Based on dr. Diaz's journal
Part 2: The loneliness
Tiga hari berlalu dan Tangguh masih belum ditemukan. Dokter Diaz sudah melaporkan kejadian ini kepada polisi setempat. Bahkan Pradipta telah mengerahkan orang-orangnya untuk menemukan laki-laki itu. Semua masih berusaha mencari Tangguh. Bahkan Pak Joni dan Karsan masih melakukan pencarian di berbagai titik di kota.
Sejak hilangnya Tangguh, Galuh merasa ada yang sakit pada hatinya. Ia tak terbiasa menjalani hari tanpa Tangguh. Senyum yang biasa menghiasi bibirnya kini raib. Ia lebih banyak menghabiskan waktu sendiri di kamar dan terkadang ia akan memainkan pianonya sepanjang hari.
Sama seperti hari ini. Gadis itu menumpahkan semua kepiluan yang tengah melanda jiwanya dengan memainkan piano di ruang musik. Nada yang ia mainkan mengisyaratkan kesedihan yang teramat dalam, seolah orang yang mendengar nada itu ikut merasakan kehilangan yang kini dirasakan Galuh.
"Galuh." Suara Dokter Diaz membuat Galuh menghentikan permainan pianonya. Dokter Diaz mengambil kursi dan duduk di samping wanita itu. Galuh tampak lesu dan murung. Wajahnya datar sekali.
"Kamu yang sabar ya, pihak kepolisian sedang mencari Tangguh. Mereka juga telah menempelkan pengumuman kehilangan orang di beberapa titik kota dan juga daerah sini."
"Ini sudah hari ketiga. Dan kabar mengenai Tangguh belum juga terdengar," lirih Galuh.
"Kakekmu juga telah mengerahkan orang-orangnya untuk mencari Tangguh," kata Dokter Diaz yang berusaha menenangkan Galuh.
"Ketakutan terbesarku adalah, bagaimana jika Tangguh tidak ditemukan?" Air mata Galuh tak terbendung lagi. Air mata ketakutan itu mengalir membasahi pipinya.
"Aku tak pernah melihatmu setakut ini. Apakah yang mendasari ketakutanmu itu?"
Galuh terdiam seribu bahasa. Ia kini mencoba membendung air mata itu kembali.
"Do you love him?" tanya Dokter Diaz.
Ia terisak menangis. Dokter Diaz hanya bisa membiarkan Galuh menumpahkan semua kesedihannya dengan tangisan. Galuh memejamkan mata. Ia membiarkan air mata itu mengalir. "Aku rasa, aku mencintai laki-laki itu," ungkap Galuh mengakui perasaannya. Galuh kemudian mengusap air matanya dan menghela napas.
"Boleh aku bertanya sesuatu, Nak?" tanya Dokter Diaz.
Galuh menganggukkan kepala dan mengizinkan Dokter Diaz mengajukan pertanyaan.
"Ada tanda tanya besar yang mengiringi kehadiran Tangguh di rumah ini. Pertanyaan itu selalu mengebu ingin kucari jawabannya, namun aku tak tahu harus menanyakan ini kepada siapa. Kuharap pertanyaan ini menemukan jawabannya melalui dirimu," kata Dokter Diaz.
Dokter Diaz memasang raut muka serius. "Aku sudah mulai curiga semenjak pertama kali bertemu dengan Tangguh. Bagaimana bisa ia masuk ke rumah ini? Kau tahu sendiri kalau rumah ini akan diperiksa setiap pukul satu malam oleh Karsan dan Pak Joni. Bahkan mereka bilang malam itu tak ada orang yang berada di ruang musik. Ia juga pernah menghilang secara misterius seperti ini sebelumnya. Bahkan aku tak tahu asal usul laki-laki itu. Apakah ada sesuatu yang kau tahu mengenai Tangguh yang kau coba sembunyikan dariku?"
Galuh melirik Dokter Diaz. Pertanyaan Dokter Diaz mendorong Galuh untuk menceritakan yang sebenarnya. Galuh berpikir sudah saatnya Dokter Diaz mengetahui siapa Tangguh.
"Tangguh itu manusia yang hidup masa depan," ujar Galuh.
Dokter Diaz mengerutkan keningnya. Ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken Flower
FanfictionAbout time barred between Them Sinopsis singkat: Ini adalah kisahku. Kisah bagaimana sebuah peristiwa di luar logika terjadi. Bisa kau bayangkan? Aku tak sengaja terdampar di tahun 1970 dan bertemu seorang gadis yang diasingkan keluarganya karena pe...