(34)-Antara Cinta dan Karir

4 6 0
                                    

•HAPPY READING•

***

Setelah mengungkapkan perasaan yang selama ini terpendam, hubungan Riza dan Maya semakin mendalam.

Mereka mulai sering menghabiskan waktu bersama, bukan hanya sebagai sahabat lama, tetapi juga sebagai pasangan yang perlahan-lahan saling mengenal dengan cara yang berbeda.

Ada kebahagiaan baru dalam hidup Riza, yang membuatnya merasa lebih lengkap, tetapi di sisi lain, kariernya terus menuntut perhatian yang serius.

Sementara itu, proyek-proyek yang diberikan oleh perusahaan Eropa berjalan dengan lancar. Riza bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia bisa menjalani karier internasionalnya dari Indonesia.

Namun, semakin banyak tugas dan tanggung jawab yang datang, semakin besar pula tekanan yang ia rasakan. Ia harus menemukan cara untuk menyeimbangkan antara cinta dan karier, tanpa harus mengorbankan salah satunya.

Kebimbangan Karier

Pada suatu malam, Riza duduk di ruang kerjanya, menatap layar laptop yang penuh dengan jadwal rapat dan tenggat waktu proyek.

Di saat yang sama, ia teringat janji untuk makan malam bersama Maya, yang telah ia tunda dua kali karena kesibukan. Pikirannya dipenuhi oleh perasaan bersalah dan kebingungan.

Riza tahu bahwa ia tidak bisa terus-menerus menunda kehidupan pribadinya demi karier.

Namun, di sisi lain, proyek-proyek besar ini sangat penting untuk masa depannya. Ia merasa terjebak dalam lingkaran yang membuatnya tidak bisa memberikan perhatian penuh pada salah satu sisi hidupnya.

Akhirnya, Riza memutuskan untuk berbicara dengan Maya tentang situasinya. Mereka bertemu di kafe favorit mereka, tempat yang selalu memberikan rasa nyaman bagi mereka berdua.

Percakapan dengan Maya

Maya bisa melihat kelelahan di wajah Riza. Ia tahu bahwa Riza sedang mengalami dilema, dan seperti biasa, Maya ingin menjadi pendengar yang baik.

"Riz, aku bisa lihat kamu sedang tertekan," kata Maya dengan lembut. "Kalau kamu mau cerita, aku di sini."

Riza tersenyum lelah. "Aku merasa kewalahan, May. Proyek-proyek ini penting, tapi di sisi lain, aku merasa mengabaikanmu dan hal-hal yang penting di sini. Aku nggak tahu harus gimana."

Maya terdiam sejenak, sebelum menjawab dengan bijaksana.

"Aku ngerti, Riz. Aku tahu karier kamu penting, dan aku juga nggak mau kamu harus memilih antara aku atau pekerjaanmu. Tapi aku juga nggak mau lihat kamu terlalu tertekan. Mungkin ada cara untuk menyeimbangkan semuanya?"

Riza merasa sedikit lega mendengar pengertian dari Maya. Namun, ia masih belum yakin bagaimana caranya menjaga keseimbangan tersebut.

Mereka terus berdiskusi tentang bagaimana Riza bisa mengatur waktu dengan lebih baik, tanpa harus mengorbankan salah satu aspek penting dalam hidupnya.

Tawaran Baru dari Eropa

Beberapa hari setelah percakapan dengan Maya, Riza menerima kabar baru dari perusahaannya di Eropa.

Mereka menawarkan Riza peran yang lebih besar: menjadi pemimpin tim kreatif global, yang akan membuatnya harus sering bepergian ke luar negeri dan menghadiri rapat-rapat penting di berbagai negara.

Ini adalah tawaran yang sangat menggiurkan, tetapi juga berarti bahwa Riza harus menghabiskan lebih banyak waktu jauh dari Indonesia.

Riza kembali berada di persimpangan jalan. Ia tahu bahwa kesempatan ini bisa menjadi lompatan besar dalam kariernya, tetapi ia juga tidak bisa mengabaikan kehidupan yang sedang ia bangun di Indonesia bersama orang-orang yang ia cintai, terutama Maya.

Bicara dengan Keluarga

Riza memutuskan untuk mendiskusikan tawaran ini dengan keluarganya. Ia tahu bahwa keputusan ini bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga tentang orang-orang yang menjadi bagian dari hidupnya. Dalam makan malam keluarga yang hangat, Riza menceritakan kebimbangan yang ia rasakan.

Ayah Riza, yang selama ini selalu menjadi figur panutan baginya, memberikan nasihat yang bijak.

"Riz, hidup ini tentang pilihan. Kadang, kita harus mengambil risiko untuk maju, tapi kita juga harus tahu apa yang paling penting bagi kita. Karier penting, tapi kebahagiaan dan keseimbangan hidup juga penting."

Kata-kata ayahnya membuat Riza merenung lebih dalam. Ia menyadari bahwa apa pun keputusan yang akan diambil, ia harus memilih dengan hati-hati, memastikan bahwa ia tidak kehilangan hal-hal yang paling berharga dalam hidupnya.

Keputusan yang Sulit

Setelah merenung selama beberapa hari, Riza akhirnya mengambil keputusan. Ia memutuskan untuk menolak tawaran peran besar itu, setidaknya untuk saat ini.

Ia memilih untuk tetap fokus pada proyek-proyek yang bisa dikerjakan dari Indonesia, menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadinya.

Riza merasa bahwa keputusan ini adalah yang terbaik untuknya saat ini. Ia tidak ingin kehilangan Maya, keluarganya, dan kenyamanan hidup di Indonesia hanya demi karier yang menuntutnya jauh dari mereka. Ia yakin bahwa masih banyak peluang besar yang bisa ia kejar tanpa harus mengorbankan hal-hal yang membuatnya bahagia.

To be continued
Published:16, September,2024

Masa Bintang [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang