Takdir itu emang kocak. Perasaan cerita tentang perjodohan itu hanya ada di film atau novel, tapi sekarang apa? Cecilia Janelle terjebak dalam sebuah perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Benar-benar klise. Perusahaan Papanya sedang dal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💍💍
Pagi itu, langit membentang biru di angkasa, cerah bersinar, secerah perasaan Cecil yang baru saja tiba di depan rumah Adam. Tidak ada tanda-tanda Pak Dimas dan Pak Eko yang biasanya mencegatnya masuk di sana. Artinya, Adam sudah berangkat bekerja. Dan itu pertanda baik, berarti dia punya waktu untuk bersama Jeff.
Melangkah Cecil ke depan pintu, bersiap-siap untuk mengentuknya. Namun niatnya terhenti oleh suara obrolan seseorang yang dia kenali di balik pintu yang ternyata sedikit terbuka.
Perlahan, Cecil coba untuk mendekat, ingin memastikan tebakannya tidak salah. Maybe she was mistaken, maybe it wasn't who she thought it was. Tapi ketika mendengar suara itu semakin jelas, hatinya semakin yakin. Itu suara Jeff.
Dengan sedikit mengintip, Cecil melihat Jeff sedang duduk di sofa ruang tamu. Dan, di luar dugaan, ternyata di sana dia bersama Adam. Mertua Cecil itu ternyata belum berangkat bekerja. Tapi kenapa Pak Dimas dan Pak Eko tidak ada? Atau mungkin Silvia yang sudah berangkat ke kantor?
"Papa, can't you just stop it?" tanya Jeff yang mengangkat wajahnya dari rubik ketika Adam duduk bersiap-siap memakai sepatu di sebelahnya. Jeff memang sengaja duduk di sana, menunggu Adam keluar dari kamarnya.
Adam menoleh, mengernyitkan dahi. Bingung pria itu dengan pernyataan Jeff barusan. "Stop what, Jeff? I'm just getting ready for work," jawab Adam sambil tersenyum.
Jeff menggeleng pelan, menggigit bibirnya. "Imean, can't you just stop being so hard on Cecil? She's trying her best, you know. She's doing everything she can to make our marriage work."
Adam terdiam mendengar kalimat putranya, karena ini pertama kalinya Jeff mengutarakan isi kepalanya dan membahas masalah Cecil. "Kamu nggak tau apa yang lagi kamu bicarakan, Jeff." Adam menggeleng kepalanya kecil, lalu kembali memakai sepatunya. Tentulah baginya Jeff tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Bahkan mungkin tidak paham dengan apa yang sedang dia ucapkan.
"Of course i know what i'm talking about, Papa. I see how hard she's trying to be a good wife and a good daughter-in-law." Jeff terdengar frustasi, sedikit menghentak rubik di tangannya ke atas paha. Kenapa Adam selalu membuatnya seperti tak paham apapun? Seolah-olah dia sangat amat bodoh. Jeff selalu merasa kecil setiap kali Adam memandangnya seperti itu.
Adam kembali menoleh pada Jeff. Kali ini dia mebenahi posisi duduknya agar menatap anaknya itu sepenuhnya. Sedikit merasa kaget Adam, mendengar Jeff ngomong sebanyak ini. "Kamu nggak tau apa-apa Jeffrey. Cecil udah buat malu keluarga kita. Semua media dari kemarin-kemarin sampai hari ini ngebahas tentang dia. Kamu tau apa yang diperbuatnya?"
"Her video with Bryan, right?"
Adam tersentak. Ternyata Jeff sudah tau tentang itu. Kapan? Dan dari siapa? Dia tidak tau selama ini.
