Hubby • 42

46.6K 2.6K 112
                                    

💍💍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




💍💍

Morning sickness, Cecil merasakannya. Pagi ini, di kamar mandi, dia menyeka bibirnya dan menguat-nguatkan diri untuk melewati ini. Dokter bilang perasaan mual ini akan berkurang biasanya setelah trimester pertama kehamilannya. Tapi, she can't help but feel miserable at the moment.

Cecil membilas wajahnya dan mencoba megurangi mualnya dengan melakukan gerakan pernapasan perlahan-lahan.

"Mami kuat kok, Dek. Kamu juga kuat, ya. Tumbuh yang sehat," ucap Cecil sambil mengusap perutnya pelan. Dia mencoba membayangkan wajah bahagia bayinya, entah itu nanti mirip dengannya atau mirip dengan Jeff. Dan membayangkan itu aja udah membuatnya sedikit lebih baik.

Setelah merasa lebih tenang, Cecil berjalan keluar dari kamar dan memutuskan untuk membuat teh jahe hangat. Rasa-rasanya pagi ini dia tidak berselera makan. Belum menyentuh sarapannya aja dia merasa ingin muntah lagi. Jadi, biarlah minum teh jahe dulu pikirnya. Nanti setelah enakan, dia coba ngemil kue kering yang sehat.

Saat melangkah turun dari tangga, Cecil melihat Tommy dan Belinda duduk di sofa, mata mereka terpaku pada layar TV, sibuk menonton. Cecil baru ingat bahwa dia sama sekali belum menyampaikan pada mereka tentang kehamilannya. Mungkin sekarang adalah waktu yang tepat, mengingat sekarang situasinya lagi baik.

"Ma, Pa," panggilnya lembut.

Tommy dan Belinda menoleh, mendapati Cecil berjalan ke arah mereka, sedikit pucat.

"Pagi, Nak. Baru bangun? Itu tadi ada bubur sup ikan di buat sama Si Bibi. Makan gih," sahut Belinda.

Cecil mengangguk. "Iya, Ma. Entar aja. Aku lagi nggak selera makan," jawabnya, mendudukan dirinya di sofa, di antara Tommy dan Belinda.

"Kenapa? Kamu sakit? Wajah kamu agak pucat," tanya Tommy, memperhatikan anak perempuannya dengan penuh perhatian.

Cecil menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya menggeleng pelan. "Engga kok, Pa," katanya dengan tersenyum.

Tommy semakin dibuat bingung. Matanya memicing mencoba menelisik di balik ekspresi Cecil yang dia rasa sedikit mencurigakan.

"Oh iya, Ma, Pa. Aku punya kabar baik," ucap Cecil menoleh pada orang tuanya secara bergantian.

"Kabar baik apa, Nak?" Belinda bertanya, mulai penasaran. Wajah Cecil yang pucat kontras dengan senyum cerahnya, sehingga menimbulkan pertanyaan dibenak Belinda.

"Mama sama Papa sebentar lagi bakal jadi eyang."

Tommy menaikkan satu alis matanya, menunjukkan dirinya yang bingung. Sebenarnya kalimat itu jelas tapi rasanya kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul.

"Maksudnya?"

"Aku hamil."

Sorot mata Tommy dan Belinda berubah, dengan cepat terbuka lebar, menjadi campuran antara kaget dan bahagia saat mereka mendengar berita tersebut.

Special Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang