_Thirtie Four_

27 12 4
                                    

Sorry for typo
Enjoy this story 🍬

Diam adalah cara yang terbaik untuk memendam rasa sakit...
-
-
-
-

1 Minggu kemudian

Pukul 19.50 malam

Ruang tengah, Mansion Genandra

Seperti biasa setelah makan malam, mereka akan berkumpul diruang tengah.  Kondisi Nevan juga semakin membaik jadinya Bram dan Sofi sudah tidak perlu lagi bolak-balik atau kadang nginap disana, mereka hanya datang sesekali seperti biasanya.

Saat ini keempat gadis Genandra yang tergolong warga AHS sedang sibuk-sibuknya berkutat dengan materi pelajaran yang akan menjajah mereka esok hari. Nevan yang memang otaknya encer jadi lebih cepat memahami dan menghafal semua materi dengan cepat tanpa beban, terkadang menjahili ketiga kakaknya yang masih berjuang.

"Woy! Gak lama gue cincang lu njir" Geram April menunjuk Nevan dengan pensil ditangannya

"Ah yang bener lu bann? " Goda Nevan dengan komuk yang kalau orang liat rasanya pengen ditimpuk aja

"F*ck... " April hanya mengacungkan jari tengahnya lalu kembali fokus

"Kiw...cieee ngambek awokawok" Tengil Nevan menusuk-nusuk pipi April dengan Pulpennya namun tidak dipedulikan

Melihat April yang sudah tidak meresponnya akhirnya Nevan mengalihkan tatapannya ke Acaa dan memilih ganti target kejahilan.

"Kiw, cewek namanya siapa nih? " Colek Nevan ke Acaa yang langsung dihadiahi tatapan sinis dari sang empu

"Gak usah colak colek, gue bukan artis dangdut ya jir" Geplak Acaa lalu memasang Headphonennya daripada harus mendengar gangguan tuyul disampingnya

"Ishh, sensi amat" Gerutu Nevan mengalihkan tatapannya ke Syahwah yang lagi adem ayem liatin buku didepannya

"Van! "

Nah kan, baru juga mau ganti target udah di tegur duluan.

"Udah napa, tengil banget heran" Geleng Salmy menatap adik bungsunya itu yang hanya menyengir tanpa dosa

"Kak Udin! Mabar yuk" Ajak Nevan menatap Andini

"Mabar, mabar...baca ulang sana materi lu! Besok lupa tau rasa" Sewot Andini yang lagi ngemil taro

"Kagak bakal ituuu" Bangga Nevan merebahkan tubuhnya disofa dengan tengkurap. Satu tangannya mengusap lembut kepala Tiger alias kucing kesayangannya yang tepat berada di sampingnya

"Helleh, sok iye lu" Lirik malas April

"Nyahut aja lu anjmmmphh"

"Udah diem, bangun koma kok tambah ngeselin anjir" Ucap Andini memasukan segenggam taro kedalam mulut Nevan

"Gak sekalian sama bungkusnya kak" Timpal Syahwah menahan tawanya sementara Nevan yang mendengarnya langsung mendekatkan Tiger ke Syahwah

"HEH! JAUHIN NIH MAHLUK DARI GUE AAARRGGHH" Heboh Syahwah saat Nevan dengan sengaja makin mendekatkan kucingnya

"Berisik ihh" Geplak April ke Syahwah karena daritadi kegiatan belajarnya terus terganggu

𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang