(04)-keberanian yang terpendam

60 15 0
                                    

HAPPY READING•

***

Setelah pertemuan yang mengubah segalanya di taman, Bintang mulai merasakan ada perubahan dalam dirinya. Pertemuan dengan Rina dan Andi di hari sebelumnya memberinya keberanian yang tak terduga. Meski kecil, perlawanan yang ia lakukan membuatnya sadar bahwa diam selama ini tidak membuat keadaan lebih baik. Tapi Bintang tahu bahwa keberanian bukan sesuatu yang datang dalam semalam—itu adalah sesuatu yang harus terus ia bangun, langkah demi langkah.

Hari ini, di kelas, suasana terasa lebih tegang dari biasanya. Riza dan geng seniornya masih berusaha mendominasi, dengan ejekan dan intimidasi yang sama. Namun, ada sesuatu yang berubah. Meskipun Bintang tetap merasa cemas, kali ini dia tidak lagi tunduk semudah sebelumnya. Dia tahu bahwa dia harus bertahan, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk semua orang yang diam selama ini.

Ketika bel tanda istirahat berbunyi, Bintang memutuskan untuk tidak bersembunyi di tempat biasanya. Ia berjalan ke kantin dengan langkah yang meski ragu, namun tegas. Dia bisa merasakan tatapan dari senior dan beberapa teman sekelasnya. Namun, kali ini Bintang mencoba untuk tidak mempedulikannya. Dia mengambil makanannya dan duduk di salah satu meja di pojok.

Tak lama kemudian, Rina dan Andi datang menghampirinya. Wajah mereka tampak berbeda dari hari-hari sebelumnya. Mereka tampak canggung, tidak seperti biasanya saat mereka datang dengan cemoohan atau ejekan.

"Bintang," sapa Rina dengan nada yang lebih lembut daripada sebelumnya. "Kita bisa ngobrol sebentar?"

Bintang menatap mereka, berusaha menebak niat di balik pendekatan mereka. Tapi kali ini, dia tidak langsung menghindar. "Ngomong apa?" tanyanya datar.

Rina dan Andi duduk di hadapannya. Mereka tampak tidak nyaman, seolah-olah sedang memikirkan cara untuk memulai percakapan. Andi yang biasanya keras dan ikut mengejek, kali ini terlihat bingung.

“Kemarin... waktu kamu bilang kita ikut-ikutan, aku mulai mikir,” kata Rina perlahan. “Aku tahu apa yang kita lakuin nggak bener, tapi aku... nggak pernah benar-benar mikir gimana perasaan kamu.”

Andi mengangguk, meski tak banyak bicara. “Kita juga nggak mau jadi bagian dari ini, Bin. Tapi kadang… susah buat keluar dari apa yang udah terjadi.”

Bintang menatap mereka berdua. Ini mungkin pertama kalinya mereka tidak datang dengan niat jahat. Ada sedikit rasa lega dalam hatinya, meskipun rasa curiga masih menyelip.

“Kalian nggak harus ikut-ikutan mereka,” kata Bintang akhirnya, suaranya lebih tenang dari sebelumnya. “Kalian bisa berhenti kapan pun. Aku juga berusaha keluar dari ini semua.”

Rina mengangguk pelan. “Iya, mungkin kita harus mulai dari diri sendiri dulu.”

Keheningan menyelimuti mereka sejenak. Mungkin ini langkah pertama untuk perubahan yang lebih besar. Meski masih jauh dari kata damai, Bintang merasa bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang berbeda. Tidak semua orang bisa langsung berubah, tetapi setidaknya, kali ini, mereka mulai berpikir ulang tentang apa yang telah mereka lakukan.

Sekian untuk part-nya

Tetap stay tune untuk membaca bab berikutnya.

To be continued
Dipublikasikan pada:13,Maret, 2024

Sampai berjumpa di bab selanjutnya.
Salam sayang dari ryfal, author MASA BINTANG.

Masa Bintang [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang