"Dokter, gimana keadaan liz dan kandungannya?" Tanya lisa dan hanbin saat seorang dokter keluar dari ruangan anaknya itu.
"Bersyukur, liz dan kandungannya masih bisa diselamatkan." Si dokter menghela, "tapi keadaannya masih lemah dan belum stabil. Lebih baik sekarang kita berdo'a dan menunggu liz siuman. Kalau begitu, saya pamit mau cek pasien di ruang lain." Pamitnya.
"Pa gimana ini?" Lisa terlihat murung, dia sedih banget pas denger kondisi anaknya tersebut. Tapi dia bersyukur karena anak dan cucunya masih bisa diselamatkan.
Terlihat rose dan june menghampiri lisa dan hanbin. Wajah mereka terlihat sedih luar biasa, "gimana keadaan liz?"
"Liz belum siuman, kondisinya masih lemah. Tapi cucu kita masih bisa diselamatkan." Balas lisa, "jeongwoo...dia baik-baik aja kan? Udah selesai diperiksa sama dokternya?"
Rose menggeleng lemah, "dokter bilang, jeongwoo koma. Keadaannya bener-bener kritis, jantungnya juga lemah."
Lisa menutup mulutnya sambil menggelengkan kepala, "semoga anak-anak dan cucu kita bisa selamat. Seandainya kita gak ngizinin mereka liburan, pasti ini gak bakal terjadi."
Hanbin merangkul lisa, "udah ma, ini udah takdir. Kita berdoa aja buat kesembuhan mereka."
Rose menoleh ke arah june, "pa, jeongwoo bakal sembuh gak ya?" Tanyanya pesimis. Apalagi kata dokter kesembuhan jeongwoo itu hanya beberapa persen. Kecuali kalo memang kalo ada keajaiban.
"Kita pasrah aja sama tuhan ma, yang penting kita sebagai orang tua jangan putus berdo'a."
🐺🐱
Liz membuka matanya perlahan, ia mengerjap-ngerjap. "Awh!" Ringis liz saat merasa seluruh tubuhnya sakit semua. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum akhirnya dia berada di sini.
"yang, aku takuuuut!" Liz menggenggam tangan jeongwoo dengan erat saat keadaan di dalam pesawat sudah tak terkendali.
Jeongwoo bener-bener panik, seandainya ia tahu kejadian seperti ini akan terjadi pasti dia lebih memilih untuk berlibur di seoul saja. Yang ia pikirkan adalah keselamatan liz dan kandungannya.
"Yang...kita harus gimana?" Tanya liz sambil nangis.
Jeongwoo bingung, dia gak bisa mikir. Dia udah pasrah aja, "yang, apapun yang bakal terjadi nanti kamu harus tau, kalo aku sayang sama kamu ya."
Druakk!
"Aaaaaaaaaaa~" Teriak seluruh penumpang saat pesawat lepas landas kemudian jatuh di sebuah lereng gunung.
Setelah itu, semuanya gelap...
"Jeongwoo~" Pekik liz saat sudah mengingat kecelakaan yang menimpa dirinya dan juga jeongwoo.
Lisa dan hanbin yang lagi tidur langsung bangun. Mereka nyamperin liz yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.
"Syukurlah, akhirnya kamu siuman sayang." Lisa dan hanbin tersenyum lega. Akhirnya setelah 2 hari tak sadarkan diri, anaknya itu bisa siuman.
"Ma, pa, jeongwoo di mana? Dia gak papa kan? Dia baik-baik aja kan?" Tanya liz bertubi-tubi.
"Tenang sayang."
Liz berusaha untuk bangun dari ranjang namun segera hanbin tahan, "Kamu masih lemes sayang."
"Jeongwoo gimana?"
Lisa dan hanbin saling tatap, "eum...jeongwoo...jeongwoo, koma."
"Apa?!" Tubuh liz ambruk seketika. Rasanya ini seperti mimpi buruk, liz gak suka!
Jeongwoo, koma?
Bahkan liz gak yakin kalo orang koma bakal sembuh lagi, dia menangis dengan histeris. "maafin aku jeongwoo, ini salah aku."
"Sayang, ini bukan salah kamu." Lisa menahan tangan liz yang menjambaki rambutnya sendiri.
"Ma, aku pengen liat jeongwoo."
Lisa tersenyum kemudian menghapus air mata liz, "iya mama anter, tapi kamu harus kuat ya? Kamu juga harus yakin kalo suami kamu itu bakal sembuh kok."