Kamar rawat 21+

548 69 19
                                    

(Adegan selanjutnya akan mengandung konten dewasa 21+. Bagi yang merasa masih dibawah umur dihimbau untuk tidak membaca bagian ini. Terimakasih)

Sedetik pun Bible tidak membiarkan Biu lepas dari kungkungan tangannya.

Bibirnya masih bermain ditempat yang sama. Melahap belah ranum bibir si manis yang terasa begitu candu. Lidahnya memporak porandakan bagian dalam, mengabsen seluruh gigi si kecil, mempermainkan langit-langit mulutnya. Tak lupa, Bible juga mengajak lidah Biu untuk berperang, mengantar nikmat tiada dua. Saliva mereka bersatu padu, jatuh membasahi pakaian dan juga sofa rumah sakit.

"Ughhh.." Biu mendongkak, membiarkan Bible yang mulai turun kelehernya. Pria besar itu menciumi seluruh bagian, tak lupa menyesap, meninggalkan bekas keunguan.

Biu pasrah, merasa bahagia ditandai dengan jelas. Tangannya meremas rambut lebat Bible. Ia mengeliat tak tentu arah ketika pria diatasnya kembali menjamah bagian dada. Mempermainkan putingnya dari balik piyama.

"Bibhhh..." Biu mengigit bibir, bagian bawahnya semakin gatal karena rangsangan dari si pria muda.

Bible menyeringai, ia merasa senang mendengar desahan Biu. Tangan-tangan nakalnya menarik piyama si manis hingga kain itu terkoyak dibagian dada. "Eh?" Biu mendongkak, melihat Bible yang kini melepas atasan pria itu sendiri.

Keduanya telah dalam keadaan sama-sama tak beratasan. Hanya tinggal celana mereka yang tersisa.

"Sebelum kehidangan utama, aku akan mencicipi kembali ini." Bible langsung melahap dada kiri Biu. Membuat pria kecil refleks membusungkan dadanya.

Bible tersenyum puas sembari mulutnya menikmati manisnya puting Biu. Ia mempermainkannya ke atas dan bawah dengan lidahnya. Mengecupi sisi-sisinya, meninggalkan bekas keunguan yang sama disekitar putingnya.

"Ahhhh jangan gigithh.." Biu menyuarakan penolakan tetapi tangannya malah mendorong kepala Bible agar lebih dalam menyusu didadanya.

Bible berganti keputing yang lain. Melakukan hal yang sama untuk merangsangnya. Menggunakan lidah untuk bermain, menyedotnya sesekali.

Biu sendiri, jangan ditanya bagaimana ekspresinya. Ia terlalu menikmati.

Ditengah kegiatan mereka, si manis membuka matanya. Menunduk menatap Bible yang masih setia menyantap dadanya.

Biu mendorong tubuh si pria sekuat tenaga, sehingga menghentikan kegiatan Bible.

Si montir menatap bingung. "Kenapa?"

"Aku sudah bilang akan bertanggung jawab penuh." Biu menjilat bibirnya, sekali lagi mendorong Bible hingga pria itu bersandar dilengan sofa. "Kau tidak akan menyesal." Biu memberikan senyum terbaiknya. Senyum manis dan tatapan menggoda yang berhasil membuat Bible menelan ludahnya.

Si manis bergerak cepat, melucuti celana yang menempel dibagian bawah tubuh Bible. Hingga tersisa hanya dalam, ia langsung menundukan kepalanya. "Halo junior besar, aku Biu. Aku rumahmu sekarang." Biu menciumnya, dibalik celana dalam hitam itu, si batang tegang semakin berontak ingin keluar dari sangkarnya.

Biu mendongkak, posisinya yang menungging membuat ia harus melakukan itu agar bisa melihat Bible. "Aku buka.."

Biu membuka celana dalam si pria dua puluh enam, masih dengan tatapan yang mengunci mata Bible.

"Arghh.." Bible menggeram, sebab Biu kembali meremas miliknya. Namun kali ini secara langsung sehingga ia bisa merasakan pertemuan antara kulit penisnya dan telapak tangan lembut Biu.

"Waw berurat." Biu dengan jahil menelusuri urat penis Bible dengan jempolnya, membuat si pria besar harus mati-matian menahan diri. Sebab ia tidak ingin terlalu buru-buru. Ia ingin tahu seberapa jauh kenakalan Biu. "Besar dan berurat. Kau memang benar-benar sempurna."

TreffenWhere stories live. Discover now