Morning kiss

518 75 15
                                    

Syukurlah malam yang berat itu terlewati. Meski dua kali ia harus menuntaskan hasratnya seorang diri di dalam kamar mandi, Bible tetap bisa tersenyum cerah menyambut bangunnya si pria manis.

Ia telah lebih santai dari semalam, berhadapan dengan Biu yang masih lelap dalam mimpi. Menggunakan tangannya untuk menyangga kepala, sehingga dirinya lebih leluasa menatap wajah polos Biu.

Jika dilihat saat tidur seperti ini, si pria kecil nampak begitu indah. Wajah tenangnya terlihat seperti bayi yang harus dilindungi.

Bible akhirnya tak kuasa untuk tidak mengulurkan tangannya, membelai rambut Biu dengan lembutnya. Surai legam hitam milik si manis ia mainkan, membuat Biu merasa terganggu di dalam mimpinya.

"Cantik sekali." Pujinya pelan.

"Nghh..." Biu menggeliat, menggembungkan pipinya dengan mata yang masih terpejam. "Jam berapa ini?" Tanya si manis serak.

"Jam enam." Bible masih setia membelai rambut halus Biu. "Kau bisa tidur lebih lama."

"Mau lihat matahari terbit." Biu membuka matanya perlahan, ia mengerjap begitu melihat Bible tersenyum di depannya. Membuat wajahnya tiba-tiba memerah hingga telinga. "Ke—kenapa tersenyum?"

"Selamat pagi." Bible mendekatkan badannya pada Biu secepat kilat. Mencium kening pria kecil lembut.

Biu melotot, namun beberapa detik kemudian ia tersenyum malu. "Bible!" Biu memukul bahu Bible.

"Kenapa, Biu?" Bible bertanya dengan santai, seolah dirinya tidak pernah melakukan apa pun. "Wajahmu sangat merah? Apa kau malu?"

"Tidak." Biu segera membantah. "Aku tidak malu. Aku hanya tidak mau dicium."

"Eh?" Bible menegakan tubuhnya. "Maaf Biu, aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman." Si pria besar merasa bersalah.

Biu ikut menegakan tubuhnya. "Maksudku," Pria kecil itu tersenyum licik. "Aku tidak ingin dicium hanya dikening, bibirku juga mau."

Biu menarik tengkuk Bible, hingga kemudian posisi mereka menjadi begitu dekat.

Bible memelan ludahnya, dengan instingnya, ia lalu memeluk pinggang Biu yang ramping itu.

"Kenapa diam saja?" Bisik Biu, menatap tepat pada elang Bible yang nampak sayu. Ia menunggu, sebab Bible lah yang harus melakukannya.

"Biu, kau serius?"

"Apa aku terlihat main-main?" Biu meremas belakang kepala Bible.

Bible menggeleng kecil, pria itu menutup kedua matanya. Biu melakukan hal yang sama.

Terpaan nafas hangat Bible menyapu wajahnya, membuat sekujur tubuh pria kecil itu merinding bukan main.

Bible sendiri memeluk Biu lebih erat, menariknya mendekat.

Ketika kemudian benda kenyal miliknya menyapu permukaan bibir Biu, Bible tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

Ia memulai dengan lembut, melumat bagian atas dan bawah dari belahan daging kenyal milik Biu. Menggunakan lidahnya untuk mengetuk, Biu tidak tinggal diam. Membuka mulutnya dengan mudah, memberi Bible akses masuk ke dalam mulutnya.

Rasa manis yang mereka rasakan membuat jantung keduanya berdebar.

Lidah Bible menari, menggoda lidah miliknya untuk menari di dalam sana. Pria itu terus melumat dan melumat, membuat Biu yang merupakan pencium hebat ikut takluk kedalam permainannya.

Saliva milik keduanya bersatu, berceceran melewati leher Biu.

Bible tidak ingin berhenti, bahkan ketika nafas Biu semakin memburu, ia tetap mencium si manis tanpa henti.

TreffenWhere stories live. Discover now