Kecelakaan lagi

327 37 2
                                    

"Kenapa kamu tidak hati-hati?" Bible membentak adiknya. Wanita itu hanya terkekeh kecil, bagaimana pun ia senang sang kakak masih peduli padanya seperti dulu.

Hanya satu telpon dari rumah sakit dan Bible dengan cepat muncul dihadapannya.

"Aku tidak apa-apa." Layana menunjukan sisi lengannya yang sudah diperban. "Hanya luka kecil."

"Tetap saja, bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?"

"Memangnya kalau terjadi sesuatu padaku, kakak peduli? Kakak saja tidak mau menemuiku lagi." Layana mencebik.

"Jangan bicara sembarangan." Bible kembali membentak. Bicara dengan Layana sama seperti bicara dengan Biu. Menguras emosinya.

"Laya sayang, apa yang terjadi nak?" Nyonya Ong masuk ke dalam UGD dengan terenggah-enggah. Wanita paruh baya yang baru menerima kabar tentang putrinya itu serta merta datang ke rumah sakit. "Apa kamu terluka?"

"Aku baik-baik saja ma. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya luka ringan."

Melihat kedatangan wanita yang ia benci, Bible bergegas pergi. Namun Layana menahan tangannya. Adik kecil Bible itu menggeleng, tidak ingin sang kakak terus menghindar.

"Bible, sayang, mama merindukanmu." Nyonya Ong berkaca-kaca ketika sadar putranya juga berada di sana. "Bagaimana kabarmu nak?"

"Bagaimana lagi, orang yang dikhianati juga tetap harus hidup bukan?" Jawab Bible setajam pisau.

"Kak.."

"Keluargamu sudah datang, aku harus pergi sekarang. Aku tidak ada urusan di sini. Jangan hubungi aku jika terjadi sesuatu padamu." Bible menghempaskan tangan adiknya. Kebencian dan lukanya terlalu besar menganga, ia bahkan kesulitan menahannya untuk diri sendiri. Bagaimana ia melewatinya ketika berhadapan dengan wanita paruh baya yang ia benci tetapi juga ia sayangi?

Wanita yang membesarkannya penuh kasih, tetapi pada akhirnya Bible tahu bahwa itu adalah tipu daya.

"Kak! Jangan pergi."

Tidak mendengarkan adiknya, Bible berbalik, hendak kembali ke bengkelnya.

Namun, baru beberapa langkah, suara keributan terdengar dari pintu masuk UGD.

Sebuah ranjang berisi pasien didorong masuk oleh beberapa perawat dan polisi. Sepertinya korban kecelakaan?

Bible berdecak. "Kenapa banyak sekali kecelakaan hari ini? Apa orang-orang begitu tolol tidak bisa menjaga dirinya sendiri?"

Bible akan kembali melangkah, namun ketika ranjang itu melewatinya, jantungnya berhenti berdetak. Pria itu terpaku di atas lantai.

"Hubungi keluarganya. Ini ponsel korban." Si polisi memberikan ponsel korban kecelakaan itu pada perawat.

"Baik."

Bible lemas, sama seperti tadi ketika ia mendapat telpon dari rumah sakit yang mengabari adiknya mengalami kecelakaan.

Nafasnya tercekat. Ia diam tanpa suara.

"Kak, ada apa?" Layana sedikit berteriak melihat kakaknya yang hanya diam terpaku beberapa meter darinya. "Kak Bible.."

Drttt drttt drttt

Bible mengigit bibirnya, mengambil ponsel yang ada disaku celana dengan gemetaran.

Nomor asing muncul di sana.

Bible menelan ludahnya sebelum mengangkat telpon itu.

"H—Halo.."

"Halo tuan, perkenalkan saya Jeo. Saya perawat di rumah sakit Mahanata. Saya ingin mengabarkan bahwa keluarga anda telah mengalami kecelakaan. Korban bernama Jakapan Puttha."

Tidak ada jawaban tentu saja, karena mulut Bible terkunci rapat.

"Halo, tuan? Halo, apa benar anda suaminya?"

"Aku sudah di sini. Aku barusan melihatnya."

"Maaf?"

Bible melangkah menuju perawat yang menelponnya. "Aku di sini."

"Maaf?" Si perawat masih kebingungan. "Apa anda suami tuan Jakapan?"

"Apa yang terjadi padanya?"

"Pak polisi, ini keluarga pasien. Suaminya." Si perawat bernama Jeo itu menyimpan telpon rumah sakit. Ia memanggil polisi yang ada di luar UGD.

"Selamat siang pak, apa anda suami tuan Jakapan?"

"Bukan. Aku temannya." Jawab Bible ragu.

Si polisi menatap perawat yang memberikan info padanya.

"Tapi, di ponselnya tertera nama suamiku." Ucap si perawat tidak ingin disalahkan.

"Itu tidak penting, jadi apa yang terjadi pada Biu?" Tanya Bible cepat. "Maksudku apa yang terjadi pada Jakapan?"

"Tuan Jakapan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, ia kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan."

"Mengendarai mobil, maksudmu menyetir?"

"Betul. Ia menyetir mobil tua. Sepertinya mobil itu juga bermasalah."

Bible melotot. Mobil tua? Mobilnya?

"Kami perlu keterangan dari tuan Jakapan setelah beliau sadar."

"Aku akan menghubungi anda ketika Biu sadar."

"Baik, ini kartu nama saya." Si polisi memberikan kertas kecil berisi nama dan nomor telponnya. "Apa kami perlu menghubungi keluarganya?" Tanyanya.

"Aku yang akan menghubungi keluarganya."

"Kalau begitu, saya permisi dulu."

***

"Keluarga pasien Jakapan?" Bible mendekat pada perawat yang memanggil-manggil.

"Saya temannya."

"Maaf, di mana keluarganya?"

Bible menghela nafas, mencoba bersabar. Prosedur rumah sakit yang menyebalkan. "Saya calon suaminya."

"Begitu tuan, silahkan ikut saya untuk kebagian administrasi."

"Bagaimana keadaan Jakapan?"

"Tuan Jakapan sedang ditangani oleh dokter. Tidak ada luka serius, kemungkinan sebentar lagi ia akan sadar." Si perawat itu tersenyum menenangkan. "Silahkan tuan, lewat sini. Setelah selesai administrasi anda bisa melihat tuan Jakapan."

Sneak peek 3 end

Halo teman-teman 👋🏻

Bagi yang berminat untuk memiliki versi lengkap Treffen bisa hubungi aku secara pribadi via dm wattpad, ig dan twitter (user : estcasse_)

Dari 50 kuota yang tersedia, tersisa 6 lagi ya.

Sampai bertemu disneak peek selanjutnya.

PDF berisi 31 part season 2 dan 3. Lalu 2 extra part.
Season 2 akan menceritakan bagaiman Biu mengejar Bible lalu season 3 akan menceritakan bagaimana Bible mengejar Biu.

Penasaran dengan ceritanya?

Silahkan hubungi aku secepatnya. Begitu kuota penuh maka PO pdf akan ditutup.

Terimakasih, salam hangat, estcasse.

🥰✨

TreffenWhere stories live. Discover now