Sorry for typo
Enjoy this story 🍬Pukul 16.000 Sore
Mansion Genandra
"Salah itu....nih kek gini nih harusnya"
"Sok iye lu monyet"
PLAK!
"Jangan sampai Kakak Jadiin lu pada qurban idul adha yee, makin hari makin dongo, heran"
"Bwahahaha"
Kebisingan itu berasal dari salah satu kamar di Mansion mewah Genandra. Andini daritadi dibuat pusing dengan adik-adiknya yang meminta tolong mengajari mereka cara menulis kaligrafi. Andini yang terheran-heran karena tumben banget gitu mereka mau akhirnya nurut aja, dan sampailah dimana ia harus hipertensi karena mereka.
"Astaga Pril! Ini tuh gak dikasi garis lagi dodol, siniin! " Gerutu Andini menarik kertasnya dari tangan April
"Lagian tumben banget mau belajar nulis Kaligrafi, udah mau join kalian? " Lirik Andini ke arah ketiga adiknya yang hanya cengar-cengir
"Aelah kak, salah kah kalau orang mau belajar? Penasaran ini, soalnya gambar lu kere-keren semua anjir" Celutuk April menatap malas kakaknya itu
"Kalau cuman penasaran hadeeuhh dan btw nih yee itu namanya bakat wir" Bangga Andini mengibaskan rambutnya yang mengenai Syahwah disampingnya
"Eeh... Maaf Wah, gak sengaja" Ucap Andini menahan tawanya, niatnya sekalian ingin menjahili Syahwah namun sepertinya adiknya tidak sedang ingin menganggapi itu.
"Tumben kagak ngereog" Heran Andini menatap aneh Syahwah yang hanya tersenyum tipis
Acaa yang melihatnya hanya berdehem singkat dan pura-pura tidak lihat. Ia kembali menyibukkan dirinya dengan kertas didepannya.
Melihat suasana yang nyaris canggung, April dengan tingkat kepekaannya langsung mengajak Acaa bicara tentang gambar hasil karyanya, agar fokus Acaa teralihkan.
"Hiiihh....Jangan-jangan nih anak satu kesambet hantu got depan sekolah nih" Usap Andini ke wajah Syahwah
"Kak ishh, tangan lu bau dosa" Geplak Syahwah
"Yeeuww ellu sih, tetiba jadi kalem...kan agak laen"
Sementara Syahwah hanya menatap malas Andini.
"Kak! Gini kah? "
Semua mata auto menoleh kearah Nevan dan betapa terkejutnya saat Nevan mengangkat hasil gambarnya yang luar biasa indah dan rapi. Detailnya bahkan sangat teliti dan lebih hidup.
"Eh bjirlah....gak salah ini teh? " Cengo Acaa menarik kertasnya dari tangan Nevan
"Anjrit, keren cok" Spontan April bertepuk tangan dan dengan refleknya Andini dan Acaa malah ikut
"Belajar dari mana Van? Kok bisa sebagus itu? " Andini memicingkan matanya menatap Nevan
"Itu namanya Bakat wir " Julid Nevan meniru nada bicara Andini tadi membuat mereka semua auto ngakak melihat wajah masam Andini
"Asal lu bahagia lah dek"
Andini bangkit dan berjalan masuk kedalam kamar mandinya tanpa mempedulikan tawa laknat adik-adiknya.
"Eh tapi bentar, kok lu bisa sih? " Acaa masih dengan keterkejutannya
"Bisalah, Nevan gitu...mau apalagi nih? Kaligrafi negara mana lagi? Sok, tak jabanin" Bangga Nevan membuat mereka mencibir
"Mentang-mentang otak, bakat, ama ototnya jalan....gini nih" Julid April
"Mommy waktu ngandung nih bocah keknya ngidam otak Albert Einstein" Celutuk April