Orion tiba di rumah pengasingan Galuh. Ia turun dari mobil dan melangkahkan kaki masuk ke dalam. Ia disambut dengan senyuman oleh Karsan dan Pak Joni di halaman depan. Tangguh berdiri di muka pintu memandangi laki-laki itu. Ia menorehkan senyum ramah menyambut kedatangan Orion.
"Selamat datang, Orion," sapa Tangguh sembari mengulurkan tangannya. "Perkenalkan saya Tangguh. Saya asisten pribadi Galuh.
Orion menyunggingkan senyum dan menjabat tangan Tangguh. "Terimakasih atas sambutannya, Bung. Saya Orion."
Tangguh mempersilahkan Orion masuk ke dalam rumah. Orion memandangi setiap tata ruangan di kediaman Galuh. Saat pertama kali masuk, matanya disuguhkan dengan pemandangan ruang tamu dan segala macam hiasan yang terpajang di dinding serta beberapa foto-foto keluarga Ekawira.
Kini mereka memasuki ruang tengah. Di ruangan itu, ia melihat banyak sekali guci-guci yang didatangkan langsung dari Beijing. Ia juga melihat beberapa pajangan pernak-pernik dari London seperti miniatur tentara Inggris, miniatur bus merah, serta boneka kayu Nutcraker yang memenuhi sebuah meja.
Mereka tiba di ruang makan. Tangguh mengajak Orion menikmati makan siang di ruangan itu. Mereka berdua duduk berhadapan di meja makan yang terbuat dari kaca. "Selamat menikmati makan siang, Orion," ujar Tangguh yang mengambil secentong nasi putih kemudian meletakkan ke piringnya.
"Sudah lama sekali rasanya aku tidak makan makanan ini." Orion tersenyum sembari mengambil nasi dan beberapa lauk.
Tangguh tersenyum serta mengambil sepotong daging Rendang. "Bagaimana perjalananmu? Dan bagaimana kau bisa sampai ke sini?"
Orion meletakkan secentong nasi ke piring miliknya. "Lumayan menghabiskan waktu yang cukup lama. Butuh lima jam dari tempat tinggalku menjangkau tempat ini. Dan yang membuat aku kaget, tempat ini jauh dari pusat kota," kata Orion yang kini mengambil dua potong daging Rendang yang di masak oleh Bi Ratmi.
"Iya, tempat ini memang jauh dari pusat kota untuk menghindari polusi udara. Galuh butuh udara yang sehat," jelas Tangguh.
Orion menelan nasi yang telah ia kunyah sebanyak tiga pulih dua kali. "Kau sudah lama bekerja untuk Galuh?" tanya Orion.
"Baru satu bulan" jawab Tangguh.
Mereka berdua kembali hening. Mereka sibuk mengunyah makanan yang telah dihidangkan Oleh Bi Ratmi.
"Ngomong-ngomong, di mana Galuh?" Tanya Orion sembari mengelap mulutnya dengan tisu.
Tangguh menelan makanan yang telah ia kunyah. "Ia di halaman belakang. Nanti kuantar setelah makan siang selesai."
Keduanya kembali melanjutkan kegiatan mereka menyantap makanan yang telah tersaji. Makan siang itu ditutup dengan buah potong. Ada semangka, anggur, serta melon segar. Orion mengambil sepotong melon dan mengunyahnya. Hatinya tak menentu. Ia gugup seketika hendak bertemu Galuh. Kopilot itu menghela napas.
Selesai makan siang, Tangguh mengantar Orion menuju halaman belakang. Orion terkagum-kagum melihat panorama yang indah di depan matanya. Terbentang hamparan rumput hijau serta ladang bunga matahari di hadapan mereka. Matanya tertuju pada Galuh yang sudah berdiri di bawah pohon akasia.
Orion melangkahkan kakinya mendekati Galuh, sementara Tangguh membalikkan badan lalu melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan mereka. Di detik ini, Tangguh merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Ia merasa tak rela jika Orion mendekati Galuh. Semacam perasaan cemburu. Ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Galuh. Ia menunduk kemudian menggelengkan kepala. Tangguh kembali masuk ke dalam rumah dan memilih duduk di halaman depan bersama Pak Joni dan Karsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken Flower
FanfictionAbout time barred between Them Sinopsis singkat: Ini adalah kisahku. Kisah bagaimana sebuah peristiwa di luar logika terjadi. Bisa kau bayangkan? Aku tak sengaja terdampar di tahun 1970 dan bertemu seorang gadis yang diasingkan keluarganya karena pe...