8.30 pagi
SMA Airlangga sudah kembali dipenuhi dengan riuhnya tamu-tamu dari sekolah yang datang, hari ini adalah jadwal untuk tournament Taekwondo. Ada banyak atlet-atlet hebat dari berbagai sekolah yang turut berpartisipasi
Sekolah itu dipenuhi teriakan teriakan girly dari kaum hawa yang terpesona visual crush masing-masing. Pasalnya Sport Event di sekolah ini sudah dimulai sejak 3 hari yang lalu.
Sampai sampai waktu opening acara dilakukan ada yang drama pingsan, drama tawuran, drama kesurupan, drama kebelet pipis lah, demi menghentikan pidato Kepsek yang lamanya kaya ngisi tauziyah Ibuk-ibuk. Acaa juga udah kopat kapit mencari tempat yang adem untuk perlindungan kulitnya.
( Maklum,,princess gaboleh goshong)
Yang kurang ajar kali ini adalah Acaa Genandra. Bisa bisanya cermin ajaib yang selalu ia genggam dimanapun berada malah di arahkan ke sinar matahari lalu dimiringkan mengarah ke wajah Kepsek yang masih setia berpidato. Alhasil mata Pak Kepsek menyipit kesilauan terkena kilatan cahaya itu.
Semua anak terkikik melihatnya. Salmy berusaha menghentikan aksi konyol sang adik,namun jarak mereka terlalu jauh. Syahwah yang di sebelahnya juga malah ikut cekikikan.
Setelah pidato selesai terlihat para CH saat ini sedang berada di ruang club Taekwondo untuk menemani si bokem yang lagi dag dig dug, padahal Nevan ini udah dari dulu borong penghargaan kejuaraan Taekwondo ngapain coba gugup
"Pokoknya terobos cil kasi paham" Tepuk Andini ke bahu Nevan
"Kalau misal nanti lawannya sleding lu lu banting yahh" Acaa dengen entengnya ngomong membuat Nevan melirik malas
"Dipikir asal main gak ada aturan" Kesalnya
"Van! " Panggil Syahwah membuat mereka menoleh
"Kan Taekwondo itu pake kaki kan yah 99% nahh kalau mau nyerang udah pasti nihh kan pake kaki.. "
"Hmm" Dehem Nevan dengan alis terangkat menunggu kelanjutan
"Nahh kalau nahan serangan gimana tuh? Gak mungkin kakinya di atas sambil lompat kan" Ucap Syahwah dengan polosnya membuat yang lain melemparkan tatapan bingung
"Hah ? Maksudnya nying kagak paham gue" Sahut April mengerutkan alisnya
"Ck.. Gini loh, nyerangnya pake kaki, bertahannya? "
"Gak usah bertahan tinggalin aja lagian udah tau disakitin masih bertahan" Cuek April membuat yang lain menatapnya malas
PLAKK!
"Anying yah anda" Kesal Syahwah
TOK... TOKKK.. TOK!
CEKLEK!
"Ehh? DADDY? " Kaget mereka semua kecuali April yang hanya memasang wajah dinginnya
"Nevan kira Daddy gak bakal dateng" Ucap Nevan memeluk Bram
"Haha masa anak Daddy tanding Daddy gak dateng, yang bener aja rugi dong" Kekeh Bram mengusap rambut Nevan
"Giliran Nevan yang tanding dateng" Batin April menatap datar Pamannya itu
"Hmm... Daddynya doang nihh" Tiba-tiba Sofi muncul dari luar berjalan kearah mereka
"MOMMY! " kelimanya langsung berhamburan ke pelukan sang bibi yang sudah mereka anggap sebagai orang tua asli itu
"Kangen banget nihh kayaknya" Lembut Sofi membalas pelukan mereka
"BANGETT! " Kompak mereka semua membuat Sofi terkekeh