_Thirtie five_

26 13 0
                                    

Sorry for typo
Enjoy this story 🍬

hasil indah akan dimiliki oleh mereka yang percaya dengan keindahan mimpi mereka

-
-
-
-

Setelah berakhirnya seluruh kegiatan tournament dan Olimpiade besar-besaran di AHS, maka bersamaan pula diadakannya Ujian kelulusan,murid-murid AHS tentunya stres bukan main,memang bajingan tapi itulah pendidikan. Kabar kurang mengenakkan tahun ini untuk AHS adalah juara umum direbut sekolah tetangga, yang mana mereka sudah berusaha menjaga pencapaian ini selama 6 tahun berturut-turut. Namun karena suatu insiden tak diundang membuatnya berubah.

Waktu terlalu berharga, jika hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Apa lagi, ketika kertas ujian ada di depan mata. Terlebih ada 100 soal objektif dengan waktu 200 menit. Mungkin bagi Nevan dan Syahwah itu cukup, tapi tidak bagi April dan Acaa.

Dimulai dari tes pertama yaitu perhitungan, lalu penalaran dan tes terakhir yang sedang mereka kerjakan, bahasa.

Hampir melewati tes hari ini, dia anggap sebagai kesialan. Tapi ternyata, menjawab soal-soal yang dapat membuat saraf-saraf otaknya merasa mati. Walaupun hiperbola, April rasa sekumpulan asap sedang keluar dari kepalanya, jika saja ini adalah film animasi.

Namun, April bisa menyembunyikan segala perasaannya dengan raut wajah datarnya. Ditambah, ada dua tes lagi yang katanya tidak diperlukan belajar untuk menjawab.

Ingin rasanya April berteriak saat ini. Tapi sudahlah, ini mungkin adalah takdirnya untuk menjawab soal-soal ini.

"Soal-soal sialan ini, rasanya mau gue lempar" Gerutu April dengan suara kecil

Satu ruangan yang hanya 20 orang, membuat ini semakin terasa menyebalkan. April juga tidak tahu, Syahwah dan Nevan berada di ruangan mana. Ia hanya bersama dengan Acaa saat ini

"Mau lihat?"

April menoleh. Seorang gadis berambut hitam panjang bergelombang. Matanya yang agak sipit, tapi tetap fresh dan cantik. Serta wajahnya juga imut sekaligus cantik, terlihat ada darah campuran di dalam dirinya. Namun, bibir gadis itu cukup pucat, begitupun dengan wajahnya. April kira, mungkin memang jenis kulitnya yang seperti ini.

 April kira, mungkin memang jenis kulitnya yang seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak, makasih!" tolak April

Gadis itu menatapnya sesaat, cukup lama sedari tadi. "Oke!"

Lalu dia kembali dengan kertasnya.

"Jangan ada yang melihat kiri dan kanan, jika ada yang ketahuan mencontek. Maka, akan didiskualifikasi!" Peringat pengawas yang bertugas diruangan itu

𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang