Bible menyimpan kembali kotak obat yang telah selesai digunakannya untuk mengobati luka Biu. "Mau makan apa?" Tanyanya dengan santai. Seolah ia dan si pria kecil sudah kenal jauh-jauh hari.
Biu menatap Bible dari atas hingga ke bawah. Senyum tengil muncul dibibirnya. "Makan masakanmu, boleh?"
"Boleh saja. Di mana dapurnya?"
Villa privat itu memang menyediakan dapur yang lengkap dengan alat memasak juga bahan-bahannya, tetapi Biu hanya diam. Tidak yakin pria sepanas Bible bisa mengolah makanan dengan tangannya.
"Kenapa diam? Di mana dapurnya?" Tanya pria itu lagi.
"Ada di bagian kanan villa. Tapi, benarkah kau bisa memasak?"
Bible tertawa. "Kau meragukanku adik kecil?"
"Adik kecil?" Biu mengembungkan pipinya kesal. "Aku sudah tua ya. Berhenti memperlakukan aku seperti anak kecil."
"Sudah tua apanya. Wajahmu seperti bayi." Bible dengan berani mengacak rambut halus Biu. "Tunggu sebentar, aku akan menyiapkah hidangan spesial."
Biu menatap kepergian Bible, pada punggung lebar yang membuat senyumnya terbit berkembang. "Kenapa dia manis dan tampan disaat bersamaan?" Tanyanya pada diri sendiri.
Biu memegang rambutnya yang agak berantakan. Sial.
Bible mengacak rambutnya, tetapi justru yang porak poranda adalah hatinya.Kenapa tindakan sekecil itu bisa membuat pipi Biu memanas?
Dia bukan ABG yang baru mengenal perasaan suka. Biu lebih mahir dari playboy kelas kakap disekitarnya.
Tetapi Bible begitu mudah membuat ia salah tingkah.
Memalukan. Tetapi disisi lain mendebarkan. Ia suka.
Bukankah liburan di Phuket tidak akan semembosankan yang ia kira?
***
"Waw, villa mahal memang gila." Bible mengeluarkan beberapa bahan makanan. Kulkas besar dua pintu itu penuh dengan bahan-bahan premium yang bisa diolah dengan mudah.
Ia mahir memasak sejak sekolah menengah. Itulah yang akan dirinya jadikan senjata agar Biu menempel padanya.
Bukankah perut yang kenyang adalah salah satu cara untuk memikat seseorang?
Bible dengan lihat membersihkan udang dan cumi yang akan ia buat seafood saus asam manis.
"Masak apa?" Biu melangkah mendekat, pria itu melonggokan kepalanya.
Bible menoleh sejenak sebelum melanjutkan pekerjaannya. "Kenapa tidak tunggu di dalam saja? Pakaian mahalmu akan terkena asap dan menjadi bau."
Biu menepuk pundak kokoh pria tampan disampingnya. "Aku ingin melihat bagaimana pria sepertimu memasak."
"Pria sepertiku? Pria bagaimana?"
"Pria tampan." Jawab si kecil lugas.
Bible hampir tersedak ludahnya sendiri. "Duduklah. Kau bisa melihatku dengan jelas dari sana."Ucapnya mengalihkan pembicaraan.
Biu menurut, membawa dirinya menuju kursi yang ada di sebrang konter kompor.
"Kau suka seafood, kan?"
YOU ARE READING
Treffen
FanfictionLiburan terakhir yang ia lakukan sebelum menjabat menjadi CEO, disalah satu perusahaan keluarganya, berakhir tidak baik. Biu justru malah harus merasakan patah hati akibat pertemuannya dengan Bible, pria asing yang membuatnya jatuh cinta dalam wakt...