Pria yang baru saja masuk ke dalam rumah itu termenung. Setelah pekerjaan yang berhasil menyibukannya seharian, kini ia harus kembali pada sepi.
Terbiasa bersama Biu beberapa minggu kemarin, membuat sudut rumahnya terasa berbeda tanpa kehadian si kecil.
"Apa yang kau pikirkan Bible." Pria itu akhirnya beranjak, berniat untuk masuk ke dalam kamar jika matanya tidak menangkap pemandangan sebuah tas di kursi.
Tas itu adalah milik Biu yang ditinggalkan si pria kecil tempo hari. Sebab dalam amarahnya Biu tidak mengingat barang-barangnya lagi.
"Bagaimana kabarnya? Kuharap dia baik-baik saja." Bible mendekati kursi dan duduk di sana. Menatap dalam pada tas itu, perlahan tanpa diperintah ia membukanya. "Coklat? Camilan? Seperti anak-anak." Bible tertawa kecil ketika melihat isi dari tas yang Biu bawa.
"Permen? Banyak sekali makanan manis yang dia beli." Sedikit heran, Bible kemudian membuka tas itu lebih jauh. Berharap rindu miliknya sedikit terobati.
Sebab, bukan hanya Biu yang tidak menginginkan perpisahan mereka. Jauh dilubuk hatinya, ia pun sama.
"Obat? Kenapa banyak sekali obat." Raut wajah Bible berubah khawatir, membaca satu persatu obat yang tidak ia kenal itu. "Apa ada hal buruk?" Tanyanya pada diri sendiri.
Belum sempat membuka ponselnya untuk mencari tahu obat-obat itu, Bible menemukan sebuah kotak kecil yang manis. Dihiasi pita dengan ornamen lembut berwarna coklat muda. "Hadiah? Apa dia membeli hadiah untukku?"
Pria itu urung membuka ponselnya, menyimpan kembali benda pipih itu ke atas meja. Selanjutnya, tanpa izin ia membuka kotak hadiah itu.
Jantung Bible diremas kuat. Nafasnya tercekat.
Sebuah foto ada di sana. Foto kecil berwarna hitam yang membuatnya gemetaran. "Ini.." Bible membawanya dari dalam kotak dengan hati-hati. "Usg? Usg siapa?"
Ditengah tanda tanya dan tebakan yang mulai bermunculan diotaknya, sebuah surat di bawah foto membuatnya buru-buru membuka benda itu.
Hai Bible!
Aku tidak tahu bagaimana cara memberitahumu soal ini.
Maksudku, aku juga sama kagetnya.
Tidak menyangka kalau ditubuhku ada mahluk kecil yang mulai tumbuh. Dia sehat. Kau pasti sudah melihat fotonya kan?
Dokter bilang dia sudah empat minggu.
Semoga kehadirannya membuat kamu memaafkanku ya. Aku tahu ada hal yang membuatmu membenciku sekarang. Tapi, bisakah kebencian itu kau buang?
Demi anak kita. Dan tentunya demi aku yang mencintaimu.
Kalau perasaanmu sudah hilang sejak kamu meninggalkanku di Phuket, bisakah aku menumbuhkannya lagi?
Beri aku waktu lebih banyak.
Aku akan membuatmu tidak hanya tertarik seperti dulu. Tapi mencintaiku. Sama besarnya seperti perasaanku.
Jadi, setelah ini, perlakukan aku lebih baik ya? Diperutku ada anakmu lho. Jangan buat aku stres haha.
Bercanda. Aku tidak seburuk itu kok untuk memaksamu. Setelah berpikir dengan matang, aku memutuskan suatu hal (mungkin aku akan menyesalinya nanti). Tapi bagaimana pun, kau telah memberikan aku hadiah terbaik di dunia, aku tidak akan terlalu kejam pada ayah dari anakku.
Bible, aku mungkin memang keras kepala. Tapi, jika setelah membaca surat ini, hatimu masih begitu merasa jijik padaku. Traktir aku cake di cafe dekat danau, maka setelahnya tidak perlu mengucapkan selamat tinggal. Aku akan pergi dengan sendirinya.
—dari Biu yang pernah kau bilang manis suatu hari.***
Sneak peek 6 end
Halo teman-teman 👋🏻
Bagi yang berminat untuk memiliki versi lengkap Treffen bisa hubungi aku secara pribadi via dm wattpad, ig dan twitter (user : estcasse_)
Sampai bertemu disneak peek selanjutnya.
10 kuota terakhir hanya tersisa 4 ya! Sejauh ini 56 orang sudah mengonfirmasi.
Silahkan hubungi aku secepatnya jika ingin mengisi 4 kuota yang tersisa. Begitu kuota tambahan penuh maka PO pdf akan ditutup.
Terimakasih, salam hangat, estcasse 🫶🏻
YOU ARE READING
Treffen
FanfictionLiburan terakhir yang ia lakukan sebelum menjabat menjadi CEO, disalah satu perusahaan keluarganya, berakhir tidak baik. Biu justru malah harus merasakan patah hati akibat pertemuannya dengan Bible, pria asing yang membuatnya jatuh cinta dalam wakt...