_Three_

70 31 2
                                    

Sorry for typo
Enjoy this story🍬

"haaahh... meresahkan..." Hela salmy untuk yang kesekian kalinya, saat ini ia sedang berkutat menyelesaikan proyek kampusnya

Pagi-pagi sekali ia sudah berangkat dari rumah karna punya kelas pagi dengan dosen killer

"Pusing weh..." Pusing salmy memijat keningnya

Seperti itulah kehidupan si sulung Genandra itu, dikampus pusing karna tugas dirumah pusing karna kelakuan para bocil, kasian mana masih muda jangan ampe stres

"Shadakallahul adziim..."

Setelah lantunan penutup ayat itu terucap, gemuruh tepuk tangan menggema dalam ruangan tersebut.

"MASYAALLAH !!!!"

"Masyaallah, Alhamdulilah....bagus Andini..caramu memainkan nada suara sangat indah, tajwid mu juga semakin bagus, yang lain kalau masih ada yg belum dipahami silahkan bertanya pada Andini! Terimakasih..sekian pertemuan kita.. Assalamualaikum !" Tutur dosen pembimbing mereka keluar dari Ruangan

"WAALAIKUM MUSSALAM ! BAIK PAK!!!" kompak semuanya

"Alhamdulillah..." Ucap Andini membereskan buku-bukunya

"Cieeee...yg dapet nilai tinggi cieeee.." goda teman samping bangku Andini

"Hehe... masyaallah" cengir Andini malu-malu meong

Berbanding terbalik dengan si sulung yg dibuat pusing dengan tugas proyeknya, si sulung kedua Genandra ini malah membuat orang-orang kagum dengan kemampuan Hafizh nya.

Dilain tempat, di kelas keempat bokem, terlihat para murid sudah keringat dingin dengan soal ulangan dadakan yang perhadapkan oleh guru killer terkenal sekolah itu. Yaps, bener Matematika, Mapel tersyintah sepanjang masa, bahkan murid terpintar Matematika dikelas itupun dibuat tak berkutik dengan tingkat kesusahan soal. Ancaman guru killer itu tidak main main-main dengan mengancam akan memberikan nilai dibawah standar kedepannya apabila mereka gagal, tentunya semua murid jadi ketar-ketir, dan bangsatnya semua HP dan buku di kumpul didepan kan gk bisa nyontek cuy.

"Psst..pstt....cukurukuk..." Bisik Nevan Menendang kursi April

"Paan nyet.." Tanya april tanpa mengalihkan tatapannya dan ikut berbisik

"Jawabannya cuy" cengir Nevan

"Hah ?" Bingung April mendekatkan tubuhnya karna suara Nevan yg terlalu kecil

"Jawaban!" Ulang Nevan

"Hah ? Ngomong apaan lu bjir gedein dikit napa" April sepertinya memang sedang budeg on

"JA WA BANNNN kak April bangsyat" Ucap Nevan menekankan setiap katanya namun tetap berbisik

"Matamu jawaban..gw baru dua nomor selesai njir" sinis April

"Yaudah itu aja dlu"

"Ribet njir..sekalian aja ntar"

EKHEMM!!!

"Yang dibelakang kalau sudah selesai silahkan kumpul!" Tegur si guru killer menatap keduanya, hooh jangan salah ges meskipun tau yang ditegur anak yang punya sekolah tapi beliau ini gk ngebeda-bedain murid yg ada disini, semuanya sama, Inilah dia Bu Ismi.

Semua mata langsung tertuju kearah Nevan dan April sedang keduanya hanya bisa tersenyum canggung.

"gegara lu sat.."

"Mana ada yeh orang suara gw pelan..lu tuh budek.."

"EKHEMM!!" deheman Guru tersebut sambil membombastic side eye keduanya

𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang