"Silahkan duduk." Bible melepaskan jabatan tangan pada wanita cantik berambut lurus sebahu di depannya. "Mau pesan apa?" Tanyanya sopan setelah wanita itu duduk dengan nyaman.
"Apa saja." Nada lembut terdengar, wanita yang nampak kaku itu terlihat lesu.
Bible tersenyum kecil. "Baiklah, tunggu sebentar." Pria itu berjalan menuju kasir, memesan sesuatu dan langsung kembali setelahnya. "Maaf menunggu lama."
"Tidak apa." Kegugupan tergambar jelas dari paras si wanita.
"Satu jus strawberry orange dan satu americano." Si pelayan mengantarkan pesanan mereka. Bible sengaja hanya membeli minum untuk keduanya, budget yang diberikan Off lebih baik ia simpan lebihnya. Lagi pula ia di sana untuk mematahkan hati wanita yang seharusnya berkenalan langsung dengan temannya itu. Mana mungkin wanita itu ingin makan setelahnya.
"Aku melihatmu sangat sehat, jadi aku memesankan jus."
"Terimakasih."
"Sama-sama." Bible menengguk americanonya lebih dulu. "Jadi nona Isabella, apa kita bisa bicara sekarang?"
"Ya, tentu." Isabella, nama wanita yang akan dijodohkan dengan sahabatnya itu terdengar indah ditelinga. Rupanya yang cantik jelita juga memanjakan mata. Tetapi Bible harus fokus pada tujuannya.
"Aku akan memperkenalkan diri lebih dulu. Aku Bible, pacar Off."
Isabella menggigit bibirnya. Saat mendatapkan telpon dari pria asing yang meminta bertemu dengannya, ia langsung menolak. Tetapi setelah mendengar bahwa pria itu adalah kenalan calon tunangannya, Isabella tanpa pikir dua kali langsung bersedia. Ia kira bukan kabar seperti ini yang akan didapatkannya.
"Kami telah bersama dua tahun terakhir." Bible pandai berakting. Itulah sebabnya Off begitu mempercayainya untuk menjadi pemeran utama dalam sandiwara mereka.
"Begitu, ya?" Isabella terdengar sedih.
"Aku dengan kalian dijodohkan. Sayang sekali. Aku tidak bisa melepaskan Off. Maafkan aku. Aku benar-benar sangat mencintainya."
"Tidak," Wanita itu segera menggeleng. "Jangan salah paham. Aku mengiyakan perjodohan kami karena tidak tahu bahwa Off sudah memiliki kekasih." Isabella mengulum bibirnya sesaat. "Maksudku, meskipun aku tertarik padanya, ketika tahu bahwa dia sudah menjadi milikmu, aku tidak berharap lagi. Jujur aku sedikit kecewa, tapi itu bisa aku atasi Bible."
Bible tersenyum senang, ternyata Isabella adalah wanita berbudi luhur yang mudah dikalahkan. Ia tidak perlu mengarang skenario baru. "Kau sangat pengertian nona."
"Jangan khawatir, aku akan meminta orang tuaku membatalkan perjodohan kami."
"Hubungan kami tidak direstui." Bible memasang wajah sedih. "Jika orang tua Off tau kami masih berhubungan, itu akan membuat kami semakin sulit."
"Baiklah, aku mengerti. Aku akan membantu kalian."
"Membantu kami?"
"Ya, aku tidak akan memberitahu orang tuaku atau orang tua Off tentang kalian. Berbahagialah." Isabella tersenyum tulus. Bible sedikit merasa bersalah, tetapi akhirnya ia juga membalas senyum yang sama. "Aku benar-benar berharap kalian mendapatkan kebahagiaan. Aku sungguh-sungguh."
"Terimakasih nona Isabella."
"Aku harus kembali ke kantor." Isabella menatap jam tangannya. "Terimakasih untuk jusnya, aku akan menikmati ini di jalan. Sampai jumpa."
"Sampai jumpa nona."
Wanita itu sangat elegan, Bible menatapnya hingga ia menghilang dibalik tembok cafe.
YOU ARE READING
Treffen
FanfictionLiburan terakhir yang ia lakukan sebelum menjabat menjadi CEO, disalah satu perusahaan keluarganya, berakhir tidak baik. Biu justru malah harus merasakan patah hati akibat pertemuannya dengan Bible, pria asing yang membuatnya jatuh cinta dalam wakt...