Hubby • 20

58.4K 3.1K 38
                                    

"Carol, lo kadang nggak asik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Carol, lo kadang nggak asik. Tapi guenya sayang. Pokoknya, thanks for being my favorite kampret, deh!"
- Cecil

💍💍

Di tengah hiruk-pikuk kota yang tidak pernah tenang, Cecil, duduk gelisah di salah satu cafe ternama. Dia lagi menunggu Bryan, yang tadi pagi—setelah Jeff berangkat kerja—memberinya pesan untuk bertemu. Entah mengapa Bryan masih terus-menerus menciptakan drama di antara mereka berdua. Cecil rasanya lelah. Tadinya dia tidak mau meladeni untuk bertemu, tapi Bryan mengancam dengan segala keegoisannya.

Beberapa menit menunggu, duduk di sana, ditemani dengungan suara-suara orang yang berlalu lalang di dalam cafe, sosok yang sangat familiar muncul dari kejauhan. Itu dia, Bryan. Langkahnya terlihat berat, wajahnya penuh dengan emosi yang sulit untuk diartikan. Cecil menarik napasnya dalam-dalam. Here we go.

Bryan duduk di depannya, jelas terlihat di balik wajahnya yang marah, ada juga kesedihan di matanya yang tidak bisa dia sembunyikan. Cecil pun masih sama. Dadanya masih berdebar melihat Bryan tapi mungkin tidak sehebat dulu.

"Kamu apa kabar?" tanya Bryan basa-basi.

"Aku baik-baik aja, Bry."

Cih.. Bryan menatapnya lama, lalu tertawa kecut membuat Cecil heran. "Kamu bahkan nggak nanya balik kabarku. Kamu benar-benar udah lupain aku?"

Dan ini lagi, masih di topik yang sama, yang membuat Cecil menghela napasnya panjang. Rasanya, apapun yang dia lakukan bakal salah di mata Bryan. Ingin menjawab, tapi segera ucapannya dicela oleh mantannya itu yang lanjut berbicara.

"Kamu nggak tau aku setiap detik, setiap menit, setiap jam hanya mikirin kamu, Cil. Aku cari semua cara supaya kita bisa balik lagi. Aku mau perjuangin cinta kita."

"Bry. You're making it hard for me."

Bryan mendekatkan wajahnya, menatap Cecil lebih dalam. "No! You are!" erangnya dengan mata menyalang.

Cecil tersentak kaget, dan berusaha mengatur napasnya yang sesak karena kepanikan-nya mendadak kambuh. Tenang, tenang. Hanya kata itu yang dirapalkannya dalam hati berulang-ulang.

"Kita masih bisa sama-sama, Cil." Kali ini suara Bryan melembut. Dia seperti orang aneh yang emosinya cepat berubah-ubah. Cecil takut.

"Aku tau kamu nggak bisa ninggalin Si Autis itu sembarangan karena kamu untang budi kan sama keluarga mereka yang nolongin perusahaan Papa?" lanjut Bryan. Dan sekarang wajahnya berubah lagi seperti ingin menangis.

Cecil diam. Di satu sisi, dia kesal karena Bryan terus-terusan mengolok-olok Jeff dengan sebutan seperti itu. Di sisi lain dia paham keresahan Bryan. Tapi, semua bukannya udah jelas? Mereka tidak akan bisa balik. Dan itu final. Cecil bingung bagaimana menjelaskannya pada Bryan tanpa menyakitkan perasannya kalau Cecil mulai belajar membuka hati dan dia pun mau Bryan melakukan hal yang sama untuk orang lain.

Special Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang