(29)-Langkah Tak Terduga

30 11 0
                                    

•HAPPY READING•

***

Setelah keberhasilan pameran, kehidupan Riza dan Ardi berjalan lebih tenang namun tetap produktif.

Mereka menikmati apresiasi yang diterima atas karya mereka dan perlahan mulai merencanakan langkah selanjutnya. Namun, Riza tidak pernah menyangka bahwa kehidupan bisa berubah begitu cepat.

Tawaran yang Mengejutkan

Suatu pagi di studio, Riza menerima email dari sebuah perusahaan desain terkenal di Eropa. Perusahaan tersebut menawarkan kesempatan berkolaborasi dalam proyek seni yang akan dipamerkan di beberapa negara.

Tawaran itu datang sebagai kejutan besar. Bekerja dengan perusahaan internasional adalah mimpi banyak desainer, dan sekarang kesempatan itu ada di hadapannya.

“Riz, kamu harus ambil kesempatan ini!” kata Ardi ketika Riza menceritakan email yang baru saja diterimanya.

Riza masih dalam keadaan terkejut. “Aku nggak tahu, Di. Ini terlalu mendadak. Aku bahkan nggak pernah berpikir untuk bekerja di luar negeri. Dan ada kamu juga di sini...”

Ardi menatapnya dengan serius. “Ini kesempatan yang besar, Riz. Aku tahu kita udah bikin sesuatu yang keren bareng, tapi aku nggak mau kamu melewatkan kesempatan sebesar ini hanya karena kita berdua ada di sini. Kita bisa tetap bekerja bareng, walaupun kamu di Eropa. Teknologi bikin itu mungkin.”

Kata-kata Ardi memberi Riza banyak hal untuk dipikirkan. Di satu sisi, tawaran itu sangat menggoda. Tapi di sisi lain, dia merasa terikat dengan kehidupan yang telah dia bangun di sini, bersama teman-temannya, studio, dan proyek yang sedang berjalan dengan Ardi.

Pertemuan dengan Maya

Seiring dengan kebingungannya, Riza juga mendapat kabar bahwa Maya, yang sebelumnya pergi untuk beasiswa, akan kembali sebentar ke kota sebelum melanjutkan studinya ke negara lain.

Ketika mendengar kabar itu, Riza merasa campur aduk—perasaan rindu bercampur dengan kebingungan tentang masa depan. Meski hubungan mereka telah berubah, Maya tetap seseorang yang penting dalam hidupnya.

Mereka berjanji untuk bertemu di sebuah kafe yang sering mereka kunjungi dahulu. Ketika Maya masuk, Riza bisa merasakan ada perubahan dalam dirinya.

Maya terlihat lebih dewasa dan lebih percaya diri, seolah-olah waktu yang mereka habiskan berjauhan telah membuatnya tumbuh.

“Kamu kelihatan berbeda, Maya,” kata Riza sambil tersenyum.

Maya tersenyum kecil. “Perjalanan jauh bikin aku belajar banyak, Riz. Banyak hal yang aku lihat, dan aku jadi lebih tahu apa yang aku mau dalam hidup.”

Mereka berbicara lama, membahas berbagai hal, dari perjalanan Maya hingga perkembangan Riza dengan pameran dan tawaran dari Eropa.

Maya mendengarkan dengan penuh perhatian saat Riza menceritakan keraguannya tentang menerima tawaran tersebut.

“Aku mengerti perasaanmu,” kata Maya, “Kadang kita merasa takut untuk melangkah ke tempat yang baru, apalagi kalau kita sudah merasa nyaman di tempat kita sekarang. Tapi kamu harus tanya dirimu sendiri, apa ini yang benar-benar kamu mau? Apa ini langkah yang bisa membuatmu lebih bahagia?”

Pertanyaan itu terngiang-ngiang di kepala Riza. Apa yang sebenarnya dia inginkan?

Memilih Jalan yang Tepat

Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Maya, Riza semakin sering memikirkan tawaran dari perusahaan di Eropa.

Dia tahu bahwa kesempatan seperti ini tidak datang dua kali, tetapi ada juga ketakutan besar akan perubahan yang akan terjadi jika dia menerima tawaran itu.

Suatu malam, saat dia sedang merenung di apartemennya, Riza menerima telepon dari ibunya di kampung halaman.

Mereka berbicara tentang hal-hal sederhana, tetapi di tengah percakapan, ibunya berkata, “Kadang, kita harus berani mengambil langkah besar untuk menemukan kebahagiaan yang baru, Nak. Jangan takut pada perubahan, karena seringkali di situlah kita menemukan diri kita yang sebenarnya.”

Kata-kata ibunya semakin memperjelas pikirannya. Mungkin sudah saatnya dia melangkah keluar dari zona nyamannya.

Selama ini, Riza selalu merasa nyaman di studio dan dengan teman-teman terdekatnya, tetapi dia juga tahu bahwa ada bagian dari dirinya yang masih ingin menjelajah lebih jauh.

Keputusan Akhir

Keesokan harinya, Riza memutuskan untuk berbicara dengan Ardi. Mereka bertemu di studio seperti biasa, tetapi kali ini, ada suasana serius dalam percakapan mereka.

“Ardi, aku udah mikir panjang soal tawaran itu. Dan aku rasa... aku harus mencobanya. Ini mungkin kesempatan yang nggak datang dua kali, dan aku nggak mau menyesal nanti,” kata Riza dengan suara tenang namun tegas.

Ardi tersenyum lebar. “Aku udah tahu kamu bakal ambil kesempatan itu, Riz. Ini langkah yang tepat buat kamu. Aku senang kamu ambil keputusan ini.”

Meski Ardi mendukung keputusannya, Riza merasa sedih juga harus meninggalkan teman baiknya. Tapi dia tahu, ini adalah jalan yang harus dia tempuh untuk berkembang lebih jauh.

to be continued
Published:11,juli,2024

Masa Bintang [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang