_Twenty two_

46 20 2
                                    

Kata pulang selalu terdengar lebih indah daripada pergi, tapi kita harus pergi dulu sebelum pulang
-
-
-
-
-


Sorry for typo

Enjoy this story 🤩


"Gue khawatir sama Nevan" Ucap pelan selma menatap April yang hanya diam

April sangat mengerti, dalam hati ia merutuki perlombaan sialan yang tidak bisa dihentikan ini, jadi ia hanya bisa berdoa untuk keselamatan sang adik

"Kita doain aja"

Memang dari awal pertandingan tadi Daniel lah yang unggul pasalnya Nevan hanya terus menghindar dan menyerang hanya sesekali. Ia sudah berkali-kali terkena pukulan di sekujur tubuhnya.

"KEPARAT! "


BRUK!

"NEVANN! "

Pergelutan mereka berlangsung lama. Para penonton mulai heran dengan tingkah Nevan yang tidak menyerang Daniel sama sekali. Tubuhnya mulai sempoyongan karena menerima pukulan keras bertubi-tubi

"Bagus Daniel... Hajar dia sampai mati"
Bisik seseorang yang dengan enjoy nya menikmati pertandingan itu dari jauh

"Apa yang Nevan lakukan? "

"Yakk! Dia ingin mati? "

"Bebeb Nevan lawan dong"

"Apa yang terjadi sebenarnya?"

"TONJOK BALIK VAN! "

"Daniel sebentar lagi kau menang sayang"

"Bacot! "

"Paansih"

"Nevan jangan diem aja atuh"

"Kak Nevan lawan kak! "

April merasakan hal yang sama dengan yang lain. Nevan hanya melindungi dirinya tidak ada perlawanan.

Ini berbahaya.

"Rani.....Bisa lo suruh wasit untuk menghentikan ini? Bukannya udah lewat untuk rest time? " Ujar Dillah kepada Rani dengan suara panik

Gadis itu mengangguk kemudian berlari dan membisikkan sesuatu kepada wasit serta panitia lain agar pertandingan dihentikan

Tak lama Rani kembali dengan raut wajah kecewa

"Wasit tidak bisa melakukan karena waktu masih tersisa banyak"

"Yakk! Nevan tidak melakukan pergerakan apapun"

April kembali terbawa emosi, ia akan beranjak ke tempat wasit namun tangannya di cekal oleh Rani

"Lu disini awasi sekeliling...gue merasa ada yang gak beres, wasit biar gue yang urus" Bisik Rani

Rani kembali pergi

BUGH... BUGH... BUGH!

"Hahah...lu gak mau lawan gue hmm? "

"Ternyata mudah buat lawan lo" Smirk Daniel

Daniel tanpa jeda sedikit pun menghujani Nevan dengan berbagai serangannya.

BUGH

Darah segar mulai keluar dari hidung Nevan , namun ia hiraukan begitu saja

"Itu doang kemampuan lo? " Jawab Nevan tenang dengan suara lemah, kondisi tubuhnya sudah tidak baik dan ia tau itu. Ia mengatakan hal seperti ini agar Daniel terpancing dan meluapkan amarahnya

𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang