_Thirtiet one_

23 11 0
                                    

Sorry for typo
Enjoy this story 🦋

Pukul 6.30 pagi

Mansion Genandra

Pagi ini the Genandra Family sedang berkumpul dimeja makan untuk sarapan bersama. Daritadi terjadi ketegangan antara Bram yang selalu melayangkan tatapan tajamnya dan April yang memilih pura-pura tidak lihat.

"April! " Suara Bram memecah keheningan diantara mereka

April menghela nafas lebih dulu sebelum menjawab, seakan sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Iya Dad?"

Semua mata tertuju pada mereka berdua, tak ada yang berani menyelah karena aura yang dipancarkan Bram sangat dominan.

"Dari mana kamu semalam? " Akhirnya satu kalimat yang sejak semalam ditahan Bram ia keluarkan juga

"Markas" Singkat April memilih jujur saja, toh sejauh ia berbohong Daddynya juga pasti tidak bisa dikelabui

"Untuk? " Bram masih berusaha bicara baik-baik tanpa emosi

"Ada sesuatu yang aku urus"

"Sesuatu apa? sampai harus sembunyi-sembunyi pergi dari mansion" Lirik Bram sekilas pada April dan meminum airnya

April diam, bingung apa yang harus ia katakan. Tidak mungkin dia bilang kalau ke markas untuk urusan kasus kematian orangtuanya, bisa-bisa Bram melakukan sesuatu diluar prediksi.

"Sudahlah... Mungkin memang dia ada sesuatu penting yang privasi, iangan terlalu mengekangnya" Sofi yang tidak tahan dengan situasi ini memilih angkat bicara

"Jangan selalu membelanya" Bram kembali menatap April tapi tatapannya sudah tidak setajam tadi

"Ini si Qanda ditatap begitu gak tremor kah? " Batin Acaa memperhatikan April yang ada disampingnya

"Sudah Daddy tekankan berulang kali, tidak perlu repot menyelami kasus itu. Itu kasus lama yang sudah Daddy tutup dengan pihak berwenang" Ucap Bram mengetuk-ngetukan jarinya dimeja

April sudah tidak terkejut lagi dengan Daddynya yang selalu bisa mengetahui apa yang ia kerjakan, Seperti CCTV yang mengawasinya 24 jam.

"Kasus? Kasus apa ini? " Sofi mengerutkan dahinya bingung

Bram tidak menanggapi, ia kembali fokus pada makanannya.

"Kalian satu kelas dengan Cica? " Tanya Bram tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya

DEGH!

Kelima gadis Genandra itu kecuali Nevan, sedikit tersentak dengan pertanyaan tiba-tiba dari Bram.

"I iya Dad" Gugup Acaa menunduk

Mereka tau, mereka tau siapa sosok yang kini dihadapan mereka. Sepintar apapun masalah disembunyikan ia pasti tau, apa yang sedang dilakukan mereka, dia tau.

"Hmm...tempatnya akan digantikan dengan murid baru pindahan dari Jerman" Angguk Bram

"Maksudnya Dad? " Seakan mengerti dengan kebingungan adik-adiknya, Salmy memberanikan diri bertanya

"Dia sudah Daddy keluarkan dari Sekolah dan Ijazah serta bukti-bukti pelajarnya Daddy tahan" Enteng Bram tanpa beban

"HAH?

" Uhhuk...Uhhuk" Andini dengan sigap memberikan air dan mengelus punggung Syahwah yang tersedak

Acaa dan Nevan mengerjapkan matanya, berusaha mencerna apa yang barusan Bram katakan. Sementara Salmy dan April hanya bisa menjatuhkan rahangnya cengo.

𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang