Menginap

543 93 23
                                    

Bible meminta Biu untuk menghabiskan waktu dengannya lebih lama.

Pria itu berjanji membuatkan makan malam lezat yang akan Biu sukai.

Sebenarnya, jika Bible tidak berjanji pun, Biu akan senang hati tinggal sepanjang hari di sana.

Melihat pria tampan membuat tubuhnya terasa lebih segar.

Meski sesekali Bible akan mengodanya, ia tidak masalah. Biu menyukainya. Dengan gamblang ia mengakui itu.

"Sudah hampir makan malam." Bible melepaskan rangkulannya pada pundak si manis. Biu yang semula bersandar didadanya kini menenggakan tubuh. "Aku masak dulu, sebentar."

Tangan lentiknya mematikan televisi yang sedang menayangkan film acak, pilihan asal Biu sore tadi.

"Kenapa dimatikan?"

"Ikut.." Ucap calon CEO itu dengan manja.

"Lalu filmnya? Bukankan sebentar lagi selesai?"

"Tidak seru menonton sendiri. Nanti kita lanjutkan setelah makan malam."

Bible mengulum bibirnya untuk menahan senyuman bodoh yang akan terbit. "Apa kamu akan menginap?"

"Jangan banyak tanya. Ayo cepat buatkan aku makanan." Biu berkacak pinggang. "Jangan tersenyum! Kau meledekku."

Biu mengigit bibirnya, pria itu kemudian mengulurkan tangan. "Baiklah, mari pangeran kecil. Ikut denganku."

"Aku tidak kecil." Biu masih saja tidak terima jika mendengar Bible memanggilnya begitu. Meski pada kenyataannya ia memang kecil. Mungil. Menggemaskan.

***

Ikan, udang, cumi dan beberapa jenis kerang telah tersaji dihadapan Biu. Si pria manis hampir tidak percaya bahwa Bible bisa menyajikan makanan yang begitu menggugah selera dalam waktu sekejap mata.

"Resep ikan bakar ini adalah andalanku." Si montir memberikan daging ikan yang sudah ia pisahkan durinya kepiring Biu. "Cobalah."

"Kau benar-benar hebat." Biu megacungkan jarinya begitu potongan ikan gurih itu masuk kemulutnya. Terasa meleleh dilidahnya.

"Kau suka?"

"Tentu saja. Ini enak."

"Cobalah yang ini juga." Bible dengan senang hati mengupas udang untuk Biu. Udang yang paling besar itu kini berpindah ketangan si manis.

Biu tersenyum sumringah. "Kata orang, mengupaskan udang itu artinya cinta." Ucapnya sambil melahap daging udah berbumbu itu.

"Benarkah?"

"Iya, aku sering mendengarnya." Biu berbicara dengan mulut yang penuh. Bible terlihat tidak terganggu meski si manis nampak brutal memakan masakannya.

"Kalau begitu, aku akan mengusap semua udang ini untukmu."

"Kau manis sekali."

"Siapa?" Bible nampak kaget mendengar Biu memanggilnya manis.

"Kau. Pria bermulut manis. Aku akan diabetes sebentar lagi."

Kembali Biu melahap udang yang sudah bersih dari cangkangnya itu.

Bible sendiri belum memakan apa pun. Membuat Biu akhirnya sadar bahwa hanya dirinya yang menikmati hidangan.

TreffenWhere stories live. Discover now