"Aku benar-benar harus bertemu dengannya, setidaknya sekali." Bible berlutut. Tidak pernah ada dalam bayangannya akan melakukan hal itu pada keluarga dari pembunuh orang tuanya.
Tetapi ia tidak bisa menolak keinginan hatinya, Bible butuh dekat dengan Biu. Bible tidak akan bisa menjalani kehidupan jika ia kehilangan pria kecil dan anak mereka.
"Tidak bisa. Putraku telah kau lukai. Tidak ada lagi jalan untuk kalian." Ayah Biu masih sama kerasnya seperti tempo hari. Melihat putranya pulang dengan luka yang begitu besar, mana mungkin ia akan menerima pria yang memohon ini.
"Aku mohon tuan. Aku mohon."
"Dengar anak muda, seumur hidupku, selama aku menjadi ayahnya, aku bahkan tidak pernah melukai hatinya. Siapa kau berani membuat ia menangis berkali-kali?" Tuan Puttha sudah selesai. Pria itu berdiri dari kursi yang beberapa menit ini didudukinya. "Persetan kau ayah dari bayi yang Biu kandung. Keluarga kami bisa membesarkan anaknya dengan baik. Pergilah, kau sama sekali tidak diterima."
"Tuan tunggu," Bible merangkak, memegang kaki tuan Puttha. "Biarkan Biu yang memutuskannya tuan. Sekali saja. Tolong, aku harus bertemu Biu sekali saja."
"Tidak akan pernah terjadi. Kau tidak punya kesempatan. Putraku sudah memilih jalannya, dia akan melanjutkan hidupnya tanpa dirimu." Tuan Puttha menendang wajah Bible sehingga tangan pria itu terlepas dari kakinya. "Kau bajingan. Jangan pernah berharap apa pun lagi dari Biu. Bahkan dalam mimpimu, aku akan memisahkan kalian berdua."
"Papa, kita harus pulang sekarang. Penerbangan Biu dipercepat." Pria dewasa yang masuk ke ruangan ayahnya itu kaget bukan main melihat pria lain yang bersimbah darah. Wajah Bible bisa dibilang hancur karena pukulan para pengawal ayah Biu.
"Kau pergi duluan saja. Papa akan membereskan tikus kecil ini." Tuan Puttha nampak garang, tanpa ampun dan belas kasihan.
Bible merasa mual, setiap kali melihat sulung Puttha, ia akan bereaksi demikian.
Bass Puttha berbeda dengan ayahnya. Pria itu lebih lembut. "Pa,"
"Pergi saja Bass. Papa tidak butuh komentarmu."
"Pa, Biu mencintainya." Bass menatap Bible dengan iba. Sebagai seorang kakak ia memang membenci pria yang melukai adiknya. Namun sebagai seseorang yang pernah kehilangan cinta, ia tahu bagaimana berada diposisi Bible. "Biu masih menyebut namanya dalam tidur. Bukankah seharusnya kita beri dia kesempatan?"
"Kesempatan untuk apa? Kesempatan untuk melukai putraku lagi?"
"Pa, jangan terlalu keras."
"Bass diam kau!"
"Saat kehilangan Nakasha, aku merasa dunia begitu hancur. Meski itu adalah salahku, aku menyesalinya beribu kali." Bass menatap ayahnya lurus. "Bahkan jika itu cinta paling buruk di dunia. Bukankah kita harus tetap memberi mereka kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal?" Bass menepuk pundak Bible yang terasa seperti sengatan listik bagi pria itu. "Tunggu diluar. Aku akan bicara dengan ayahku lebih dulu."
"Bass Puttha. Apa-apaan kau?!"
Sneak peek 8 end
Halo teman-teman 👋🏻
Bagi yang berminat untuk memiliki versi lengkap Treffen bisa hubungi aku secara pribadi via dm wattpad, ig dan twitter (user : estcasse_)
Sampai bertemu disneak peek selanjutnya. Akan ada 2 sneak peek sebelum pdf dikirim pada pukul 21:00 wib.
Pemesanan pdf berakhir hingga pukul 19:00 ya! Jangan sampai ketinggalan.
Terimakasih, salam hangat, estcasse 🥰
YOU ARE READING
Treffen
FanfictionLiburan terakhir yang ia lakukan sebelum menjabat menjadi CEO, disalah satu perusahaan keluarganya, berakhir tidak baik. Biu justru malah harus merasakan patah hati akibat pertemuannya dengan Bible, pria asing yang membuatnya jatuh cinta dalam wakt...