Sorry for typo
Enjoy this story🥰Pagi hari
Mansion Genandra
"Pagi Cil..hoаmmm"
"Pagi, kak"
Suara parau itu milik Acaa yang masih meringkuk di kasurnya. Sementara Nevan sedang mengambil Headphone nya yang pernah ketinggalan dikamar Acaa.yaps...Akhirnya setelah kondisi Nevan yang kian membaik ia akhirnya diizinkan pulang namun tetap dengan pengawasan dokter khusus keluarga Genandra,dan belum bisa diizinkan sekolah oleh Bram,walau sempat berdebat namun ia terpaksa menurut demi kesembuhannya.
Nevan segera beranjak dari meja rias Acaa lalu menarik Kakak Anggunnya itu agar lekas bersiap untuk berangkat sekolah.
"Ayo, Kak..udah siang"
Malas dan kantuk sudah menggerogoti Acaa lagi. Daritadi di tarik-tarik Nevan ia tak kunjung beranjak dari kasurnya.
Jika dibiarkan, anak ini akan molor sampai siang."Aha! gw punya ide! Mwehehe... "
Nevan manusia Ceria itu menyeringai jahat
"Ah..shhh.."
Rintih Nevan palsu
Mendengarnya, tubuh Acaa reflek bangun dan langsung lompat dari ranjang.
"EH ? NEVAN ! WAE?!"
GUBRAK!
"awww..."
Gadis berbalut piama polkadot itu ambruk di depan adiknya yang menahan gelak tawa.
Sadar bahwa Nevan hanya berpura-pura. Acaa menatap dendam wajah Nevan yang sedang tersenyum miring.
"Pagi-pagi dah boongin orang, pamali loh! "Ucapnya sambil mengelus-elus punggungnya yang terbentur lantai
" Mitos ituuu" Julid Nevan dan berlalu dari sana
"Cihh... Untung belum sembuh, kalau enggak udah gue gulung " Gerutu Acaa mulai membereskan tempat tidurnya
"Asekkk Nasgorr..Ihiw!" Tangan Syahwah lincah menyiduk beberapa centong nasi goreng kedalam piringnya.
"Inget yang lain..jangan Maruk! " Andini memperingatkan Syahwah yang nasi di piringnya sudah terbentuk seperti gunung Everest.
"Ntar lu ada kelas siang Kak?" Suara April memecah kesibukan makan mereka. Salmy hanya mengangguk di sela kunyahan makannya.
April memandang Salmy yang masih sibuk dengan piringnya, ia merasa bersalah kepada kakak tertuanya itu. Pasalnya, tentang masalah penyebaran berita Nevan, Salmy tidak diberitahu.
sebelumnya, Ia hanya menghandle bersama teman-teman yang lain.April hanya khawatir, kakaknya akan kehilangan konsentrasi kembali dan berakibat pada ujian akhir nanti. Banyak beban yang sudah ditanggungnya, ia hanya berusaha mengurangi. Itu saja.
Suasana di meja makan hening, tak seperti biasanya. Acaa dan Syahwah yang memiliki kebiasaan memancing keributan juga cuma diam. Andini dan Nevan pun ikut menjadi canggung.
"Kak... April gak bermaksud enggak memberitahu lu... Dia hanya-"
Belum sempat Acaa melanjutkan kalimatnya, Salmy memberanjakkan diri dari kursinya.
Ia masih marah, merasa dikhianati karena cuma dia yang tak mengerti masalah itu. Difikirnya, mengapa harus disembunyikan? Sementara ia yang tertua, ia berhak tau. Bahkan Andini lebih dulu tau daripada dia.
Di kursi itu April menghela nafasnya berat. Acaa meringis melihat keadaan yang tidak biasa. Tangannya bergerak mencari genggaman untuk mencurahkan rasa takutnya.