sampai seperti tidak dianggap dalam dunia gosip kedua perempuan itu.

"Oh ya, ini sudah hampir tiba jam makan malam. Lim, ajak jennie makan bersama ya. Noona harus kembali kekamar supaya tidak dimarahi kelinci besar itu kalau noona ketahuan menyelinap kekamar mu" Ucapnya disertai kekehan.

"Biar ku antar" Tawar lim

"Ck.. Aku masih bisa berjalan. Tidak perlu se protektif itu pada ku" Ucap somi lalu keluar kamar.

Lim kembali menghampiri jennie "ayo turun" Ajak lim

Keduanya kini berjalan beriringan menuju ruang makan. Sudah ada raja Marco yang duduk disana.

"Kemarilah dan duduk" Titah raja Marco padaku dan lim

Aku duduk disamping lim yang berhadapan dengan raja Marco. Raja itu menatapku seolah olah aku adalah penghianat kerajaan yang sedang diinterogasi. Aku sangat gugup bertatap muka langsung pada raja Luizard ini. Keringat dingin mulai muncul didahiku. Tanganku ikut bergetar karena gugup yang luarbiasa.

Hingga tanpa kusadari sebuah tangan yang berotot menggenggam jemariku. Aku menatap pergelangan kami yang menaut selama beberapa detik hingga akhirnya ku alihkan pandangan ku keatas menatap seseorang yang menggenggam tanganku.

Lim tersenyum tipis seolah mengatakan "tidak apa-apa". Aku menjadi sedikit tenang. Suasana hatiku menjadi hangat meski jantung ku masih berdetak cepat dan semakin bertambah cepat.

" Kalian tegang sekali. Ada apa hm? Apa aku menakutimu nak? "Tanya raja Marco pada jennie.

Jennie langsung menggeleng dan tersenyum kikuk " Aaa,, 𝘢𝘯𝘯𝘪... Aku.. Hanya sedikit gugup saja tuan"

"Tidak perlu seformal itu, panggil aku appa saja karena sebentar lagi kau akan menjadi bagian dari kerajaan Luizard" Ucap Marco tersenyum

Ucapan Marco barusan membuat pipi jennie memerah. Sedangkan lim berusaha menahan malu dengan bersikap cool dan memakan steak yang sedari tadi susah tersedia sebelum dia dan jennie datang.

Tawa Marco meledak "Hahaha.. Senang sekali bisa menggoda anak zaman sekarang"

Makan malam ini berjalan dengan lancar. Jennie pikir Marco tidak menyukainya karena sejak awal dia turun Marco seperti menatapnya tidak suka. Tapi ternyata salah.

Malam ini,  jennie lim dan Marco makan diselingi canda dan tawa layaknya seorang ayah dan anak-anak nya. Hingga somi dan jungkook menyusul turun kebawah.

Dimeja makan yang luas ini mereka tertawa melihat jungkook yang terlihat takut pada somi karena sempat melarangnya untuk tidak makan makanan yang pedas karena sebentar lagi somi melahirkan.
Tapi nasihatnya justru berakhir dengan hadiah cubitan manis diperut berotot nya.






















































"𝘏𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢. 𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢" Batin lim melihat interaksi keluarga nya.





















































                            🥀🥀🥀

Jennie dan lim kini tengah duduk bersama di kursi taman kerajaan Luizard. Keduanya sama sama menikmati suasana malam yang tenang ditemani suara jangkrik yang berderik dan diterangi oleh sinar rembulan yang sedikit redup.

"Saat aku pingsan aku bermimpi aneh" Adu jennie membuat l menoleh padanya.

"Anehnya? "

"Aku seperti kembali pada masa lalu, bertemu banyak orang yang sedikit familiar tapi ketika aku mengingat nya semua itu menjadi semakin kelabu. Dan.. Dimimpi itu aku sudah memiliki seorang putri . Tapi aku tidak pernah melihat ayahnya yang katanya sudah meninggal. Diakhir mimpi sebelum aku terbangun aku sempat melihat nisan yang bertuliskan.... Siapa ya? Intinya dia memiliki marga yang sama denganmu"

"Bruschwiller? " Tanya lim

"Manoban"

Lim terdiam. Marga manoban memang sudah terbentuk sejak ratusan tahun lalu. Tapi apa mungkin ini sebuah kebetulan?.

"Jika benar.. Kamu-" Jennie menjeda kalimat nya. Matanya menatap lim dengan lekat.

"Kamu pergi meninggalkan ku.. Sendirian.. Dengan kondisi Memeluk kesepian" Ucap jennie. Air matanya mengalir secara tiba-tiba. Lim memperhatikan dengan iba. Tangannya bergerak mengusap air mata yang mengalir dipipi jennie.

"Jennie.. Aku tak pernah menetap dikehidupan siapa pun. Tetapi hal yang bisa kujamin, aku adalah persinggahan terbaik yang pernah kau temui"

"Jadi.. Percayalah pada takdir tuhan yang akan menuntun kita menuju kebahagiaan"














































Dalam sunyinya malam keduanya berpelukan dan larut dalam pikiran Masing-masing.



































                       ************

Jangan lupa votenya serta komen yang banyakkkkkkkkkk

King of the magicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang